Peta Kebutuhan Anggota Ppi Amsterdam

Jun 3, 2009 5:18 AM

by binsar

Beberapa saat yang lampau sebuah perkumpulan pelajar indonesia yang berbasis di kota Amsterdam baru saja mengadakan pemilihan Ketuanya yang baru. Saya adalah seorang anggota Dewan Pengawas periode sebelumnya yang mendapatkan mandat untuk menyelenggarakan Pemilu PPIA tahun ini. Saya sadar bahwa siapapun Ketua PPI Amsterdam baru nanti tentunya menghadapi beberapa tantangan yang tidak kecil: melayani kepentingan anggotanya. Kenapa?

Majemuknya anggota PPI Amsterdam membuat Pengurus menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan yang beragam pula. Anggota PPI Amsterdam adalah mereka yang belajar pada lembaga pendidikan di Amsterdam dan/atau Diemen. Jenjang pendidikan yang ditempuh para anggota adalah mulai dari strata satu (Bachelor), strata dua (Master), dan juga strata 3 (PhD). Keberagaman jenjang pendidikan ini merupakan kekayaan dan juga tantangan yang kalau bisa diatasi dengan baik akan menjadi sebuah kekuatan PPI Amsterdam. Saya akan berusaha menjelaskan peta kebutuhan para anggota PPI Amsterdam di bawah ini.

Anggota PPI Amsterdam yang menempuh pendidikan Strata satu adalah mereka yang menyelesaikan pendidikan SMU mereka di Indonesia dan menempuh studi di Belanda dengan biaya sendiri (karena belum ada beasiswa penuh untuk tingkat ini). Kebanyakan dari mereka berada dalam jenjang usia 18 – 23 tahun, menempuh pendidikan di Hogeschool, kebanyakan bekerja paruh waktu, dan tinggal minimum selama 4 tahun di Belanda. Umumnya mereka saling kenal dan memiliki relasi yang erat, berasal dari kota besar misalnya Jakarta, Surabaya, Semarang, atau Medan. Belakangan ada juga anggota yang berasal dari program double degree di universitas, mereka ini memiliki program yang ketat dan tidak memiliki banyak waktu luang. Banyak dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya akan berusaha untuk mencari kerja di Belanda atau melanjutkan pendidikannya. Jika melihat animo program yang diinginkan, kebanyakan mereka menginginkan program yang ‘ringan’, bertujuan untuk ‘saling mengenal’, ‘kumpul-kumpul bareng’, kegiatan seni, dan olahraga.

Anggota PPI Amsterdam yang menempuh pendidikan Strata dua adalah mereka yang: (a) melanjutkan studi dari institusi pendidikan di Belanda; (b) mendapat beasiswa dari berbagai lembaga; (c) biaya sendiri. Umumnya mereka ini akan tenggelam dalam kuliahnya karena padatnya program Master yang mereka tempuh (umumnya program 1 tahun). Bagi yang menerima beasiswa, mereka memiliki kewajiban ekstra untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan sehingga sibuk berkutat dengan pelajarannya sepanjang weekdays dan memilih untuk ‘jalan-jalan’ (menelusuri Belanda atau ke negara lain di Eropa) di weekends (memanfaatkan waktu mereka yang singkat di negeri Belanda). Mahasiwa yang melanjutkan program bachelornya dari institusi Belanda umumnya sudah lebih beradaptasi dan lebih rileks dalam menjalani pendidikannya. Bagi mereka yang belajar dengan biaya sendiri umumnya juga akan memilih untuk ‘jalan-jalan’ pada waktu weekends. Mahasiwa pada kategori ini biasanya berada pada golongan usia 23-40; ada yang sudah menikah; dan lebih terbagi dalam kelompoknya masing-masing karena keterbatasan waktu luang dan minat. Umumnya mereka tidak saling mengenal kecuali karena tinggal di kompleks yang sama (Uilenstede atau Amstel), berada pada fakultas yang sama, pengajian bersama, lembaga beasiswa yang sama (STUNED), sudah saling kenal dari Indonesia, atau kerja di restoran yang sama. Mahasiwa strata dua juga berasal dari berbagai macam daerah di Indonesia dan lebih beragam budayanya. Sulit untuk memetakan kebutuhan jangka panjang mereka, kecuali mungkin untuk membangun jejaring dan memperoleh pengetahuan yang lebih mengenai Belanda dan Eropa.

Anggota PPI Amsterdam yang menempuh pendidikan Strata tiga juga terbagi atas (a) Medewerker penuh waktu (bekerja di universitas sebagai peneliti; (b) peserta sandwich program (hanya berada di Belanda selama 3 bulan dalam setahun); (c) Beasiswa penuh untuk menulis disertasi mereka. Golongan ini berada pada usia yang sangat beragam, status keluarga yang beragam, biasanya sudah bekerja atau mengajar di Indonesia, memiliki minat yang beragam pula. Umumnya berkelompok dalam golongan usia. Yang tinggal di Belanda penuh waktu umumnya sudah beradaptasi, lebih settle, dan biasanya memiliki waktu lebih untuk kegiatan ekstra. Mereka yang mengikuti program sandwich tidak begitu tertarik mengikuti kegiatan yang akan menyita waktu mereka yang singkat di Belanda. Program yang dibutuhkan biasanya lebih ke arah diskusi intelektual (biasanya selalu ada makan2nya) dan juga berfungsi untuk membangun jejaring.

Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa melihat beragamnya latar belakang dan kebutuhan para anggota PPI Amsterdam. Program yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan golongan tertentu biasanya tidak akan mendapat respon dari golongan yang lain. Ini juga menjelaskan sulitnya Ketua-ketua PPI Amsterdam sebelumnya untuk meraih dukungan untuk programnya dari semua anggotanya.

Tulisan ini dibuat untuk membantu siapapun yang ingin mengenali peta identitas PPI Amsterdam berdasarkan anggota dan kebutuhannya. Semoga tulisan ini bisa membantu mereka yang ingin menyumbangkan tenaga dan waktunya untuk kemajuan dan persatuan PPIA.

Viewed 24985 times by 3182 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *