“maria, Ibu Orang Percaya”


Kotbah Minggu, HKBP Salemba
18 Desember 2005

Maria, Ibu Orang Percaya

Saudara-saudara yang terkasih,
Pada hari ini, di minggu Advent yang ke-empat, atau yang terakhir ini, kita akan membaca kisah janji Allah kepada Maria melalui malaikat Gabriel. Namun, sebelum kita membaca Alkitab kita dan melihat apa yang sesungguhnya terjadi, kita akan mendengarkan dulu apa yang mungkin saja terjadi dalam percakapan antara Gabriel dan Maria melalui bantuan kedua orang teman saya….

(membaca cerita)

Ketika Elisabet sudah mengandung enam bulan, Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke Nazareth, sebuah kota di daerah Galilea. Gabriel diutus untuk menemui seorang perawan bernama Maria. Perawan itu sudah bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf, salah seorang keturunan langsung dari Raja Daud.

Suasana malam yang tiba-tiba menjadi hening membuat Maria bertanya-tanya di dalam hatinya.

Maria “Kenapa ya malam ini tenang sekali?”

Tiba-tiba Maria melihat sebuah sosok di depannya. Sosok yang sama sekali tidak dikenalnya. Orang ini memancarkan cahaya dari tubuhnya. Dia terlihat seperti malaikat. Wajah teduhnya memancarkan kasih yang membuat Maria merasa tenang.

Maria “Siapa engkau. Mau apa kau datang kemari?”

Gabriel “Salam, engkau yang diberkati Tuhan secara istimewa! Tuhan bersama dengan engkau!”

Mendengar perkataan orang itu Maria terkejut, sehingga bertanya-tanya dalam hati apa maksud dari salam itu. Anehnya, dia tidak merasa takut bertemu dengan orang asing ini. Dia memberanikan diri dan bertanya,

Maria “Siapa engkau? Mengapa kau berkata seperti itu?”

Lalu orang itu menjawab,

Gabriel “Aku adalah malaikat Tuhan yang membawa kabar baik. Jangan takut, Maria, sebab engkau berkenan di hati Allah. Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak, yang harus engkau beri nama Yesus. Ia akan menjadi agung dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan menjadikan Dia raja seperti Raja Daud, nenek moyang-Nya. Dan Ia akan memerintah sebagai raja atas keturunan Yakub selama-lamanya. Kerajaan-Nya tidak akan berakhir.”

Sangat terkejut mendengar pernyataan ini, Maria bingung dengan terpilihnya dia di antara semua perempuan yang lain. Maria dengan terbata-bata bertanya,

Maria “Bagaimana mungkin saya bisa terpilih dan berkenan di hati Allah? Memangnya kelebihan saya di antara perempuan lain apa? Lagipula saya masih perawan, bagaimana hal itu bisa terjadi?”

Sambil tersenyum Gabriel menjawab,

Gabriel “Roh Allah akan datang kepadamu, dan kuasa Allah akan meliputi engkau. Itulah sebabnya anak yang akan lahir itu akan disebut Kudus, Anak Allah.

Maria semakin terkejut. Bagaimana mungkin Roh Allah akan hinggap atasnya dan membuat dia mengandung. Apakah mungkin seorang perempuan bisa mengandung seorang anak tanpa ada laki-laki yang mengawininya? Apa kata orang-orang nanti? Apa kata Yusuf? Apa kata keluargaku?

Maria “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Apakah benar saya bisa hamil tanpa suami? Hamil di luar nikah? Bagaimana kata orang-orang nanti? Bagaimana dengan masa depanku?”

Tetapi malaikat Gabriel tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan Maria. Dia tetap melanjutkan perkataannya,

Gabriel “Aku tahu kalau ini mungkin kedengaran agak susah dipercaya, tapi ingat, Elisabet, sanak saudaramu itu sudah hamil enam bulan, walaupun ia sudah tua dan orang mengatakan bahwa ia mandul. Orang lain sudah mengatakan bahwa itu adalah tidak mungkin, tetapi untuk Allah tidak ada yang mustahil.”

Masih dengan keterkejutannya Maria berpikir di dalam hatinya,

Maria “Bagaimana orang ini bisa tahu kalau Elisabet memang sudah hamil enam bulan. Benar juga kata orang ini, tidak ada yang mustahil bagi Allah, Elisabet saja yang sudah tidak mungkin hamil itu bisa mengandung. Bagaimana dengan semua rencana-rencanaku ke depan? Bagaimana dengan Yusuf, pastinya dia akan malu dan tidak mau lagi menerimaku. Mana ada orang yang percaya ada perempuan yang masih perawan dan bisa hamil dengan sendirinya? Pasti kalau bukan dia, orang lain yang akan mencibir. Tetapi ini adalah kehormatan dari Tuhan, terpilih di antara perempuan lainnya. Apa yang harus kupilih, kehendak Tuhan dengan resiko cibiran orang lain dan masa depan yang belum pasti atau menjalani rencanaku sendiri?”

Gabriel bertanya kepada Maria sekali lagi…

Gabriel “Lalu bagaimana Maria, mau engkau jadi ibu bagi Putera Tuhan sendiri?”

Saudara-saudara yang terkasih,

Apa yang kita dengarkan tidak benar-benar terjadi. Apa yang sesungguhnya terjadi tercatat di dalam Alkitab kita. Mari kita baca bersama Lukas 1:26-38…

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Jika kita pergi ke Meksiko, atau Brasil, dan kita meneriakkan nama Maria di tengah jalan perkampungan yang ada di sana, maka kira-kira setengah dari perempuan yang ada di kampung itu akan melongokkan kepalanya dari jendela untuk mencari siapa yang memanggil mereka. Di Amerika Serikat, Mary (Maria) adalah nama yang sangat populer. Menurut namestatistic.com, nama Maria tidak pernah keluar dari top 50 nama-nama terpopuler sepanjang masa. Sama seperti di Eropa sekarang, yang terpopuler justru adalah nama Muhammad, karena banyak sekali saudara-saudara Muslim kita yang berasal dari Maroko, Turki, dan tempat-tempat lainnya, yang tinggal di Eropa.

Maksudnya adalah, nama Maria adalah nama yang sangat populer. Bahkan opung saya juga bernama Maria. Kenapa? Coba tanyakan kepada orang yang memiliki nama itu. Jika kita sebut kata Maria, maka orang akan langsung mengingat Maria sebagai bunda Yesus. Perempuan yang terpilih sebagai dia yang melahirkan Sang Juruselamat ke dunia ini.

Saudara-saudara,

Kenapa Maria terpilih? Maria terpilih bukan karena dia telah menciptakan sebuah seni menjadi seorang ibu yang sempurna. Saya percaya bahwa Maria terpilih karena dia menyerahkan rencana hidupnya ke tangan Allah. Maria adalah orang yang memfokuskan dirinya kepada kehendak Allah atas dirinya.

Coba kita ingat kembali percakapan khayalan yang terjadi antara Maria dan Gabriel tadi. Banyak alasan yang bisa saja dikemukakan Maria untuk menjawab permintaan Allah melalui Gabriel. Tetapi Maria berbicara seakan-akan bahwa kehendak Allah adalah hal yang terpenting dalam hidupnya. Pastinya dia memiliki kekhawatiran dengan orang lain yang pasti akan bertanya-tanya tentang kehamilannya. Atau dia juga mungkin memikirkan tentang masa depannya atau bagaimana tunangannya Yusuf akan melihatnya.

Mungkin ada baiknya kita lihat juga konteks Maria saat itu. Maria berkata “bagaimana hal itu bisa terjadi, karena aku belum bersuami?” Pertanyaan Maria ini adalah pertanyaan yang penting karena pada waktu itu, gadis yang hamil di luar nikah akan dilempari dengan batu sampai mati. Keluarganya dan tunangannya akan menanggung malu yang sangat besar, dosanya juga sangat berat, sehingga biasanya mereka akan menyeret perempuan itu ke luar kota dan melemparinya sampai mati. Kita bisa bayangkan begitu besarnya resiko yang diambil Maria untuk memenuhi panggilan Allah tersebut.

Tetapi, kita tidak melihat cerita atau catatan sejarah bahwa Maria kehilangan reputasinya, atau menjadi malu di depan umum. Yang kita ingat sekarang adalah Maria yang memiliki reputasi yang sangat baik di antara semua perempuan, ibu dari Anak Allah yang berinkarnasi menjadi manusia. Saudara-saudara kita yang Katolik bahkan menempatkan Maria pada strata yang sangat tinggi dalam doa-doa mereka.

Coba kita pikir, apakah mungkin Maria sudah mengatahui apa yang akan terjadi kemudian, bahwa Yesus anaknya akan menjadi orang yang sangat terkenal? Apakah dia tahu misi Yesus di dunia ini? Saya rasa tidak. Tetapi hanya satu yang dia lakukan, dia percaya kepada Allah. Meskipun dia tidak sepenuhnya mengerti apa maksud Allah atas hidupnya, namun dia menyerahkan dirinya kepada Allah. Maria sungguh adalah sang ibu yang percaya. Dan kualitas inilah yang membuat Allah memilihnya.

Saudara-saudara yang terkasih,

Pada saat ini, kita mungkin mendengarkan pesan Allah yang pada saat yang sama bisa jadi hal yang menggembirakan namun juga sangat mengganggu kehidupan kita.

Bagaimana jika Allah meminta kita untuk melakukan misiNya di dunia ini. Bagaimana jika kita menghadapi hal yang sama, tiba-tiba ketika kita sedang sendirian di malam hari dan ada sosok yang bercahaya putih dan berjalan mendekati kita. Dan tiba-tiba berkata “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Pada masa sekarang ini, bisa dipastikan bahwa beberapa dari kita bahkan sudah kabur sebelum kita sempat mendengar apa yang hendak disampaikan oleh malaikat itu, karena seringnya kita menonton film dan sinetron yang belakangan ini menjadi mistik semuanya. Bahkan sinetron remaja pun tiba-tiba memiliki ibu peri atau setan penggoda yang jahat.

Pertanyaannya tidak berhenti di situ, pertanyaannya adalah bagaimana kalau Allah memberikan tugas kepada kita, yang justru sangat beresiko dalam hidup kita. Kita mendapatkan tugas yang sangat berat, namun pada saat yang sama adalah sebuah tugas yang sangat mulia. Apa yang akan kita katakan?

Apakah kita pernah merasakan hal seperti itu? Apakah kita pernah mendengarkan suara Allah yang menyuruh kita melakukan sesuatu? Apa jawaban kita? Pesan Allah bisa menjadi pesan yang sangat indah, namun juga pesan yang menganggu seluruh rencana hidup kita. Pesan Allah ini selalu mengubah kehidupan kita 180 derajat.

Satu hal yang dapat kita pelajari dari Maria adalah dia menerima permintaan Allah atas dirinya. Maria menjawab permintaan Allah tanpa keraguan di dalam hatinya. Pertanyaannya, di minggu penantian yang terakhir ini, apakah kita siap ketika hidup kita diminta oleh Tuhan untuk melaksanakan perintahNya? Semoga jawaban kita akan meniru jawaban yang diberikan Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Kiranya Tuhan menguatkan kita. Amin.

Bible Study, Christianity, Reflection Comments 3 Nov 4th, 2008

3 Responses to ““maria, Ibu Orang Percaya””

  1. Eisen Says:
    November 5th, 2008 at 5:44 pm Weh… sesuai even nih. Bentar lagi adven..
  2. muridYesus Says:
    December 7th, 2008 at 8:48 am Elohim sungguh Maha Kuasa, tiada yang mustahil bagiNya !

    Shalom !

  3. Nelson Saragih Says:
    December 26th, 2008 at 2:29 pm Salam kenal Lae,

    Nama Maria menjadi indah dan terkenal karena melahirkan Yesus.
    Sebenarnya kalau ditinjau secara arti kata, Maria berasal dari kata MARA yang artinya Pahit.

    Dan memang benar, jika kita lihat di Alkitab orang yang bernama Maria selalu memiliki kehidupan yang Pahit.

    Dulu, di indonesia setiap lagi yang berjudul maria pasti lagunya selalu sedih. Tapi itu mungkin kebetulan ya…he…he..

    Selamat Natal dan tahun Baru ya Lae….

Viewed 8512 times by 2554 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *