Iman atau Nekat?

Kebaktian Pemuda GKI Kayuputih

Minggu, 29 Juli 2012

Ibrani 11: 1-2, 7-10

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,

Iman atau nekat? Bapak Hari Suwandi, seorang korban dari kumpur Lapindo, eh Lumpur Sidoardjo, yang rumah dan tanahnya di Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, terendam semburan lumpur pada 2006 lalu. Alat kerjanya, yaitu empat mesin jahit dan bahan-bahan kulit dompet dan tas, turut terendam ganasnya luapan lumpur. Ia mendapat ganti rugi kurang lebih Rp 140 juta untuk rumah dan tanah yang tenggelam. Semua ganti rugi itu telah dibayar lunas oleh Minarak Lapindo Jaya. Bapak tiga anak dan kakek empat cucu ini kehilangan mata pencaharian sebagai pembuat dompet dan tas, demikian juga istrinya yang bekerja pada industri mebel rotan. Pembayaran ganti rugi sebesar Rp 40 juta yang dibawa istri dan anaknya saat naik kendaraan umum raib tak berbekas dirampok dengan memakai gendam. Satu-satunya harta yang masih tersisa, yaitu sepeda motor, pun dikemplang tetangganya sendiri. Akhirnya dia memutuskan jalan kaki dari Porong ke Jakarta, “sampai bisa bertemu dengan SBY dan Aburizal Bakrie. Saya berjuang bukan untuk diri saya sendiri tapi untuk anak cucu saya dan korban Porong lainnya. Doakan saya, Mbak.” Sumber: Koran Tempo (http://www.tempo.co/read/news/2012/07/27/058419634/Keluarga-Curiga-Niat-Suwandi-Pejalan-Kaki-Lapindo).

Iman atau nekat? Alfian Ramadani/Dani, sejak kelas III SD belajar naik motor, dan di kelas IV ikut balap liar. Ia pun mendapatkan uang dari hobinya itu. Hebatnya, uang itu ia gunakan untuk membiayai sekolahnya, selain —tentu saja— beli jajan layaknya anak-anak kecil yang lain. Mulanya ia sering kalah. “Biyen iku aku goblok, Mas. Kalah terus (Dulu itu aku bodoh mas. Kalah terus),” cetusnya. “Sepedane Jupiter (Sepedanya Jupiter),” imbuhnya ketika ditanya sepeda motor apa yang pertama kalinya dinaiki waktu ikut balap liar.Namun kekalahan tak membuat nyali bocah cilik itu ciut. Dia terus mencoba dan mencoba. Terlempar dari motor dan terbanting di kerasnya aspal sudah menjadi hal biasa. Singkat cerita, usaha keras itu membuahkan hasil. Dani menang dalam ajang balap liar yang diikutinya. Setelah itu, kemenangan demi kemenangan terus diraihnya meskipun lawan tandingnya rata-rata berusia jauh lebih tua. Inilah yang membuat namanya kemudian semakin dikenal di dunia balap liar. Berkat kemahiran dan keterkenalannya itu, banyak penghobi motor menyewa jasanya untuk menjadi joki di ajang balap liar. Dari mereka, setiap kali berhasil menang, Dani mendapatkan komisi 20 persen dari uang taruhan. Sumber: DUTA MASYARAKAT, 04 April 2010

Iman atau nekat? Pasangan Faisal Basri – Biem T. Benjamin, pasangan tokoh ekonom yang memiliki integritas tinggi, dan tokoh pengusaha sekaligus politisi muda yang merakyat dan berani dalam memperjuangkan hak-hak sipil saat sebagai anggota DPD MPR RI yang lalu. Keduanya memilih jalur independen dalam pilkada gubernur DKI Jakarta 13 Juli lalu. Mereka tidak percaya dengan jalur politik yang cenderung akan mengikat gerak mereka untuk sungguh-sungguh melayani rakyat. Faisal Basri Batubara bahkan rela melepas kediaman bergaya minimalisnya di Jalan Ciasem III Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, senilai miliaran rupiah tersebut untuk menambah pendanaannya dalam Pilkada DKI 2012 ini. “Pokoknya saya jual rumah, terus beli rumah yang harganya kira-kira separuh dari rumah yang dijual, sisanya buat tabungan sekolah anak sama buat biayain pilkada,” ujar Faisal kepada Kompas.com saat temu warga di Jalan Batu I, Gang Arab RT 12 RW 01 Nomor 43C, Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2012). Dia beserta keluarga pun kini mengontrak di sebuah rumah yang dibangun sekitar tahun 1950-an di sekitar rumah terdahulunya, yaitu di Jalan Ciasem I Nomor 22, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sumber http://www.faisal-biem.com/ dan http://kompas.com

Iman atau nekat? GKI Yasmin di Bogor sampai sekarang masih beribadah di jalan depan gereja sebagai tanda protes mereka atas keputusan Walikota Bogor Diani Budiarto tertanggal 11 Maret 2011 tentang Pencabutan Keputusan Wali Kota Bogor Nomor 645.8-372 Tahun 2006 tentang Izin Mendirikan Bangunan atas Nama Gereja Kristen Indonesia yang Terletak di Taman Yasmin, Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat. Pihak GKI Yasmin menegaskan tidak akan pernah menerima tawaran relokasi bangunan gereja dari pemerintah. GKI Yasmin mendesak agar pemerintah menjalankan putusan Mahkamah Agung dan rekomendasi Ombudsman RI.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita akan bicara mengenai perbedaan iman dan nekat. Bacaan Alkitab kita kali ini memang bicara tentang iman. Tema yang dipilih mau mengajak kita berpikir tentang perbedaan iman dan nekat.

Kalau begitu saya mulai dulu dengan nekat. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa nekat adalah berkeras hati; dengan keras atau kuat kemauan; terlalu berani (dengan tidak berpikir panjang lagi). Dalam bahasa Inggris, nekat adalah reckless, yaitu utterly unconcerned about the consequences of some action; without caution; careless (usually followed by of): to be reckless of danger; characterized by or proceeding from such carelessness: reckless extravagance.

Nekat di dalam bahasa Yunani προπετής (propetes) dalam dua kejadian bisa diterjemahkan dengan 2 Tim. 3:4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.” Atau Kisah 19:36, “Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak.” Jadi dalam bahasa Yunani, nekat itu sebenarnya lebih berarti “tidak berpikir panjang, dan terburu-buru bertindak.”

Ada perbedaan antara “berkeras hati” atau “terlalu berani” dengan “tidak berpikir panjang” dan “terburu-buru bertindak.” Saya sendiri merasa bahwa definisi nekat yang sering sayang gunakan agak sesuai dengan “terburu-buru bertindak tanpa pertimbangan panjang lagi.”

Karena itu mari kita lihat definisi iman. KBBI mengatakan bahwa iman adalah kepercayaan (yang berkenaan dengan agama); keyakinan dan kepercayaan kpd Allah, nabi, kitab; atau ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin. Iman sebenarnya tidak melulu harus berhubungan dengan agama atau kepercayaan. Sementara itu dalam bahasa Inggris, faith diterjemahkan sebagai confidence or trust in a person or thing; belief that is not based on proof; belief in God or in the doctrines or teachings of religion; belief in anything, as a code of ethics, standards of merit; a system of religious belief. Karena agak luasnya arti iman ini, maka marilah kita juga melihat arti aslinya dalam bahasa Yunani.

Dalam bahasa Yunani, πίστις/pístis (242 kali dalam PB) berarti trust, confidence in, atau assurance. Misalnya ajakan untuk beriman kepada Allah (Mrk 11:22); atau karena kita berjalan dalam iman bukan penglihatan (2 Kor. 5:7). Iman itu memiliki unsur kepercayaan, dan bukan karena perhitungan matang semata-mata.

Sementara itu, banyak hal yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari juga berdasarkan kepercayaan atau jaminan. Apakah ini juga dilandasi pada iman?

Misalnya, darimana anda tahu bahwa matahari akan terbit di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat? Atau mungkin bagaimana anda yakin bahwa lampu anda akan menyala kalau tombol dinyalakan? Bagaimana anda tahu bahwa mobil berjalan ketika kunci dimasukkan? Bagaimana anda tahu bahwa pasangan anda tidak sedang selingkuh dari anda ketika mereka tidak bersama kita?

Atau di Indonesia ini, kita sudah serba susah dalam memilih makanan. Mau bakso, ada boraks, mau sayur dan buah ada boraks, mau ikan ada bakteri salmonella dan limbah di laut yang mencemari kehidupan laut, makan tempe bongkrek, biscuit beracun, sapi gila, ayam kena flu burung, daging babi juga. Bagaimana kita yakin bahwa restoran tempat kita makan mengolah makanannya dengan baik? Berdoa!

Bahkan dalam berlalu lintas juga kita sering mengendara berdasarkan kepercayaan dan bukan iman. Bagaimana kita yakin bajaj atau metromini atau pengendara sepeda motor akan belok ke mana? Iman.

Dalam ilmu pengetahuan/ilmu eksakta, banyak hal yang sebenarnya kita dasarkan pada iman. Memang dalam rumus matematika kita percaya bahwa 1 + 1 adalah 2. Tetapi untuk bisa mencari rumus dari suatu hitungan, maka kita perlu memiliki kepercayaan bahwa tidak akan ada derivasi dari hal yang normal kita terima/lihat. Kita perlu imajinasi untuk menemukan rumus baru, dan keluar dari pakem yang normal.

Karena itu, iman dalam kekristenan juga dihubungkan dengan karunia dari Allah, dan tidak dapat muncul dari manusia itu sendiri. Karena itu, iman berbeda dengan kepercayaan atau keyakinan manusia. Iman adalah jaminan/garansi dari Allah yang diberikan kepada manusia. Satu hal yang pasti, Iman, dalam pengertian Alkitab, selalu diterima dari Allah dan tidak pernah lahir sendiri dari keyakinan kita.

“Efesus 2:8 Sebab karena kasih karuniav  kamu diselamatkanw  oleh iman2 ;x  itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu3 :y  jangan ada orang yang memegahkan diri.” Ada beberapa ayat Alkitab lagi yang menguatkan argumen ini.

Yang menarik adalah perkataan John Calvin, bahwa “Faith is a persuasion from God that we receive as He grants impulse. Faith is always the work of God and involves hearing His voice – whereby the believer lays hold of His preferred-will .”

Karena itu saudara-saudara,

Iman dan kepercayaan, apalagi nekat, tentu istilah yang berbeda. Iman berhubungan dengan karunia dan kepercayaan kita kepada Allah. Ada unsur kepercayaan dan jaminan bahwa Allah akan menunjukkan hasil yang terbaik. Itu adalah iman. Iman muncul karena hikmat dan suara Allah, nekat datang dari pikir panjang untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Karena itu, perbedaan antara iman dan nekat, menurut saya, bisa juga diperiksa dari sikap kita menghadapi hasil akhir yang kita jalani. Iman membantu kita untuk melihat peristiwa/pilihan yang buruk menjadi bermakna dan menjadi pelajaran bagi kita; dengan mata iman kita percaya dengan garansi dari Allah bahwa ketika hal yang kita imani belum terjadi, maka kita tidak menjadi putus asa karenanya.

Kalau kita teruskan membaca Ibrani 11 di akhirnya dikatakan, “11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. 11:40 Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.”

Kita tidak akan pernah menemukan semua jawaban dalam tantangan hidup ini.

Bagaimana kalau kita kembali ke soal di awal, keempat masalah yang menjadi pertanyaan saya. Bagaimana caranya? Nah, ini yang menjadi topik pembicaraan lain, karena kita bicara soal perbedaan iman dan nekat. Kasus Hari Suwandi dia berjalan karena iman atau nekat? Kasus Alfian Ramadani sang pembalap cilik melakukannya karena iman atau nekat? Kasus GKI Yasmin iman atau nekat? Dan kasus Faisal Basri-Benyamin Biem itu iman atau nekat?

Kita juga mungkin tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kalau kita memilih jalan sebaliknya. Tetapi iman akan membantu kita memilih jalan yang benar. Bagaimana caranya menemukan jalan yang tepat itu, itu adalah tema lain dalam renungan yang lain mengenai mendalami iman dan menjalani iman.

Satu hal yang pasti, ketika anda dekat dengan Allah, dengan doa, maka anda akan bisa memilih langkah yang baik. Salah satu tips adalah dengan doa pagi, di mana anda mengambil langkah diam dulu, dan tidak langsung melakukan apa-apa, berefleksi dan mencatat refleksi anda. Semoga Allah memberikan kita karunia sehingga kita bisa memilih segala sesuatu dalam hidup kita dengan iman  yang benar kepada Allah. Amin.

Viewed 12385 times by 3884 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *