It’s Good and It’s True

File:Journey band.JPGKhotbah Minggu Quasimodogeniti (Seperti anak yang baru lahir)

HKBP Sutoyo, 15 April 2012

It’s Good and It’s True: Kristus Betul-betul Menjadi Manusia

Karena Itu Hiduplah dalam Terang

1 Yohanes 1:1-7

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Sebuah band rock Journey baru saja menemukan vokalis mereka menggantikan vokalis yang sudah meninggal. Cara mereka menemukan vokalis baru ini agak unik. Suatu ketika sang pemain gitar sedang browsing youtube untuk melihat video-video lagu mereka, dan dia melihat video sebuah band lokal The Zoo di Filipina yang sedang menyanyikan lagu mereka. Yang luar biasa adalah suara vokalis band lokal Filipina ini mirip dengan vokalis Journey yang lama. Manajemen Journey memutuskan untuk menelepon Arnel Pineda, sang vokalis, untuk mengajaknya mengikuti audisi vokalis Journey. Ketika Arnel menerima telepon dari sang gitaris Neal Schon, dia tidak percaya, dan mengira bahwa ini adalah sebuah lelucon dari teman-temannya. Dia masih setengah tidak percaya ketika dia melihat tiket untuk terbang menuju audisi, dan dia baru percaya bahwa hal ini bukan mimpi ketika dia tiba untuk audisi. Intinya, kadang-kadang dalam hidup ini ada hal-hal yang terjadi yang di luar mimpi kita, namun betul-betul terjadi.

Saudara-saudara, surat Yohanes ditulis untuk menghadapi kaum Gnostik yang tidak percaya bahwa Yesus adalah anak Allah yang datang dalam rupa seorang anak manusia. Saya akan sedikit menjelaskan dulu mengenai apa itu ajaran Gnostis untuk dapat mengerti mengapa Yohanes menulis surat ini. Gnostis adalah ajaran yang membedakan dunia spiritual dan dunia fisik. Buat mereka dunia nyata/fisik ini adalah jahat (evil), dan dunia roh adalah baik. Karena itu, Allah yang adalah Roh, seharusnya tidak bisa menjadi manusia dalam bentuk daging yang adalah jahat. Karena itu mereka tidak percaya bahwa Kristus adalah Mesias, Anak Allah. Mereka juga mengajarkan bahwa tidak mungkin Kristus menjadi manusia, mati sebagai manusia, lalu bangkit, sementara manusia itu pasti berbuat jahat karena daging adalah jahat. Buat mereka, Yesus itu sebenarnya cuma Roh Allah yang terlihat sebagai manusia yang berjalan-jalan bersama murid dan tidak pernah menjadi manusia.

Karena pemisahan tubuh dan roh mereka melihat bahwa tubuh adalah jahat, maka yang penting adalah selama roh kita baik, apapun yang diperbuat daging tidak menjadi masalah. Justru di sinilah letak masalah Jemaat yang dihadapi Yohanes. Karena ajaran ini, banyak anggota Jemaat kembali kepada keinginan daging. Mereka beranggapan selama niat/roh baik, apa yang dilakukan daging bukan masalah, karena nanti kita akan dinilai oleh kebersihan hati kita. Ada dua jenis orang yang terpengaruh oleh pandangan ini, satu: mereka mengasingkan diri dan bermeditasi tidak mau ikut urusan dunia, lalu yang kedua yang berbuat sesuka hati karena merasa apa yang ada dalam hati tidak terpengaruh oleh kejahatan tubuh. Akibatnya, banyak anggota Jemaat yang terpengaruh akhirnya ikut hidup dalam dosa. Mereka mabuk, berpesta pora, dan berbuat jahat.

Karena itulah Yohanes menulis surat ini dan sepertinya mau mengatakan, “Bukan itu kehidupan yang benar, menjadi anak Allah berarti hidup dalam terang, baik tubuh maupun jiwa.” Kita tidak bisa memisahkan apa yang dilakukan tubuh kita dengan apa yang kita pikirkan. Jika rohmu ada di dalam terang maka hidupmu juga harus menunjukkan terang.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Inilah yang ingin diajarkan oleh Yohanes kepada Jemaat di Yohanes. Jika kita mengaku hidup di dalam Allah, maka tindakan/kehidupan kita juga harus menunjukkan bahwa kita adalah anak Allah.

Karena itu, apa yang bisa kita pelajari dari surat Yohanes ini? Ada dua pelajaran utama yang bisa kita simak bersama.

Pelajaran pertama: Kristus adalah Firman yang hidup (1 Yoh. 1:1-4).

Yohanes ingin menolak ajaran yang mengatakan bahwa kalau Kristus itu Tuhan, maka tidak mungkin Kristus itu betul-betul mengambil rupa seorang manusia. Mereka berpendapat bahwa Kristus tidak pernah hidup dan lahir dari Maria, yang ada hanya Roh Allah yang mengambil rupa manusia. Yohanes menjawab dan menyaksikan bahwa mereka telah mendengar, melihat, menyaksikan, dan meraba Kristus dengan tangan mereka sendiri. Artinya tidak dapat diragukan lagi bahwa Yesus betul-betul hidup sebagai manusia. (harusnya sebagai Roh kan tembus pandang – ingat film Ghost?)

Lucunya, pada masa kita sekarang ini, yang kita hadapi bukanlah orang yang tidak percaya bahwa Kristus adalah Firman Allah yang menjadi manusia; orang sekarang justru meragukan ke-Tuhan-an Yesus. Banyak buku atau penelitian yang berusaha menunjukkan bahwa Yesus adalah manusia dan bukan Allah, sementara dulu orang berusaha menunjukkan bahwa Yesus adalah Roh Allah yang tidak mungkin mengambil bentuk manusia. Sekarang ini banyak orang yang mulai ragu karena ketuhanan Kristus itu tidak ilmiah dan tidak masuk akal. Secara teologis, ada juga teolog yang menggugat ketuhanan Yesus.

Karena itu apa yang Yohanes katakan perlu kita simak sekali lagi:

Bahwa “1:1 Apa yang telah ada sejak semula (berarti Kristus telah ada sejak semula), yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami,  yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami (artinya benar-benar hidup, sudah dipegang-pegang) tentang Firman hidup (di sini kata Yunaninya adalah logos – menariknya dalam bentuk netral) itulah yang kami tuliskan kepada kamu.”

Kejadian 1 menuliskan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Yohanes 1 mengatakan pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalah Allah. Lalu 1 Yohanes 1mengatakan bahwa Firman hidup itulah yang mereka beritakan dan saksikan. Ini menunjukkan kesaksian Alkitab bahwa Kristus betul-betul Firman Allah yang hidup. Kalau masih ada yang bertanya soal di mana Alkitab pernah berkata bahwa Yesus adalah pribadi Allah yang menjadi manusia, maka anda bisa menjelaskannya melalui ayat ini.

Yohanes menuliskan ini sebagai sebuah cerita kesaksian (ay. 2). Apa maksudnya kesaksian itu? Untuk meyakinkan orang yang tidak percaya bahwa Kristus itu pernah hidup.

Saudara-saudara, dalam hidup ini kadang-kadang ada beberapa hal yang membuat kita tidak percaya bahwa hal itu terjadi. Some things in life are too good to be true. Sometimes, when it’s too good to be true, then it cannot be true.

Misalnya, dengan semakin onlinenya dunia ini, semakin banyak penipuan yang terjadi. Yang terutama adalah dalam proses jual beli dunia online. Apakah ada yang punya usaha online? Apakah ada yang usaha menipu online? Tips utama dalam membeli barang-barang online adalah persis kata yang saya katakan tadi, when it’s too good to be true, then it cannot be true. Ingat ini saudara-saudara. Dalam membeli barang online, kalau harganya murah, terlalu murah dari yang lain, maka biasanya itu adalah penipuan.

Kalau dulu bukan online, macam-macam tipuan jualan. Misalnya jual durian terlalu murah, katanya matang semua ternyata memang yang dibuka yang matang, karena murah beli banyak, akhirnya banyak yang busuk. Atau mereka yang menjual dompet, tas, dll, katanya kulit, baunya juga bau kulit, tetapi harganya murah sekali, ternyata bukan kulit (biasanya pakai dibakar dulu di depan kita – sintetis juga tidak langsung meleleh kalau hanya dibakar seperti itu).

Macam-macam penipuan online:

– email yang menyatakan bahwa dia pewaris dari kekayaan yang perlu tabungan di luar negeri untuk memindahkan uang itu, namun kita perlu membayar dulu.

– penjualan barang yang terlalu murah. Waktu itu saya pernah mencari playstation 3 online di belanda

– penipuan sewa/jual beli rumah, di foto kelihatan bagus, tapi waktu kita datang ternyata rumahnya tidak ada, bahkan no/nama pemilik rumah juga tidak ada.

– bahkan sekarang sudah ada juga yang namanya hipnotis online. Saya sendiri penasaran dan tidak mengerti bagaimana caranya menghipnotis online. Mungkin perlu juga dipelajari untuk menambah jemaat :)

Tetapi saudara-saudara, prinsip hidup tidak selalu memakai prinsip jual beli online tersebut. when it’s too good to be true, then it cannot be true.

Saya baru menikah dua minggu yang lalu. Setelah menikah, kalau saya bangun pagi lebih dulu dari isteri saya, kadang-kadang saya suka memegang pipinya untuk mencek apakah memang hal ini nyata atau tidak karena it’s too good to be true. Mungkin hal ini terjadi karena masih berada dalam periode mesra. Semoga prinsip itu tidak berubah menjadi it’s too bad to be true. Sesudah beberapa lama dalam pernikahan, lalu saudara melihat orang di sebelah dan menepuk jidat, it’s too bad to be true, atau ternyata ini bukan mimpi buruk. Intinya, tidak semua hal di dalam hidup ini too good to be true. Beberapa hal memang it’s good, it’s really good, and it’s true.

Persis hal inilah yang Yohanes tuliskan, it’s too good, and it’s true. Ya, benar, Kristus benar-benar hidup dan kami sudah melihat, dengar suara-Nya, lihat wujud-Nya, saksikan kehidupan-Nya, meraba-raba-ya. Dan inilah yang dikatakan Yohanes kepada jemaatnya.

Tetapi hal ini membawa konsekuensi. Inilah pelajaran kedua kita: Persekutuan dengan Allah membawa kita dalam hidup yang terang.

Jemaat yang terpengaruh pengajaran Gnostik berpendapat bahwa, yang penting adalah Roh yang baik, apapun yang dilakukan daging tidak berpengaruh terhadap kehidupan Roh kita nanti. Karena itu banyak anggota Jemaat yang tetap melakukan kejahatan meskipun mereka mengaku sudah hidup di dalam Allah. Yohanes berkata, “Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran (ay. 16).

Bagaimana saudara tahu bahwa saudara adalah orang Kristen?

Saudara tidak boleh memisahkan Roh dan tindakan sehari-hari. Kalau kita mengakui Kristus dalam hati maka kita juga harus mengakui Kristus dalam perbuatan kita. Kalau kita masih melakukan kejahatan dalam kehidupan kita, seperti apa yang telah saya tanyakan tadi, kalau ada yang berprofesi sebagai penjahat online, atau kejahatan lainnya, maka saudara harus mengubah hidup saudara. Pikiran dan perbuatan harus sejajar dalam melaksanakan Firman Tuhan.

Ada satu pepatah yang menurut saya agak absurd dalam penggunaan sehari-hari. Ada orang yang menggunakan alasan, “yang penting kan niatnya” atau “it’s the thoughts that counts.”

Kenapa absurd? Kalau hal ini kita gunakan dalam hal tidak jadi memberi kado, atau dalam peristiwa berbahagia, maka biasanya orang memakluminya. “Maaf tidak sempat memberi kado, kemaren sudah niat mau beli tapi akhirnya tidak sempat.” Alasan seperti ini akan dimaklumi, dan orang akan mengatakan, “Yang penting kan niatnya.”

Tetapi gunakan kalimat yang sama dalam kejadian buruk, “Maaf saya tidak menolong anda waktu anda dipukuli, tadinya sudah niat mau nolong tapi akhirnya tidak sempat.”

Atau, “Maaf saya tidak membantu nenek itu menyeberang jalan, tadinya sudah niat bantu tapi akhirnya tidak sempat.” Mungkin lanjutannya pun menjadi, “karena tidak sempat, permintaan maaf ini juga cuma ada di niat saja.” Apakah anda akan tetap berkata, “yang penting kan niatnya?”

Roh yang berpikir memang penting dalam memasuki kehidupan terang dalam Kristus, tetapi melakukan Firman Tuhan sebagai anak-anak terang juga penting. Bukan hanya niat yang penting, tindakan kita juga penting sebagai anak terang.

Efesus 5:8-9 menunjukkan hal ini dan mengatakan “8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, 9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.”

Jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita harus juga hidup di dalam terang.

Percayalah, Kristus memang Anak Allah yang dilahirkan sebagai anak manusia yang hidup untuk kita, dan karena kita hidup dalam dia, hiduplah juga dalam terang: dalam pikiran dan perbuatanmu! Amin.

 

Pdt. Binsar Jonathan Pakpahan

Viewed 22833 times by 4531 viewers

One Comment

  1. tina haisma saragih

    I beli’f that it’s too good, to be true, and it’s really true…

    tp sulit untuk hidup dalam terang, dlm pikiran, perbuatan dan dlm perkataan.
    hanya dengan mengandalkan pengampunan, pertolonganNya saja …

    Mengnai hypnotis, kata seorang ibu waktu kami di dordrecht ada juga di Holland, teman dekatnya udah kena sekali, kalung di ambil/ dikasikan.

    aku ga pernah dengar “yg penting niatnya”dan takkan mau aku bilangnya,soalnya yg penting buatku adalah “pelaksanaannya” haha…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *