Kebangkitan Kristus Memberi Bagian Kekal

Khotbah Paskah GKIN Tilburg

1 Petrus 1:3-5

 

Kebangkitan Kristus Memberi Bagian Kekal


The Da Vinci Code, sebuah best-seller yang telah terjual lebih dari 60 juta kopi, dan juga telah diangkat ke layar lebar, adalah sebuah novel fiksi karya Dan Brown yang mengguncang dunia. Buku ini menceritakan bagaimana seorang ahli simbol Robert Langdon menjadi terlibat dalam sebuah konspirasi tingkat tinggi dalam sebuah dua buah komunitas Priory of Sion dan Opus Dei. Salah satu teori yang dikemukakan dalam buku ini adalah bahwa Yesus Kristus tidak pernah mati di kayu salib, melainkan terus hidup, menikah dengan Maria Magdalena, dan memiliki seorang anak. Langdon kemudian menyajikan beberapa teorinya seputar karya-karya Leonardo da Vinci yang diduga adalah anggota komunitas Priory of Sion, sebuah komunitas yang didirikan untuk melindungi garis keturunan Yesus.

 

Buku ini mencampur bukti fiktif dan sejarah sedemikian rupa, sehingga kita akan mudah terbawa dalam gaya bercerita Dan Brown apabila kita tidak membacanya dengan kritis. Tetapi tidak semua fakta yang disajikan adalah benar. Salah satu buku yang menjadi sumber novel ini adalah “Holy Blood, Holy Grail” karya Pierre Plantard di tahun 1982 yang bercerita pertama kali mengenai garis keturunan Yesus. Dalam akhir buku tersebut Plantard mengklaim bahwa dia sendirilah keturunan Yesus yang masih hidup.

 

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,

Kematian dan kebangkitan Kristus bukanlah imajinasi para murid, melainkan suatu kenyataan. Paulus mengatakan di 1 Korintus 15 bahwa Yesus sudah menampakkan diri kepada Kefas, kedua belas murid, kemudian lima ratus murid, Yakobus, semua rasul, dan juga kepada Paulus sendiri. Ketika Yesus ditangkap dan disalib, para murid menjadi takut dan bersembunyi, bahkan Petrus menyangkal hubungannya dengan Yesus. Tetapi sebuah peristiwa besar mengubah mereka menjadi berani mengabarkan kebangkitanNya sampai ke seluruh bangsa. Kebangkitan Yesus telah memberikan para murid semangat yang luar biasa untuk mengabarkan Injil. Apabila Yesus tidak benar-benar bangkit maka para murid tidak akan pernah berani menyebarkan Injil.

 

Petrus menjadikan alasan ini sebagai pembuka suratnya. Alasan mengapa Petrus menulis surat ini adalah karena Jemaat yang ada di beberapa tempat di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia sedang mengalami kesusahan karena menjadi Kristen. Pada waktu itu terjadi penganiayaan terhadap agama Kristen. Gubernur Plinius, yang memerintah di Asia Kecil waktu itu,  sangat membenci agama Kristen, bahkan selalu mencari alasan untuk dapat menjatuhkan hukuman bagi orang Kristen. Karena tekanan tersebut, maka surat ini ditulis untuk memberikan nasihat kepada jemaat tentang hidup praktis sesuai dengan iman Kristen dan cara menghadapi cobaan dan penderitaan, dengan memberikan penghiburan, menguatkan para pembaca untuk dapat bertahan dan bertekun dalam penganiayaan yang sedang terjadi.

 

Salah satu penghiburan utama yang diberikan oleh Petrus kepada orang yang sedang tertindas dan kesusahan adalah kebangkitan Kristus. Kebangkitan Kristus menunjukkan bahwa Kristus berhasil mengalahkan maut. Dengan kemenangan ini Kristus menunjukkan bahwa kuasa Allah lebih kuat daripada kuasa maut. Di dalam hidup ini tidak ada yang pasti selain maut. Tidak ada manusia yang bisa menipu maut.

 

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,  Ada berbagai cerita yang menunjukkan usaha orang untuk menipu maut. Ada dongeng rakyat di Eropa yang menceritakan seseorang yang berusaha menipu malaikat maut dengan lilin. Dia berjanji kalau dia akan mengikut sang malaikat maut kalau lilin yang dipegangnya habis terbakar. Lalu laki-laki ini meniup lilinnya sehingga lilinnya tidak pernah habis terbakar. Ada orang yang berpaling kepada cara medis untuk hidup sehat. Berbagai cara kita cari untuk menaklukkan maut namun maut tetap datang.

 

Setelah kebangkitan Kristus, maut dikalahkan. Artinya manusia pun memiliki harapan untuk memperoleh kehidupan yang kekal itu, selama dia percaya kepada Allah. Ini juga yang membuat orang percaya menantikan sebuah kehidupan baru yang lebih baik dan kekal bersama Allah.

 

Kebangkitan Kristus memberi semangat kepada Jemaat yang sedang menderita pada waktu itu. Hidup yang singkat ini tidak ada artinya dengan kehidupan sesudah maut nanti. Setelah maut dunia, kita memperoleh kehidupan yang kekal. Kepercayaan ini yang membuat banyak orang Kristen mula-mula setia di dalam Kristus meskipun mereka harus menderita. Penderitaan itu dipandang sebagai sebuah ujian untuk iman. Seperti cara mendapatkan emas murni, untuk mendapatkan kemurnian iman seseorang harus diuji untuk dibersihkan dari campuran yang lain. Inilah apa yang hendak Petrus sampaikan kepada para Jemaat, dan juga kepada kita.

 

Kebangkitan Kristus adalah tema utama dalam iman Kristen. Kalau tidak ada kebangkitan, maka kematian telah menang dan Kristus tidak punya kuasa atas kematian. Kalau tidak ada kebangkitan, maka tidak ada yang istimewa dari Yesus, kecuali dia hanya seorang tokoh kharismatik yang meninggal 2000 tahun yang lalu. Pusat ajaran Kristen adalah Kristus yang mati untuk dosa-dosa kita dan bangkit mengalahkan maut.

 

Tetapi justru ajaran inilah yang ingin ditolak oleh banyak teori belakangan ini. Bukan hanya buku The Da Vinci Code, ada juga teolog yang meneliti sejarah Yesus yang mengatakan bahwa ada kemungkinan Yesus tidak pernah mati di kayu salib. Menurutnya Yesus ditangkap setelah dia marah dan mengobrak-abrik dagangan di Bait Allah dan dihukum mati. Semua kisah mengenai kematian dan kebangkitan hanyalah rekaan para murid belaka.

 

Kenapa begitu banyak orang yang mau mengatakan Yesus tidak benar-benar mati dan bangkit? Apa sebenarnya arti kebangkitan? Kita bisa melihat bahwa peristiwa kebangkitan adalah peristiwa yang membangkitkan harapan. Sebuah novel yang baik selalu memiliki bagian di mana sang “jagoan” kalah dan hampir mati. Tetapi di bagian akhir biasanya dia akan mendapatkan inspirasi dan kemudian menang mengalahkan kejahatan. Tetapi sebelum sang ‘jagoan’ kita menang, kita selalu berharap bahwa dia akan mengalahkan kejahatan. Kita selalu menyimpan harapan bahwa cerita itu akan berakhir dengan baik.

 

Dalam peristiwa penyaliban, bagian klimaksnya adalah peristiwa kematian Yesus. Tanpa kebangkitan, cerita kematian Yesus tidak ada gunanya dan hanya menjadi sebuah cerita sedih tanpa harapan. Bayangkan film Superman di mana Louis Lane mati karena terjepit dalam mobilnya. Bayangkan buku Harry Potter 6, di mana Kepala Sekolah Dumbledore meninggal dan JK Rowling tidak pernah menulis buku ke 7. Tanpa peristiwa selanjutnya film Superman dan buku Harry Potter hanya menjadi cerita kesedihan dan keputusasaan. Tetapi akhirnya Superman berhasil mengubah waktu untuk mencegah kematian Louis Lane dan Harry Potter berhasil mengalahkan Voldermort.  Demikian juga peristiwa kebangkitan mengubah segalanya. Peristiwa kebangkitan membawa harapan sehingga para murid menjadi berani dan mengabarkan Injil ke seluruh dunia.

 

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus. Tanpa kebangkitan, maka peristiwa kematian Kristus hanya menjadi sebuah cerita yang mengandung keputusasaan. Tanpa kebangkitan, para murid tidak akan bersemangat untuk menyebarkan kabar baik ini. Mereka akan lari dan bersembunyi seperti Petrus yang menyangkal Kristus sampai tiga kali. Tetapi Kristus bangkit. Dia bangkit dan mengalahkan maut. Karena itu buat kita, kehidupan adalah Kristus, dan kematian adalah keuntungan karena kita memperoleh kehidupan kekal. Ini adalah janji yang kita terima dalam Kebangkitan Kristus.

 

Setelah beberapa tahun di Belanda, saya juga merasakan bahwa tanpa spring, maka musim dingin hanya menjadi musim yang depresif. Namun, di musim dinginlah kita bisa menanam tulip dengan harapan bahwa pada waktunya dia akan tumbuh dengan indah. Setelah kegelapan winter selalu ada matahari spring yang menyambut perubahan musim. Daun tumbuh, bunga mekar, burung berkicau, dan paskah menyambut kita di musim semi. 40 hari masa pra-paskah kita rayakan dengan kemenangan Kristus atas maut. Kegelapan berganti terang.

 

Peristiwa kebangkitan Kristus memberi kita harapan akan kehidupan kekal. Harapan kita adalah Allah tidak melupakan kita. Dia begitu mengasihi kita sehingga Dia mengirimkan AnakNya yang tunggal untuk kita. Allah seperti ini adalah Allah yang lebih dari pantas untuk kita kasihi. Harapan kita adalah, ketika kita menderita untuk Kristus, kita akan memperoleh kehidupan yang kekal dalam waktunya nanti. Amin.

 

Viewed 12402 times by 3093 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *