Tugas Murid Yesus

Khotbah Minggu 8 Januari 2012,

GKIN Regio Nijmegen

Peneguhan Penatua dan Perjamuan Kudus

 

 

Tugas Murid Yesus

Markus 6:7-13

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,

Jemaat GKIN Regio Arnhem Nijmegen yang saya kasihi,

Ini adalah kali terakhir saya akan berkhotbah di Regio Arnhem Nijmegen, paling tidak di tahun ini. Terima kasih untuk semua kerja sama yang boleh kita jalani bersama. Banyak pelajaran hidup yang saya terima dalam kebersamaan kita, yang tidak akan mungkin saya terima dalam studi yang telah saya lakukan. Banyak tantangan atau cobaan yang kita hadapi bersama, yang tidak bisa dijelaskan dalam studi saya. Hanya pengalaman hidup seperti inilah yang mengajar hidup kita semua. Karena itu, untuk semuanya saya bersyukur kepada Allah dan juga kepada kita semua.

Saya mengingat, bahwa ketika saya memulai pelayanan ini, ada beberapa pertanyaan, apakah saya akan sanggup melayani di Regio yang katanya paling sulit ini, karena usia muda dan kurangnya pengalaman saya berjemaat. Tetapi yang saya temui bukanlah regio yang sulit, tetapi regio yang memiliki begitu banyak kesempatan untuk bertumbuh di dalam Tuhan. Di sana sini memang ada tantangan, tetapi di balik semua itu, saya menemui orang-orang dengan luka masa lalu dan kerinduan orang untuk mendapatkan kesembuhan yang dari Allah. Hal inilah yang menjadi tantangan dalam Regio kita.

Sekarang kita melihat bahwa ada dua orang muda, yang dipanggil juga untuk melayani di Regio kita. Saya juga mendengar ketakutan yang sama yang ada bagi dua orang saudara yang dipanggil untuk melayani Tuhan, bahwa mereka juga muda dan kurang pengalaman. Karena itu, mungkin ada baiknya kita belajar dari Firman Tuhan dalam kitab Markus ini tentang pengutusan dan tugas mereka mengabarkan Firman Tuhan.

Yesus memanggil dua belas muridNya keluar dari kawanan orang banyak secara khusus untuk memberi perintah ini. Kita juga harus tahu bahwa pesan ini diberikan ketika para murid masih dalam tahap awal mengenal Tuhan Yesus. Yesus sendiri baru saja ditolak di Nazareth, tanah kelahirannya sendiri (ay. 5). Berita yang harus disebarkan para murid adalah pertobatan. Dan ini adalah perintah pengabaran Injil yang pertama yang diberikan Tuhan Yesus kepada para muridNya, katakanlah seperti sebuah ‘try out’. Kita tidak begitu tahu apa yang terjadi selanjutnya, apakah misi ini berhasil? Apakah para murid menyembuhkan banyak orang? Yang pasti adalah di ayat 30, para murid kembali kepada Tuhan Yesus dan memberitahukan apa saja yang telah mereka kerjakan. Tetapi sesudah itu banyak orang yang berkumpul dan mengerumuni mereka. Dan kita tahu di bagian selanjutnya, Yesus memberi makan 5000 orang laki-laki (jika ditambah dengan perempuan dan anak-anak maka jumlahnya bisa lebih dari 10.000) dengan lima roti dan dua ikan. Jadi hasil misi pengutusan para murid yang pertama ini bisa dibilang cukup berhasil.

Hari ini kita melihat bahwa ada dua orang yang terpanggil untuk melayani sebagai majelis. Kedua orang ini, dan kita semua, mungkin bisa juga melihat apa yang menjadi rahasia keberhasilan keduabelas murid yang juga terpanggil untuk mengabarkan kabar baik kepada orang-orang lain.

Mari kita lihat pesan yang bisa kita pelajari dari pengutusan murid yang terpilih ini.

Pertama kita tahu, bahwa para murid berasal dari berbagai latar belakang, kebanyakan nelayan, petugas pajak, atau pedagang. Apa tugas mereka? Dari bacaan kita hari ini kita tahu bahwa para murid bertugas untuk: (1) Memberitakan pertobatan, (2) Mengusir setan, (3) Mengoles orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Tugas utama para murid adalah mengabarkan pertobatan, dan nanti setelah Tuhan Yesus naik ke surga, tugas mereka berubah menjadi mengajar kabar baik di dalam Kristus dan membaptis (Matius 28:18).

Ini adalah tugas yang masih terus berlaku buat kita semua, kepada mereka yang memiliki jabatan gerejawi dan kepada semua anggota jemaat, bahwa mengajar Firman Tuhan adalah yang terutama dalam tugas kita. Dalam gereja, tugas kita bukan hanya urusan memberitakan pertobatan, kita memiliki banyak tugas lainnnya. Tugas yang lain juga penting, misalnya mengatur administrasi gereja, segala urusan keuangan, manajemen, makanan untuk acara gereja, tetapi pesan terutama dan tugas terutama adalah memberitakan pertobatan, mengusir roh jahat, dan mengunjungi mereka yang sakit dan menyampaikan kabar baik melalui sentuhan minyak.

Di dalam gereja, tugas utama ini kadang terlupakan karena tugas-tugas lainnya. Kita sering terjebak dalam hal-hal yang detail sehingga melupakan pesan utama, atau tugas utama kita. Tugas utama adalah pengajaran Firman Tuhan. Mengajar pertobatan bisa melalui perkataan dan perbuatan, dalam kehidupan kita sehari-hari. Ini adalah tugas kita semua, bukan hanya tugas para majelis: yaitu menunjukkan pengajaran Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika memberi para murid tugas, Tuhan Yesus juga memberi mereka bekal. Mereka tidak pergi dengan tangan kosong. Bekal apa yang diberikan ? Setiap murid yang diutus diberikan: Seorang teman; Kuasa untuk mengusir roh jahat; Memakai alas kaki (sandal); Tongkat untuk berjalan.

Seorang murid tidak akan pernah sendiri dalam mengabarkan Firman Tuhan. Saudara seiman kita selalu ada menemani dan memberikan kekuatan. Lalu kita juga tidak akan mengandalkan kekuatan sendiri, kita juga diberikan bekal kuasa untuk mengusir Roh Jahat. Apabila saudara percaya, maka saudara akan memiliki kuasa ini. Saudara juga memiliki alat untuk berjalan, sandal dan tongkat. Sandal dan tongkat juga bekal yang dimiliki Musa untuk menyeberangi Laut Merah ketika mereka keluar dari Mesir. Ini artinya saudara jangan pernah mengandalkan kekuatan sendiri, mengandalkan pendidikan tinggi, mengandalkan uang sendiri, mengandalkan diri sendiri, melainkan menyerahkan semua kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang akan menolong kita. Di dalam ketidaksempurnaan kita, kuasa Allah menjadi sempurna.

Lalu, satu hal yang menarik juga adalah tugas kita adalah mengabarkan Firman Tuhan, pertobatan sendiri adalah pekerjaan Roh Kudus. Kalau ada pertobatan, maka itu adalah kuasa Roh Kudus. Ini bisa kita lihat dari nasehat kepada para murid. Kalau diterima di suatu tempat, mereka harus tinggal. Kalau tidak, maka mereka pergi dari situ dan mengebaskan debu dari kaki mereka. Mengebaskan debu dari kaki atau ektinaxate (ektinassw) adalah sebuah praktek normal bagi orang Yahudi yang taat untuk membersihkan dirinya dari debu setelah berjalan di tanah orang tidak percayakepada Allah. Ini adalah tanda pemutusan hubungan antara orang tersebut dengan tempat yang dikunjunginya sekaligus memberi peringatan kepada mereka. Apa artinya ini? Tugas kita bukanlah untuk mengubah seseorang. Kita akan menjadi kecewa kalau kita mencoba untuk mengubah orang. Kita hanya bisa mengubah diri sendiri. Kita bisa memberitakan Firman Tuhan dan berita pertobatan, tetapi pertobatan itu sendiri adalah urusan Roh Kudus. Tugas kita adalah untuk memberitakan Firman Tuhan melalui kata-kata dan perbuatan.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini adalah kesempatan saya untuk khotbah terakhir kali di regio kita. Berkat penyertaan Tuhan keraguan yang ada pada awal masa pelayanan dulu saya harap tidak terbukti. Sekarang kita juga memasuki masa periode baru dan kita memiliki keraguan yang sama. Saudara, Allah tidak akan meninggalkan jemaat kita sendiri. Kita yakin Tuhan akan memberi seorang pendeta yang baik yang siap untuk melayani, dan juga para majelis yang berdedikasi tinggi untuk melayani. Motivasi para calon majelis yang baru ini adalah motivasi yang baik. Proses ini bukan proses yang mudah, tetapi inilah saatnya kita mencoba arah baru dalam jemaat kita, kita minta penyertaan Tuhan dalam pelayanan dan pertumbuhan Jemaat kita ke depan. Kita akan memulainya dalam perjamuan kudus juga hari ini, di mana kita akan mengingat dan merasakan kuasa dan kasih Kristus dalam persaudaraan di Jemaat. Kiranya Tuhan menguatkan kita semua. Amin.

Viewed 40405 times by 15030 viewers

One Comment

  1. tina haisma saragih

    aku senang khotbah ini da ingin simpan sendiri….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *