“Kesempurnaan Allah dimuliakan dalam ketidaksempurnaanmu”

Khotbah Natal GKIN

24 Desember 2011

 

“Kesempurnaan Allah dimuliakan

dalam ketidaksempurnaanmu”

 

Matius 1:1-16

 

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Ada sesuatu yang menarik tentang manusia, yang membedakan kita dari kebanyakan species yang lain. Manusia memiliki ketertarikan untuk mengetahui identitas atau sejarahnya, untuk lebih mengenal lebih dalam lagi mengenai cerita hidupnya. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengenali sejarah kita sendiri adalah dengan melihat kehidupan keluarga kita. Sebuah silsilah keluarga adalah hal yang biasanya digunakan untuk mengetahui hubungan seseorang di dalam keluarga. Dengan mengetahui siapa orang yang ada di masa lalu kita, kita juga jadi lebih mengenal siapa kita di masa sekarang.

Yang menarik, ketika seseorang tidak mengetahui sejarah hidupnya secara lengkap, karena dia merupakan anak yang diadopsi, atau seseorang yang diasuh oleh keluarga lain, dia akan berusaha untuk menelusuri sejarah hidupnya dengan berbagai cara. Salah satu cara yang kita bisa tonton adalah spoorlos. Acara televisi ini menunjukkan cerita orang-orang yang ingin mengetahui masa lalunya, atau hubungannya dengan orang-orang yang tidak pernah dijumpai/ditemuinya lagi, karena dipisahkan oleh berbagai alasan yang berbeda. Ambil kisah seorang gadis muda yang berusaha mencari ayahnya di Perancis. Dia ingin menelusuri siapa ayahnya karena dia ingin mengetahui sejarah dirinya sendiri. Ibunya sendiri tidak pernah bercerita mengenai keluarga ayahnya. Tujuan gadis ini bukanlah untuk mencari kompensasi uang, atau melampiaskan kemarahan terhadap bapaknya karena meninggalkannya, dia hanya ingin mengetahui sejarah hidupnya dan identitas dirinya yang sesungguhnya.

Identitas diri dan keluarga adalah hal yang penting, tidak perduli anda berasal dari dunia manapun. Orang Batak yang merantau di jaman dahulu biasanya membawa silsilah keluarga mereka kemanapun mereka pergi. Silsilah keluarga ini penting untuk mengetahui posisi seseorang dalam keluarga dan bagaimana seseorang bertutur terhadap yang lain.

Hal yang menarik dalam menulis silsilah keluarga adalah keinginan kita untuk menampilkan hal yang baik dalam sejarah keluarga kita. Setiap keluarga, setiap orang, punya minimum satu sejarah di dalam silsilahnya yang bisa membawa malu dalam keluarga. Dalam hal ini, kita akan selalu menekankan kebaikan sejarah keluarga kita, mengenai opa ini, atau oma itu, yang hebat, dan melupakan oom ini atau tante itu yang membuat malu keluarga. Dalam hal ekstrem, anda akan dihilangkan dalam silsilah keluarga, atau anda akan memulai cabang keluarga baru sendiri, seperti yang terjadi di banyak marga Batak. Konflik dan perselisihan akan membuat orang melupakan sejarah keluarganya, dan memulai silsilah baru.

Kalau kita berbicara mengenai masa lalu, maka setiap orang akan selalu memiliki satu masa yang anda harapkan bisa anda hapus dan ubah. Akan ada satu bagian yang anda ingat, mungkin sesali, sehingga anda akan selalu berpikir, “seandainya saja…”

Hari ini kita akan mendengarkan firman Allah mengenai makna kelahiran Kristus yang berasal dari silsilah keluarga yang tidak sempurna. Pesan hari ini adalah, bahwa dari ketidaksempurnaan masa lalu anda, Allah dapat memakainya dan menjadikannya berkat bagi banyak orang.

Saudara-saudara,

Bacaan Alkitab kita adalah mengenai silsilah Yesus. Teks kita untuk hari Natal ini adalah teks yang tidak biasa dibaca untuk renungan khotbah. Perikop ini bercerita mengenai silsilah Yesus, dimulai dari Abraham dan 42 generasi selanjutnya hingga Maria melahirkan Yesus. Buat banyak orang kisah Matius 1 ini bukanlah teks favorit untuk renungan Natal. “Jadi kita tahu silsilah Yesus, lalu apa…?”

Matius menuliskan silsilah Yesus karena dia ingin bercerita mengenai sisi manusia dari Yesus. Tuhan Yesus datang ke dunia ini melalui Roh Kudus yang datang kepada Maria. Namun, Yesus betul-betul lahir dari seorang dara manusia. Ini artinya dia punya sejarah dan silsilah di dalam kehidupannya sebagai manusia.

Dengan silsilah ini, Matius ingin menjelaskan hubungan Yesus dengan beberapa ramalan para Nabi mengenai seorang penyelamat yang akan berasal dari tunas Isai, raja Daud. Matius ingin menggambarkan sejarah manusiawi seorang Juru Selamat manusia. Di sinilah keindahan cerita silsilah Yesus ini.

Silsilah Yesus memiliki berbagai cerita dan kejujuran. Banyak yang bisa kita renungkan dengan melihat siapa Yesus sebenarnya. Kita tentu mengenal siapa Abraham, Ishak, Yakub, sebagai nenek moyang Yesus. Mereka adalah orang-orang yang taat kepada Tuhan dan memimpin Israel lebih dekat kepada Allah. Namun kali ini saya akan menyampaikan cerita mengenai sisi keluarga silsilah Yesus yang tidak banyak diketahui orang lain.

Yesus datang dari cerita mengenai kesusahan dan penderitaan Naomi yang kehilangan suami dan dua anak laki-lakinya. Naomi merasa Allah telah menghukumnya dan mengambil semua hal yang berharga dalam hidupnya. Tetapi, Ruth, isteri dari almarhum anaknya tetap tinggal bersamanya. Dari Ruth, yang kemudian diperisteri oleh Boas, garis keturunan Naomi terus berlanjut. Dan dari cerita kesedihan, kesusahan Naomi (artinya: pleasant), yang kemudian mengganti namanya menjadi ‘Mara (artinya: bitter)’, datang Juru Selamat manusia.

Yesus datang dari cerita mengenai kecurangan dan intrik asmara Raja Daud dalam mengambil Batsyeba sebagai isterinya. Matius 1 ayat 6 mengatakan bahwa “Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria.” Daud memperanakkan Salomo dari Batsyeba, isteri panglimanya Uria, yang dia suruh maju ke medan perang untuk mati terbunuh, supaya Daud bisa mengambil Batsyeba sebagai isterinya. Karena itu Yesus juga akan dikenal sebagai keturunan Daud dari isteri Uria. Dari cerita kecurangan, perselingkuhan, ketamakan, datang seorang Juru Selamat manusia.

Yesus datang dari cerita kekejaman dan kejahatan Raja Manasye yang menjadi raja ketika dia berumur duabelas tahun (2 Raja-raja 21). Manasye menyembah dewa Baal dan mendirikan kuil di rumah Tuhan di Yerusalem. Manasye juga mempersembahkan anaknya sebagai korban di dalam api, menghubungi pemanggil arwah, dan memerintah di Yerusalem selama lima puluh lima tahun (2 Raja-raja 21:6). Dari cerita kejahatan, kekejaman seseorang yang mengorbankan anaknya sendiri sebagai korban, datang seorang Juru Selamat manusia.

Sebagai manusia, Yesus berasal dari cerita semua yang kita juga mungkin sudah alami dalam kehidupan kita: cerita kesedihan dan keputusasaan, cerita perselingkuhan dan ketamakan, cerita ketaatan seseorang kepada Allah, atau cerita kekejaman seorang manusia. Semua cerita tersebut dikumpulkan menjadi satu dan berujung kepada kelahiran Kristus sebagai Juru Selamat manusia. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari cerita Tuhan Yesus ini?

Yesus berasal dari sejarah yang tidak sempurna, tidak semua nenek moyang Yesus – dari garis keluarga Yakub – adalah orang yang baik dan setia kepada Tuhan. Seandainya Allah mau memilihkan sebuah garis keluarga yang sempurna untuk Yesus, mungkin Yesus akan berasal dari keluarga kerajaan yang semuanya baik dan sempurna, semua berpendidikan tinggi, tidak ada yang jahat, dan dari keluarga yang sempurna. Kalau Matius, yang menuliskan kisah ini, ingin menunjukkan sejarah yang baik, mungkin dia bisa saja menghilangkan beberapa kata dari silsilah ini, misalnya “Salomo anak dari isteri Uria.” Tetapi Matius tidak melakukannya. Kenapa?

Dari ketidaksempurnaan kehidupan kita, Allah bisa mendatangkan sesuatu yang luar biasa. Ini adalah pesan yang ingin ditunjukkan oleh silsilah Yesus.

Pesan natal kali ini ingin memberikan saudara semua sebuah damai dan ketenangan. Mungkin hidup saudara saat ini sedang berada dalam titik terendah dan terkacau seperti Naomi yang kehilangan semua harapannya. Mungkin saudara adalah pendosa yang menyesali perbuatannya, namun sejarah hitam dalam hidup saudara tidak mungkin dirubah lagi, seperti Daud dan Batsyeba. Mungkin saudara adalah manusia yang jahat yang rela mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri seperti Manasye. Berbahagialah saudara-saudara, sejarah Kristus menunjukkan bahwa dari ketidaksempurnaan, Allah masih bisa menggunakan dirimu sebagai alatNya. Dari kekurangan hidupmu, nama Allah disempurnakan.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Apabila saudara mendengarkan dan merenungkan khotbah natal ini, maka saudara akan tahu bahwa tidak pernah ada perkataan “nasi sudah menjadi bubur”, “kehidupan saya begitu buruk”, “masa lalu saya begitu kelam,” atau “sejarah keluarga saya memalukan.” Anda mungkin akan merasa diri tidak bisa melayani Allah karena masa lalu yang tidak baik atau tidak sempurna. Bagaimana mungkin saya melayani Allah, sementara saya adalah pendosa yang besar?

Allah ingin menunjukkan melalui kelahiran Kristus, dalam silsilah keluarga yang sedemikian, bahwa Allah bisa menggunakan cerita apapun menjadi alatNya. Karena itu, di dalam ketidaksempurnaan kita, nama Allah akan dimuliakan. Jangan pernah putus asa dan menyesali nasi yang menjadi bubur, yang penting adalah bagaimana bubur itu menjadi bubur ayam yang enak. Anda selalu punya harapan dalam sejarah kehidupan yang tergelap sekalipun. Bukalah dirimu, undanglah Kristus dalam hatimu, dan katakanlah, “Ya Allah, dalam ketidaksempurnaanku, pakailah diriku menjadi alatMu.” Kelahiran Kristus selalu membawa harapan dan secercah cahaya bahkan di kegelapan yang paling kelam di kehidupan anda. Dalam ketidaksempurnaanmu, nama Allah dimuliakan. Amin.

Viewed 26896 times by 4502 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *