Pemberian Kepada Allah

Penelaahan Alkitab

Pemberian Kepada Allah

Maleakhi 3:6-12

Pembicaraan tentang uang adalah sensitif terutama di dalam gereja. Gereja-gereja aliran utama (Reformed, Protestan) selalu berhati-hati dalam menyinggung masalah keuangan. Namun, masalah keuangan perlu kita tinjau kembali dari segi kewajiban dan bagaimana kita mengucap syukur kepada Allah melalui pemberian kita kepadaNya.

Hari ini kita akan melihat teks Alkitab yang berbicara mengenai perpuluhan. Sampai sekarang gereja memiliki sikap yang berbeda mengenai perpuluhan. Beberapa gereja melaksanakan perpuluhan dengan sangat ketat, dan ada juga yang tidak mengenakan perpuluhan sama sekali. Gereja kita mengenal dua macam pemberian: VVB (Vrijwillige Vaste Bedrag) yang kita janjikan di awal tahun sebagai pemberian kita. Hal ini dilakukan setahun sekali. Ada pula kolekte yang kita berikan setiap minggu. Tetapi kita akan melihat dulu apa yang dikatakan oleh Alkitab mengenai pemberian kita kepada Allah.

Perpuluhan bukanlah hal yang baru. Bukan hanya bagi orang Israel waktu itu, orang-orang yang hidup di daerah Timur Tengah, umumnya mempersembahkan hasil panen/ternak mereka kepada para dewa sebagai tanda syukur. Pada waktu itu ada juga tradisi untuk memberikan sesuatu sebagai sarana meminta kepada para dewa. Abram (sebelum berubah nama menjadi Abraham) memberikan sepersepuluh dari hartanya kepada Melkisedek, Imam Allah, ketika dia diberkati setelah mengalahkan musuh-musuhnya. Artinya tradisi memberikan sesuatu sebagai ungkapan syukur adalah tradisi yang biasa terjadi.

Sejarah perpuluhan bagi umat Israel dimulai ketika kedua belas suku Israel memasuki tanah perjanjian. Ketika semua suku lain mendapatkan bagian tanah, suku Lewi tidak mendapatkan bagian apa-apa (Bilangan 2:32-33). Bani Lewi dipisahkan dan dikhususkan untuk melayani Bait Allah sebagai imam yang mempersembahkan korban bakaran dan merawat rumah Allah (Bilangan 3-4). Karena pekerjaan khusus ini, kaum Lewi dipanggil untuk mengabdikan hidupnya sepenuhnya kepada Allah dan tidak memperoleh tanah untuk dikerjakan mencari kehidupan mereka. Imam mendapat bagian dari setiap korban bakaran yang dibawa umat Israel kepada Tuhan sebagai kompensasi dari pekerjaan mereka (Imamat 10:12-20).

Lalu apa saja yang diserahkan Israel kepada Tuhan? Yakub pernah bernazar untuk memberikan kembali sepersepuluh dari berkat Tuhan kepadanya ketika dia di Betel (Kej. 28:20-22). Namun hal ini merupakan inisiatifnya sendiri dan bukan sesuatu yang diwajibkan Allah. Umat Israel diminta untuk membawa bagian yang dikhususkan bagi Tuhan, yaitu “Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih dari tanah, maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik Tuhan; itulah persembahan kudus bagi Tuhan…(Imamat 27:30-33). Ini adalah asal mula perintah untuk memberikan sepersepuluh dari hasil tanah dan pekerjaan kembali kepada Allah. Hal ini dibutuhkan untuk orang yang bekerja khusus untuk melayani Allah dan juga untuk menjaga dan merawat bait Allah.

Sistem perpuluhan ini terus berjalan hingga bangsa Israel dibuang ke tanah Babel. Dalam masa pembuangan, bangsa Israel tidak lagi menyerahkan perpuluhan mereka. Lalu mereka diijinkan kembali ke tanah perjanjian. Mereka kembali tidak dengan tangan kosong, Allah memberikan mereka harta jarahan dari penjajah mereka. Mereka membawa kembali banyak emas, perak, ternak, dan barang berharga lainnya. Ketika mereka kembali, Israel berencana untuk membangun kembali bait Allah, namun mereka tidak rela memberi dan menyumbang untuk membangun bait Allah. Mereka bahkan membawa makanan dan binatang yang tidak memenuhi persyaratan sebagai korban bakaran (Maleakhi 1:7-8). Ini mendukakan hati Tuhan. Karena itu Tuhan mengingatkan kembali bahwa seluruh yang menjadi hak Allah harus dibawa kembali untuk rumah Allah.

Logika yang digunakan di sini adalah bahwa pemberian kepada Allah adalah ucapan syukur bangsa Israel atas apa yang diberikan Allah kepada mereka. Tuhan berkata, “Apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan?” Ini artinya Tuhan sudah memberi terlebih dahulu, dan apa yang Israel berikan kembali kepada Allah adalah tanda penyerahan mereka kepada Allah. Perpuluhan juga adalah tanda untuk mengajar Israel untuk memberikan komitmen mereka kepada Allah.

Bagian ini merupakan bagian yang penting untuk kita perhatikan. Perpuluhan diberikan sebagai ucapan syukur atas berkat Allah. Ini adalah kewajiban yang diberikan kepada Israel. Ini juga sebuah pelajaran untuk tidak menjadi serakah dan selalu meminta kepada Allah. Israel diajar untuk mengingat dan bersyukur melalui aksi nyata mereka. Israel diajar untuk tidak hanya meminta, melainkan juga memberi kepada Allah.

Jadi inti dari perpuluhan ada dua. Yang pertama adalah ucapan syukur atas berkat Allah atas kehidupan.  Dan yang kedua: bahwa hasil tersebut akan digunakan oleh orang-orang yang ditugaskan secara khusus melayani bait Allah, yaitu para imam.

Di dalam kehidupan Jemaat modern, praktek perpuluhan tidak dilaksanakan lagi sepenuhnya. Ada yang menggantinya dengan iuran jemaat, dan ada juga yang menyerahkan pelaksanaannya kepada negara – seperti di Jerman dan beberapa negara Skandinavia yang menganut paham Lutheran. Bagaimana dengan pemahaman kita – gereja GKIN – mengenai perpuluhan? Mari kita diskusikan bersama.

1.      Apakah saudara masih ingat untuk memberi dan bukan hanya meminta kepada Allah?

2.      Dalam bentuk apa saja saudara mengucap syukur kepada Allah? Apa yang menurut saudara menjadi hak Allah yang menjadi kewajiban untuk saudara berikan kembali kepada Allah?

3.      Apa pendapat saudara mengenai Iuran/VVB yang dijalankan oleh GKIN sebagai pengganti perpuluhan?

Binsar Pakpahan

Viewed 29142 times by 4965 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *