Berharap Kepada Allah

1 Timotius 6:17-19

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Dalam sebuah episode Sex and The City, seorang karakter, Carrie Bradshaw, seorang kolumnis di kota New York suatu kali berpacaran dengan seorang yang rajin pergi ke gereja. Carrie bingung karena dia harus memilih busana terbaik ke gereja. Dia merasa lebih pusing memilih busana ke gereja daripada ke pesta lain. Dia berpikir, ada apa dengan gereja dan fashion? Ketika saya ke Indonesia baru-baru ini, saya melihat bahwa banyak orang juga kadang pusing untuk memilih mobil apa yang dipakai ke gereja, meskipun jarak gereja ke rumah hanya 1 km. orang merasa perlu membuat dirinya representable untuk ke gereja. Orang ingin menampilkan yang terbaik, dan ada juga perasaan ingin menunjukkan siapa dirinya di dalam gereja. Intinya, ada orang yang ingin menunjukkan keberhasilannya, biasanya secara materi, kepada saudara yang lain.

Dierbare gemeente in Christus,

In de TV serie Sex and the City, was er een episode, waar Carrie Bradshaw, columnist te New York, verkering heeft met een ijverige kerkganger. Carrie was in de war, omdat zij haar beste kleren moest uitkiezen voor de kerkgang. Moeilijker een passend kleed voor de kerk te kiezen dan voor uitgaan naar een feestje. Ze dacht, er is geen binding tussen mode en kerk. Laatst in Indonesia zag ik hoe moeilijk het is de juiste auto te kiezen voor een kerkgang, hoewel de afstand tussen kerk en huis maar een kilometer ver is. Men moet toch representatief naar de kerk gaan. Men wil het beste presenteren en men moet zich laten zien wie hij of zij is. De kern is, om aan anderen te laten zien hoeveel succes je hebt, materieel vanzelfsprekend.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Renungan atau khotbah kita hari ini adalah pesan dari Paulus terhadap Timotius mengenai pengajaran dan terutama bagaimana Timotius bisa memperingatkan orang-orang kaya dalam jemaatnya mengenai pengharapan kepada Allah. Paulus menekankan bahwa pengharapan hanya selalu kepada Tuhan dan bukan kepada harta atau kekayaan.

Dierbare gemeente in Christus,

Onze overdenking van vanmiddag gaat om Paulus’ boodschap voor Timotheus. Hoe hij de rijken in de gemeente kan onderwijzen en waarschuwen over de hoop vestigen alleen op God. De hoop, zei Paulus, moet altijd gericht zijn op de Here en niet op rijkdom of bezittingen.

Paulus meminta Timotius untuk memperingatkan orang-orang kaya mengenai beberapa hal.

Yang pertama adalah peringatan untuk tetap berserah kepada Allah, meskipun mereka sudah kaya. (1 Tim 6: 17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.) Kenapa hal ini perlu diperingatkan kepada orang kaya? Karena memang ketika orang menjadi kaya, maka ada kecenderungan bahwa mereka tidak lagi memerlukan Tuhan. Kalau semua kebutuhan sudah dipenuhi, untuk apa lagi meminta kepada Tuhan? Kalau saya sudah punya cukup harta, bisa membayar biaya berobat, bisa membuat hati senang, maka Tuhan itu tidak relevan lagi.

Er zijn een paar dingen volgens Paulus die Timotheus naar voren moet brengen.

Ten eerste, Blijven overgeven aan God, ofschoon zij al rijk zijn (1 Tim 6: 17) (17 Draag de rijken van deze wereld op niet hoogmoedig te zijn en hun hoop niet in zoiets onzekers te stellen als rijkdom, maar op God, die ons rijkelijk van alles voorziet om ervan te genieten.)

Waarom is dit nodig en met betrekking tot de rijken? Er is een neiging van de mens, om na de rijkdom niet meer van God afhankelijk te zijn. Want als alles al voorhanden ligt, dan hoeft je toch niets meer aan God vragen? Dan is God toch niet meer relevant?

Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa negara yang semakin maju dan sejahtera, pada akhirnya tidak akan lagi percaya kepada Tuhan. Sebaliknya, ketika sebuah negara miskin, secara ekonomi masih sulit, maka besar kemungkinan penduduk negara tersebut akan lebih percaya kepada Tuhan atau hal-hal berbau mistis (dengan pengecualian amerika).

Een onderzoek toont aan date en land die vooruit gaat en welvarend wordt, niet meer in de Here gelooft. Daartegenover is een land die arm is en economisch nog problemen heeft, de bevolking nog geloviger in de Here zijn of zelfs bijgelovig (mystiek), met uitzondering van Amerika.

Misalnya kalau ada kegagalan dalam dunia usaha, kita akan menganalisa kondisi pasar, apa yang terjadi, langkah apa yang terbaik, dan bagaimana kita bisa memanage krisis ini. Itu cara yang umum di Eropa Barat. Di Indonesia, kalau hal yang sama terjadi, maka yang dilakukan adalah ruwatan, selametan, minta petunjuk dari orang pintar untuk mengatasi krisis. Teori ini menunjukkan bahwa ketika kebutuhan ekonomi terpenuhi, maka orang tidak lagi membutuhkan Tuhan. Ini juga penyebab beberapa negara maju menjadi semakin sekuler.

Bijvoorbeeld bij een pech in de zakenwereld, wij gaan analiseren, de markt conditie, wat gebeurd is, welke mogelijke stappen in de toekomst, hoe wij de crisis gaan managing. Een normaal gedrag in West Europa. In Indonesia, bij soortgelijke gevallen, dan komen de bidfeesten, de biduren en de sjamanen aan de orde. Deze theorie toont ook aan, dat bij vervulde economische behoeften, mensen de Here niet meer nodig hebben.  Dit is de oorzaak waarom sommige welvarende landen hoe langer hoe meer seculairder (werelds) worden.

Tetapi saudara-saudara, di tengah kesekuleran negara-negara maju, mereka sebenarnya memiliki kerinduan untuk menjadi lebih spiritual. Mereka sebenarnya tetap merindukan sesuatu yang lebih dalam dari sekedar kekayaan. Ini sebabnya sekarang banyak sekali latihan meditasi, yoga, dan retreat yang diminati di negara-negara maju. Mereka yang sudah kaya pun sadar bahwa kekayaan bukan segala-galanya, mereka masih membutuhkan sesuatu yang tidak bisa didapatkan dari harta. Artinya, harta bukanlah segala-galanya. Bersandarlah kepada Allah dan bukan harta karena Allah adalah maha kasih, abadi, dan dia adalah sumber dari segala berkat yang kita miliki saat ini.

Maar weet u, temidden van alle seculariteit van welvarende landen, blijven mensen heimwee koesteren voor meer spritualiteit. Zij blijven heimwee houden naar iets met meer diepgang dan alleen rijkdom. Er zijn nou meer meditatieve oefeningen, yoga, en terugtrekking / retraite, juist in die welvarende landen. Zelfs de rijkaards beseffen dat rijkdom niet alles is, ze hebben nog steeds iets nodig wat rijkdom niet kan kopen. Dus rijkdom is niet alles. Daarom, leun op God en niet op rijkdom, want God is de Al-liefhebbende, eeuwig en bron van alle zegen die wij hebben ontvangen.

Saudara-saudara, karena Allah adalah sumber segala berkat, maka Paulus juga memperingatkan orang kaya untuk tidak menjadi tinggi hati, tidak menjadi sombong. Tidak ada yang bisa disombongkan orang karena hartanya, karena itu juga adalah pemberian Allah. Kekayaan itu tidak abadi. Tidak ada yang abadi di dunia ini selain ketidakabadian dunia itu sendiri. Kekayaan adalah berasal dari Allah dan kita hanya dititipkan. Karena itu hendaklah orang kaya tidak menjadi sombong karena hartanya.

Dierbare gemeente, omdat God de bron is van alle zegen, waarschuwt Paulus de rijken ook om niet hoogmoedig te worden, niet trots zijn. Er is geen reden voor hoogmoed, omdat ook alle rijkdom van God komt. En rijkdom duurt niet eeuwig. Niets is immers eeuwig buiten de oneeuwigheid van de wereld zelf. Rijkdom komt van God, en wij mogen het alleen beheren in bruikleen. Niemand hoeft trots te zijn op zijn eigen rijkdom.

Tapi saudara, peringatan ini juga berlaku buat semua orang, bukan hanya buat orang kaya. Yang juga terjadi adalah sebaliknya, justru orang biasa-biasa saja, atau orang kaya baru bisa menjadi lebih sombong dari orang yang memang sudah sejak dulu memiliki berkat materi. OKB/orang yang sedang-sedang ini biasanya jadi lebih sombong dari orang kaya sejak lahir. Orang yang memang kaya tidak pernah sombong karena memang sudah biasa dengan kekayaannya.

Eigenlijk geldt deze waarschuwing voor alle mensen, niet alleen de rijkaards. Is het opgevallen dat de nieuwrijken of gewone mensen juist hoogmoediger zijn dan de langrijken ? De nieuw rijken (orang kaya baru / OKB) zijn vaak hoogmoediger. De oud rijkaards zijn al gewend aan rijkdom, ze speuren hun rijkdom niet meer.

Teman sma saya dulu, setiap hari ke sekolah dengan naik mikrolet di jakarta. Ternyata ketika saya ke rumahnya, saya terkejut karena rumah orangtuanya besar sekali, ada kolam renang, mobilnya 7 diparkir di garasi. Dia punya bmw dan mercedez benz, tapi ketika ke sekolah dia hanya naik mikrolet karena menurutnya itu lebih gampang. Ada teman satu lagi, cuma punya mobil keluarga sedan, tetapi dia hanya mau bergaul dengan mereka yang bawa mobil. Rupanya keluarga mereka memang baru saja naik status ekonominya, jadi dia merasa perlu menunjukkan bahwa dia bisa dan mampu kepada teman-temannya.

Mijn klasgenoot op de middelbare school, ging dagelijks met een mikrolet naar school in Jakarta. En toen ik eens bij hem thuis kom, schrok ik van zijn grote huis met zwembad en 7 auto’s geparkeerd in de garage. Hij heeft een BMW, MercedesBenz, maar naar school gaan allen met de mikrolet (openbare kleine bus) omdat dat gemakkelijker was, volgens hem. Terwijl een andere vriend, die alleen maar een auto bezit, alleen wilde omgaan met vrinden die met de auto komen. Hij hoorde blijkbaar tot de nieuwe rijkaards, dus vond het ook nodig dat te tonen.

Intinya – okb (orang kaya baru) justru bisa lebih sombong dari yang sudah kaya. Ini justru menunjukkan ke’nora’an dan ke’lebay’an dia. Karena itu saudara-saudara, tidak perlulah sombong atas kekayaan yang kita miliki, atau bahkan yang dimiliki orangtua kita.

De kern is, dat nieuwrijken hoogmoediger zijn dan de langrijken. Dit toont juist de hilarische kant van hem. Dus dierbare gemeente, er is geen behoefte om hoogmoedig te zijn om uw rijkdom of om die van uw ouders.

Tetapi sering yang berlaku salah bukan hanya orang kaya, tetapi juga cara pandang kita terhadap orang kaya. Kita juga membedakan perlakuan kita terhadap orang yang kaya dan tidak. Di jakarta lebih luar biasa lagi saudara-saudara, bukan hanya orang yang punya status, mobil juga punya status di indo ini. Kalau saudara mencari parkir di mall, dan bawa mobil toyota kijang innova atau avanza, tidak akan ada yang mencarikan parkir. Kalau anda membawa sedan bermerk seperti bmw atau mercedez, tiba-tiba ada saja parkir yang tersedia buat saudara.

Maar niet aleen de rijkaards zijn soms fout, ook onze kijk ten opzichte van de rijken. Wij maken onbewust ook verschil tussen rijk of niet. In Jakarta is het nog meer buitengewoon, niet alleen de mens heeft een status ook de auto heeft een status. Als u in een supermarkt / mall aankomt met een Toyota kijang Innova of Avanza, helpt niemand u aan een parkeerplaats. Maar een BMW of Mercedes, daar schieten mensen direct te hulp voor een parkeerplaats.

Inilah yang harusnya kita hindari juga, jadi bukan hanya dari orang kaya itu sendiri, tapi juga dari kita masing-masing dalam menghadapi orang kaya. Kta tidak perlu membedakan status orang karena harta mereka. Tidak ada yang abadi, hanya kasih Allah yang abadi. Tidak ada alasan buat kita untuk menjadi sombong atau membedakan orang hanya karena alasan harta. Justru orang yang semakin kaya biasanya semakin sadar bahwa kekayaan mereka tidak akan membuat hidup mereka abadi, kekayaan bisa hilang sewaktu-waktu, yang abadi adalah kasih Allah.

Ook dit moeten wij dus ook afwijzen, niet alleen de houding van de rijken maar ook onze kijk tegen de rijken.Statusverschil door rijkdom is nietnodig. Immers, niets is eeuwig, alleen de Liefde Gods is eeuwig. Geen reden dus voor hoogmoed of discriminatie alleen door rijkdom. Juist hoe rijker je wordt, beseft je ook destemeer dat rijkdom jou en u niet eeuwig maakt, de rijkdom kan zo maar verdwijnen. Wat eeuwig blijft is de Liefde van God.

Saudara-saudara yang terkasih, peringatan yang kedua yang disampaikan Paulus kepada Timotius untuk orang-orang kaya adalah 6:18Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi6:19dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.

Dierbare gemeente, de tweede waarschuwing die Paulus aan Timotheus gaf voor de rijken is vers 18en 19 18 En draag hun op om goed te doen, rijk te zijn aan goede daden, vrijgevig, en bereid om te delen 19 Zo leggen ze een stevig fundament voor de toekomst, en winnen ze het ware leven.

Peringatan kedua adalah untuk menjadi saluran berkat. Orang menjadi kaya ketika dia juga menjadi kaya dalam kebaikan. Suka memberi dan membagi.

Kalau kita menggunakan istilah aliran, maka kalau aliran sungai kita hambat, airnya akan akan mampet dan akhirnya tumpah dan justru merusak aliran tersebut, mengikis pinggiran sungai di kiri dan kanan, airnya akhirnya jadi meleber kemana-mana, dan akhirnya sungai itu bisa tidak mendapatkan aliran air sebanyak yang pertama tadi. Ini adalah pelajaran, terutama buat orang kaya, mereka wajib mengalirkannya karena kekayaan bukanlah segalanya. Dalam sekejab tuhan jga bisa mengambil kekayaan kita kembali dan juga memberinya dalam sekejab.

Die tweede waarschuwing dient tot een sluis van zegen.Iemand wordt rijk indien hij/zij ook rijk wordt in goedheid. Houdt van geven en uitdelen. Als wij in stromen praten, dan is een rivier met een dam, iets wat niet stroomt, wel een overstroming wat de rivier kapotmaakt. De rivierbed gaat dan ook kapot, uiteindelijk kan de rivier niet meer zoveel water bergen als eerst. Een rijkaard is verplicht zijn rijkdom te laten stromen, omdat rijkdom niet zijn alles is. In een oogwenk, immers, kan de Here zijn rijkdom weghalen, net zo gemakkelijk als Hij het geeft.

Saudara-saudara, Kita Cuma penjaga dan pengguna dari kekayaan Allah. Itu bukanlah milik kita, namun sesuatu yang dipercayakan kepada kita.

Ini juga bukan hanya diperingatkan kepada orang kaya, namun juga pelajaran untuk kita semua. Bahkan ketika kita menjadi orang yang hidup pas-pasan, kita masih bisa memberi. Memberi melatih kita untuk bisa lebih berserah, lebih lepas dari hal-hal duniawi yang bisa mengikat kita. Memberi adalah pelajaran hidup yang sangat berharga.

Ketika orang memiliki berkat yang lebih dari Tuhan, hendaklah dia menjadi aliran berkat.

Gemeente, wij zijn maar de beheerder en de gebruiker van de rijkdom van de God. Het is nooit ons bezit, maar iets dat aan ons is toevertrouwd. Het is ook een les voor ons allen. Ook al leven wij van dag tot dag, wij kunnen ook al geven. Geven leert ons om meer overgave, los van alle wereldsse, die ons kan binden.Geven is een waardevolle levensles. Indien iemand meer zegen krijgt van God, laat hem/haar dan ook een sluis worden voor zegen.

Bahkan ketika kita tidak punya juga kita bisa memberi apa yang kita miliki. Lihat contoh janda miskin, atau contoh anak kecil yang memberi makan siangnya kepada Yesus dan kemudian memberi makan 4000 orang di Injil Markus.

Di dunia modern ada dua contoh mother teresa dan bill gates. Mother theresa memberi dari kekurangannya, dan bill gates, seorang philantrophist bersama isterinya melinda mendirikan yayasan bill and melinda gates. Mereka kabarnya memberi hampir 90% dari penghasilan mereka kepada usaha-usaha untuk menolong orang-rang miskin, pendidikan, hiv aids di afrika. Mother Terresa memberi dari kemiskinannya, dan memberikan semua yang dimilikinya, dan Bill Gates juga memberi dari kelebihannya.

Ook al hebben wij niets, dan nog kunnen wij geven van wat er wel is. Ons voorbeeld is de arme weduwe of dat klein kind die zijn lunch aan Jezus gaf tot genoegen van 4 duizend mensen in het Markus evangelie.

Er zijn twee moderne voorbeelden van moeder Teresa en Bill Gates. Moeder Teresa gaf uit haar armoede, Bill Gates en zijn vrouw Melinda hebben hun Fonds die bijna 90 procent van hun inkomsten weggeven voor de armen, voor het onderwijs, voor HIV getroffenen in Afrika. Moeder Teresa gaf uit haar niets, Bill Gates geeft uit zijn overvloed.

Lukas 6:38 berkata, “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Karena itu memberi itu juga adalah latihan iman, bahwa kita berserah kepada Tuhan. Jika saudara-saudara selalu berkata kurang, maka saudara akan merasa kurang. Jika saudara berkata cukup maka saudara akan merasa cukup. Jika saudara merasa lebih, maka saudara akan merasa lebih.

Lukas 6: 38 zegt: 38 Geef, dan zal je gegeven worden; een goede, stevig aangedrukte, goed geschudde en overvolle maat zal je worden toebedeeld. Want de maat die je voor anderen gebruikt, zal ook voor jullie worden gebruikt.’

Daarom is geven ook een oefening in het geloof, zich over geven aan de Here. Als u telkens zich arm voelt dan bent u ook arm. Als u zegt genoeg, dan zult u ook genoeg hebben. En als u zich meer voelt, dan hebt u ook meer.

Belajarlah memberi, karena dengan belajar memberi kita belajar berserah kepada Allah dalam menghidupi kita di bidang ekonomi, dan itu adalah dasar yang baik dalam hidup kita dalam mencapai hal sebenarnya. Kekayaan dunia bukanlah tujuan kita, kita boleh merasa bahwa saya mau mengumpulkan uang sebanyak mungkin, tetapi bukan itu juga tujuan yang sebenarnya.

Leer te geven, omdat daardoor u ook leert God te vertrouwen in economische dingen, een goede basis in ons leven om tot de werkelijkheid te komen. Wereldse rijkdom is niet ons doel, ook zo veel mogelijk geld verzamelen hoort niet tot ons doel.

John Wesley, tokoh gereja methodis, gerakan pembaruan gereja di inggris, memiliki prinsip ini,

“gain all what you can gain, save all what you can save, and give all what you can give.”

Berserahlah kepada Tuhan dan bukan kepada harta dunia ini. Amin.

Pdt Binsar Jonathan Pakpahan

John Wesley de grondlegger van de Methodistenkerk, de reformatorische kerk in Engeland, hield zich aan deze leus: “gain all what you can gain, save all what you can save, and give all what you can give.” Geeft u over aan de Here en niet aan de rijkdom van de wereld. Amen

Ds Binsar Jonathan Pakpahan

Viewed 11357 times by 3094 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *