Sambutan Peneguhan Pendeta GKIN

Sambutan Peneguhan Pendeta GKIN

Minggu 13 Juni 2010

Saudara-saudara Jemaat Tuhan yang terkasih,

Puji syukur kepada Tuhan atas penyertaanNya sehingga kita semua bisa berkumpul dalam hari bermakna ini. Saat ini kita berada dalam rumah Tuhan sebagai persekutuan orang percaya. Gereja adalah tubuh Kristus. Roh Kudus memperlengkapi gereja untuk melaksanakan panggilannya di dunia. Jabatan gerejawi, salah satunya adalah pendeta, berfungsi untuk mengaktifkan dan memperlengkapi warga gereja bagi pembangunan

Tubuh Kristus, serta membina mereka menuju kepada kematangan iman. Dengan demikian jabatan gerejawi adalah untuk melayani seturut teladan Kristus, sang Kepala Gereja (Markus 10:42-45; 1 Petrus 5:1-3). Jabatan pendeta ditetapkan secara khusus untuk melayankan Firman dan sakramen, memberitakan Firman di dunia, dan melaksanakan tugas pengajaran.

Penjelasan teologis mengenai makna gereja di atas tidak pernah terlintas dalam benak saya ketika dulu saya masih anak-anak. Sejak saya kecil saya sudah tahu bahwa saya ingin menjadi pendeta. Hal ini tentunya tidak normal bagi seorang anak berusia 4 tahun untuk bercita-cita menjadi pendeta, paling tidak di masa sekarang ini. Ketika saya remaja saya tahu bahwa ayah saya sudah menjanjikan anaknya yang pertama, yaitu saya, untuk menjadi pelayan Tuhan. Dan saya boleh katakan, orangtua saya cukup berhasil dalam “mencuci otak” saya untuk menjadi seorang pendeta. Apa yang bermula dari janji seorang ayah kemudian menjadi sebuah impian buat saya. Saya tumbuh menjadi seorang yang rindu untuk belajar melayani Tuhan.

Tetapi perjalanan hidup tidak selalu mulus. Tuhan berkarya dalam hidup kita melalui banyak hal, dalam perkara baik dan buruk. Dulu saya tidak terlalu yakin akan jalan hidup sebagai seorang pendeta. Dulu saya selalu berpikir bahwa pendeta itu adalah tugas yang membosankan, kaku, tidak bebas, selalu menjadi sorotan orang, seperti hidup dalam sebuah akuarium. Saya juga sempat ingin mengelak dari panggilan ini. Beberapa kali saya menawar Tuhan, seperti Abraham ketika berusaha menyelamatkan keluarga Lot dari Sodom, untuk menunda pelayanan saya menjadi seorang Pendeta. Alasan saya adalah saya belum siap dan tidak sanggup untuk menanggung kepercayaan menjadi seorang pelayan di dalam Jemaat Tuhan. Dulu saya merasa masih terlalu muda untuk memegang kepercayaan itu.

Namun sepertinya Tuhan punya rencana lain. Kemanapun saya mencoba menghindar, Tuhan selalu seperti menarik saya kembali dan berkata, “Jangan kemana-mana, tempatmu ada di sini.” Tuhan selalu mengajar saya dalam berbagai hal. Dalam ketidakmampuan saya, saya selalu ingat ayat sidi saya dari Daniel 2:20, “Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya, sebab dari Dialah hikmat dan kekuatan.” Tuhanlah yang punya rencana dan saya cuma seorang hambaNya. Sepertinya Tuhan mau menunjukkan bahwa melalui kekurangan saya, nama Tuhan akan ditinggikan. Inilah yang menjadi pegangan saya dalam kekurangan saya.

Ketika akhirnya saya ditahbis menjadi Pendeta di HKBP tahun 23 Mei 2008 di Porsea, Sumatera Utara, saya diingatkan bahwa pendeta itu adalah pelayan. Pelayan berfungsi untuk melayani dan bukan untuk dilayani (Markus 10:45). Dan inilah yang membuat saya sungguh-sungguh menikmati karir singkat saya sebagai pelayan di restoran beberapa tahun yang lalu. Di situ saya belajar banyak hal untuk menjadi pelayan dalam arti sesungguhnya.

Kali ini saya merasa terhormat karena dipercaya untuk menjadi seorang pelayan di Jemaat GKIN khususnya Regio Tilburg dan Arnhem/Nijmegen. Setelah melalui sebuah proses yang panjang, saya bisa berdiri di hadapan saudara-saudara saat ini, sebagai seorang Pendeta yang akan melayani secara struktural di GKIN. Waktu yang saya miliki untuk melayani Jemaat GKIN adalah terbatas, namun saya melihatnya sebagai sebuah kesempatan yang positif untuk memberikan yang terbaik bagi kemuliaan nama Tuhan.

Saya melihat Jemaat GKIN sebagai Jemaat yang penuh dinamika dalam kehidupan bergerejanya. Setelah 3 tahun berada di Belanda, dan mengunjungi beberapa Jemaat GKIN dan PERKI dari waktu ke waktu, saya melihat kerinduan orang Indonesia di Belanda ini untuk lebih dekat lagi kepada Tuhan. Kerinduan ini bercampur dengan keinginan mempertahankan identitas ke-Indonesia-an di kampung halaman kedua ini. Gereja juga menjadi tempat ‘ngumpul’ dan ‘nostalgia’ sehingga pendeta pun harus membawa khotbah yang ringan; “yang banyak becandanya ibu/pak pendeta, biar ‘ga tidur dengarnya” pesan beberapa orang kepada para pendeta yang akan berkhotbah. Dengan berjalannya waktu, gereja GKIN diisi oleh generasi kedua dan ketiga yang lahir di Belanda, juga dengan orang Belanda yang merasakan eratnya persekutuan di Jemaat kita ini. Konteks bergereja menjadi berubah seiring dengan perkembangan zaman. Ini adalah tantangan gereja kita ke depan.

Tugas menjadi pelayan di GKIN, buat saya, berarti menjadikan konteks tersebut sebagai sebuah kesempatan untuk memuliakan nama Tuhan di negeri Belanda ini. Tugas ini kemudian bisa dijalankan dalam berbagai bentuk pelayanan ke dalam dan juga ke luar gereja.  Kita semua perlu disegarkan kembali dalam pemahaman kita tentang gereja dan kehidupan bergereja. Pelayanan di GKIN juga berarti mendewasakan Jemaat dengan mendorong pelayan-pelayan baru yang berasal dari Jemaat sendiri. Belajar dari cerita kesuksesan orangtua saya, saya juga berharap akan mampu meniru mereka untuk ‘mendoktrin’ anggota GKIN untuk menjadi pelayan penuh waktu di GKIN. Ini adalah harapan saya yang mungkin bisa juga menjadi harapan kita semua. Sekali lagi, saya sendiri tidak akan mampu melakukannya. Kristus, sang Kepala Gerejalah yang akan membimbing kita ke depan.

Di dalam masa pelayanan yang singkat ini saya berharap agar Jemaat GKIN bisa bertumbuh dan belajar di dalam iman, sama seperti saya yang pasti akan belajar banyak dari bapak ibu, saudara sekalian. Saya mohon nasehat dan kerjasama dari kita semua untuk melaksanakan tugas dan panggilan pelayanan di GKIN ini. Saya berharap GKIN regio Arnhem/Nijmegen dan regio Tilburg akan merasakan indahnya persekutuan dalam Tuhan di dalam masa pelayanan ini.

Saya bersyukur atas kedua kolega, senior saya, Pdt. Tjahjadi dan Pdt. Linandi, yang sangat banyak membantu saya menjadi lebih baik dalam pelayanan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang datang dan memberi kesaksian melalui kidung pujian dalam kebaktian ini. Terima kasih untuk persaudaraan dan persahabatan yang ada di antara kita semua, dan kiranya kita berkembang dalam semangat melayani dan memuliakan nama Tuhan. Hanya nama Tuhanlah yang akan kita muliakan!

Pendeta Binsar J. Pakpahan

Eerstelingpreek bij de bevestiging als predikant van de GKIN

Zondag 13 juni 2010

Gemeente van onze dierbare Heer,

Goddank dat door Zijn leiding, wij met ons allen hier aanwezig mogen zijn op deze gedenkwaardige dag. We zijn hier in Gods Huis als gemeenschap van gelovigen. De Kerk is immers het Livhaam van Christus. En de Heilige Geest rust de kerk toe om haar roeping in de wereld te voldoen. Kerkelijke ambten, waaronder die van de dominee, heeft tot taak de activering en de toerusting van de gemeenteleden voor de gemeenteopbouw van het Lichaam van Christus en om hen tot volle wadom van hun geloof te begeleiden. Dus kerkelijke ambten zijn er voor de bediening volgens het voorbeeld van Christus, Hoofd der Kerk (Markus 10: 42-45 en 1 Petrus 5: 1-3).

De dominee heeft tot speciale taken, de bediening van het Woord en Sacramenten, de verkondiging van het Woord in de wereld en het onderwijs.

Zo’n theologisch uitleg over de betekenis van de kerk, kwam mij als nooit in gedachten. Hoewel ik als kind al weet, dat ik later dominee zal worden. En inderdaad voor een kind van vier niet normaal om predikant te willen worden, althans voor deze tijd. In de puberjaren, kreeg ik te horen, dat mijn vader beloofd heeft, dat zijn oudste kind, en dat ben ik, een dienaar Gods zal zijn. En ik moet eerlijk erkennen, dat het mijn ouders gelukt is, in het kader van hersenspoeling, om mij tot het predikantschap te bewegen. Wat eerst een belofte van vader was is mijn droom geworden. Ik groeide op met het verlangen om de Here te dienen.

Maar het levensweg gaat niet altijd langs vlotte banen. De Here werkt in ons langs goede en slechte paden. Vroeger was ik niet zo zeker over het leven als dominee. Ik vond een predikantenleven saai, stijf, niet vrij, altijd onder supervisie van anderen, net als het leven in een aquarium. Het is mij ook gelukt om die roeping te ontwijken. Een paar keren zat ik met de Here te onderhandelen, net als Abraham toendertijd om het gezin van Lot in Sodom te redden, alleen om mijn dienst als dominee uit te stellen. Mijn smoesje was, ik ben nog niet klaar en kan nog geen verantwoordelijkheid dragen als dienaar van de gemeente Gods. Ik vond mij nog te jong om dat vertrouwen te accepteren.

Maar de Here heeft blijkbaar andere plannen. Waarheen ik ook wil ontwijken, Hij trok mij terug, en zegt, ‘hee, niet weglopen jij, jouw plaats is hier.’ En de Here blijft mij onderwijzen in verschillende zaken. En in mijn onmacht herinner ik mij, mijn geloofsbelijdenis tekst uit Daniel 2: 20  20 Hij zei:‘Geprezen zij de naam van God, van eeuwigheid tot eeuwigheid, want hij bezit wijsheid en kracht. De Here heeft Zijn plannen en ik ben maar Zijn dienaar. Het is alsof de Here wil tonen, dat middels mijn tekortkomingen, de Heren’s Naam verhoogd zal worden. Dit is mijn houvast temidden van mijn tekortkomingen.

Toen ik uiteindelijk als predikant van de HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) op 23 mei 2008 in Porsea, Noord Sumatra bevestigd wordt, wordt ik eraan herinnerd dat een dominee een dienaar is. Een Dienaar moet bedienen en niet om bediend te worden (Markus 10: 45). Dat maakt mij echt genieten van mijn korte carriere als ober in een restaurant, een paar jaren terug. Daar leerde ik vele dingen wat dienen is in het echt.

Vandaag voel ik mij vereerd door het vertrouwen om dienaar te worden binnen de GKIN, speciaal voor de regios Tilburg, Arnhem en Nijmegen. Na een lang proces, sta ik nu voor u allen, als predikant die structureel zal dienen binnen de GKIN. Mijn tijd voor de GKIN is helaas beperkt, maar het is een positieve kans om mijn best te geven tot eer van Zijn Naam.

Ik zie de GKIN als een gemeente vol dynamiek in het kerkelijk leven. Drie jaren in Nederland, en kennis gemaakt met de GKIN en PERKI van tijd tot tijd, zie ik het verlangen van Indonesische mensen in Nederland om dichter tot de Here te komen. Dit verlangen gemengd met behoud van eigen identiteit van Indonesia in dit tweede vaderland. Zo wordt de kerk een plaats voor nostalgie en samenkomst, dus de dominee preekt heel lichtjes met veel humor, was ook de boodschap val oudere dominees aan mij. Nu zitten er in de kerk ook de tweede en derde generatie, geboren in Nederland, zelfs de Nederlanders voelen de warmte en hechtigheid van onze gemeenschap. Zo verandert het kerk-zijn overeenkomstig de tijdgeest. Dit is de uitdaging voor de toekomst van de kerk.

Als dienaar van de GKIN, betekent deze kontekst voor mij een kans om de Here te lofprijzen in Nederland. Dus ook voor verschillende bediening binnen- en buiten de kerk. Wij hebben een verfrissing nodig, over ons begrijpen van de kerk en het kerkelijk leven. Dienst binnen de GKIN betekent ook volwassen maken van de gemeente middels mankracht vanuit de gemeente zelf. Leren uit het succes-verhaal van mijn eigen ouders, probeer ik u te doctrineren, om tot fulltime dienaren te worden binnen de GKIN. Dit is mijn hoop, en misschien wordt die ook uw hoop en verwachting. Nogmaals, in mijn eentje, zal het mij niet lukken. Christus, het Hoofd van de Kerk, zal ons naar de toekomt leiden.

In deze korte dienst periode binnen de GKIN, kan ik alleen hopen dat de gemeente mag groeien en leren in het geloof, net als ik ook veel van u allen zal leren. Ik verwacht van u dus, veel advies en samenwerking van ons allen om onze taken en onze roeping binnen de bediening te doen. Laat ons de zaligheid van de gemeenschap met Christus binnen de regio Tilburg en Arnhem Nijmegen genieten.

Ik ben mijn beide senior collega’s, ds Tjahjadi en ds Linandi dankbaar, voor al hun vele hulp om mij tot een betere bediening  te brengen. Ik dank ook iedereen die hier met zang en getuigenis zijn gekomen. Dank voor vriendschap en zusterschap onder ons. Laat ons ontplooien in de bediening tot eer van de Here. Alleen Zijn Naam verdient ons aller lofprijzing  !!

Ds Binsar Jonathan Pakpahan

Viewed 22061 times by 7823 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *