Doa Pagi ‘mak Sin

Posted by binsar on 15 Nov 2007 at 03:04 pm | Tagged as: Christianity, Reflection

– Cerita refleksi pengalaman Praktek di Panti Wreda Hanna, Jogyakarta

Pukul 03.17. Di tengah heningnya malam dan sunyinya suasana di Jogyakarta, suara langkah kaki suster yang membawakan air panas jatah mandi mulai terdengar.

Seorang suster masuk, sambil berbicara di telingaku, “Ayo Mak Sin… sudah pagi, airnya tak taruhke di kamar mandi ya….”

Ah… sudah pagi rupanya……,pikirku.

Tadi malam aku juga tidak bisa nyenyak tidurnya seperti malam-malam sebelumnya. Entah kenapa sekarang aku malah sering terbangun di tengah malam. Aku segera bangkit dari tempat tidurku. Kulihat Ibu Haryati masih tertidur. Biarkanlah, toh dia baru saja sembuh dari sakitnya. Ibu Sediani juga masih bermimpi rupanya. Lho, si Sum kemana?

Aku segera bergerak ke kamar mandi. Lebih baik mandi pagi-pagi supaya nanti tidak terlambat ikut ibadah, pikirku.

Selagi berjalan ke kamar mandi kulihat si Sum sudah berada di aula, tempat ibadah pagi.

Lho, ngapain dia di situ? Dasar edan, pagi-pagi kok sudah ‘mberesi bangku. Apa dia mau berebut menyusun bangku dengan Rika? Dasar sableng, pendatang baru tapi kerjanya sudah bikin ribut terus. Kerjanya kok dengki dan iri terus. Ah sudahlah… aku mau mandi saja….

………………

Nah kalau sudah mandi kan bisa seger begini. Yang lain di luar kelihatannya sudah bangun semua. Yang di kamar bagaimana ya.. Oh, Ibu Haryati sudah bangun rupanya. Ibu Sediani juga sudah ‘mberesin tempat tidurnya. Oh iya, aku mau berdoa pagi dulu. Hampir lali aku.

………………

“Tuhan, kembali aku ke hadapan-Mu. Terima kasih ya Tuhan Yang Maha Baik, Allah yang Kekal. Aku bersyukur ya Tuhan atas segala rahmat-Mu pagi ini. Terima kasih untuk udara segar pagi hari ini. Terima kasih untuk nafas yang masih Engkau berikan kepada hamba-Mu ini. Ampuni dosa yang telah kuperbuat selama ini ya Tuhan. Bimbing aku pada hari ini untuk menjalani hari yang indah ciptaanMu ini. Berikanlah pimpinan Roh KudusMu kepadaku. Tuhan, aku mau berdoa buat ibu Hadi, semoga Engkau memberikan kekuatan baginya menghadapi masa pensiunnya. Juga buat semua pekerja di sini. Egkau tahu semua pelayanan mereka ya Tuhan, biarlah Engkau menyertai mereka dalam pelayanan mereka dan pekerjaannya agar itu semua boleh memuliakan namaMu. Aku mau berdoa buat teman-temanku yang ada di sini. Engkau boleh menjaga mereka semua. Biarlah segala kehendakMu yang terjadi atas mereka, bukan kemauan mereka sendiri. Aku berdoa ya Tuhan, khususnya buat si Sum. Biar Engkau yang mau mengubah kekerasan hatinya. Semoga dia tidak lagi ngeyel seperti sekarang ini. Semoga dia tidak lagi menjadi sumber masalah di panti ini. Juga buat Samsiwi, semoga Engkau mau memberikan kembali penglihatannya kepadanya ya Tuhan. Buat Sumarti, Engkau tahu bahwa dia percaya kepadaMu ya Tuhan. Meskipun dia tetap sholat lima waktu, tetapi dia tetap percaya kepadaMu dan selalu mengikuti renungan firmanMu. Biarlah pada akhirnya nanti Engkau yang menentukan siapa yang layak ikut kerajaanMu. Aku juga mau mohon pengampunan untuk ibu Kartika. Engkau yang tahu kekerasan hatinya. Engkau tahu bahwa anaknya juga sudah meninggalkan dia di sini sendiri. Tapi aku tahu Tuhan, bahwa Engkau tidak akan pernah meninggalkan hambaMu. Biarkanlah segala kesedihan hatinya Kau hibur, ya Tuhan. Kepedihan hatinya waktu dia sakit anaknyapun jarang menengok dia, Engkau yang urapi. Luluhkan kekerasan hatinya agar dia mau mengakui bahwa dia sebenarnya tidak betah di sini. Ketuklah hati anaknya agar mau membawa ibunya kembali pulang ke rumah mereka. Juga buat Erna. Engkau yang tahu betapa jarangnya anaknya datang kemari ya Tuhan. Betapa seringnya dia bertengkar dengan penghuni panti yang lain. Betapa seringnya dia bercerita tentang kejayaannya semasa muda. Tetapi itu semua sebenarnya adalah kepedihan hatinya ya Tuhan. Kepedihan hatinya waktu anaknya cuma menyuruh asistennya yang datang untuk menjenguk dia. Kepedihan ketika dia tahu bahwa anaknya berada dan tinggal di kota yang sama, tetapi menyuruh orang lain yang datang untuk menjenguk dia, ibunya sendiri. Bahkan cucunya juga jarang sekali datang. Untuk mereka yang jarang dijenguk oleh anaknya, atau ditinggalkan begitu saja oleh keluarganya, bantulah mereka mengingat firman-Mu bahwa Engkaulah yang akan terus menyelamatkan dan menyertai kami. Ya Tuhan, kalau bisa engkau juga mau menjamah hati anak angkatku. Bukannya aku mau meminta balas budi, atau meminta uang darinya, tidak ya Tuhan. Saya membayar semua biaya si Tono itu dulu bukan karena saya mengharapkan balasan dari dia. Saya ingin bertemu dengannya ya Tuhan supaya kami bisa rukun kembali. Semoga Engkau mau mengetuk hatinya agar kami berdua bisa kembali berbaikan. Saya tahu bahwa saya di sini ada kareka berkat Tuhan semata. Saya tahu Engkau telah mengirimkan hambaMu untuk membayar semua biaya saya selama saya di sini, dan bukan anak saya tersebut yang membayarnya ya Tuhan. Saya hanya ingin Tuhan sadarkan dia, agar dia selalu ingat kepadaMu. Dia boleh lupa kepada aku tetapi jangan sampai dia lupa kepadaMu ya Tuhan.. Saya ingin agar Tuhan mau mengampuni dosa saya yang telah saya perbuat selama ini karena saya tahu ya Tuhan, sebagai manusia biasa pastilah saya banyak membuat kesalahan, yang saya sengaja maupun yang tidak sengaja. Tidak lupa saya berdoa untuk ketiga bocah lanang itu ya Tuhan. Engkau tahu kalau mereka akan jadi hambaMu, menjadi pendeta. Si … si gendut, si Roland dan Klip, semoga mereka dapat terus melayaniMu. Sertai mereka selalu ya Tuhan dalam masa Praktek Lapangan mereka di sini. Engkau yang memberkati mereka ya Tuhan, sertai mereka terus. Terpujilah Engkau Tuhan. Dalam nama AnakMu Yesus Kristus saya berdoa, Amin.

………………

Akh, sekarang sudah jam berapa ya? Oh sudah jam lima kurang seperempat, lebih baik aku segera duduk di tempat ibadah. Hari ini siapa yang bawa ibadah ya? Oh iya, si gendut. Aku mau coba ajak mereka hari minggu nanti ke tempatku di Klaten ah….

3 Responses to “Doa Pagi ‘mak Sin”

  1. on 17 Nov 2007 at 3:47 pm # sisilia
    ini maksudnya apa sih bang? kok aku nda ngerti ya,,,kenapa sih si mak sin? trus kenapa yang si gendut, mak sin lupa namanya? tega amat sih?
  2. on 18 Nov 2007 at 11:09 pm # binsar
    sisil, itu cerita waktu aku praktek di panti jompo di jogya, tinggal di sana 2 bulan. nah bagian ini adalah refleksiku. mak sin itu tokoh nyata, ya doanya karanganku aja. si ndut itu aku hahaha… karena mak sin itu memang udah pikun abis, ga pernah bisa nyebut binsar dan selalu ingat aku ndut, tapi ga pernah lupa beliin gorengan buat aku tiap pagi hehehehe, jadi kangen ma mak sin..
  3. on 19 Nov 2007 at 2:26 pm # naTaLia
    pasti brasa jadi orang kaya ya… punya seseorang yang inget ngedoa’in kita (bahkan di hari2 tua-nya)

Viewed 7523 times by 2175 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *