Mendengar Dan Melakukan

Posted (binsar) in Bible Study, Christianity on February-4-2008
Ringkasan Kotbah Minggu 3 Februari 2008

GKIN Arnhem

Matius 7:24-27

“Mendengar dan Melakukan”

Saudara-saudara terkasih, bagian Alkitab yang kita baca hari ini adalah penutup dari Kotbah di Bukit (Sermon on the Mountain) yang tertulis di Matius 5-7. Bagian ini menjadi sangat terkenal karena inilah catatan tertulis di mana Yesus mengucapkan langsung ajaranNya kepada banyak orang dalam waktu yang cukup lama. Yesus berbicara tentang banyak hal mulai dari ucapan bahagia buat mereka yang menderita, hal berpuasa, hal berdoa, tentang mengumpulkan harta sampai kepada peringatan terhadap ajaran yang sesat. Yesus mengungkapkan kunci dari pengajaranNya pada nas kotbah kita hari ini.

Pada ayat 21-23 Yesus mengatakan bahwa tidak semua orang yang memanggil dia Tuhan akan selamat. Hal ini menandakan bahwa keselamatan kita tidaklah ditentukan dari seruan kita memanggil Tuhan. Pemilihan keselamatan adalah karunia dari Allah semata. Banyak orang munafik akan berseru hal yang sama kepada Allah, tetapi pada harinya Allah akan tahu siapa yang benar-benar memuliakan Dia.

Tuhan Yesus menunjukkan melalui perumpamaan bahwa yang membedakan kita adalah mereka yang mendengarkan dan melakukannya. Mereka yang mendengar Firman Allah, seperti kita sekarang, belum tentu melakukannya. Mendengarkan adalah langkah pertama dalam mengetahui Firman Allah, tetapi tidak cukup sampai di situ, kita harus melakukannya. Ketika kita mendengarkan sabda Allah, kita harus memeliharanya (Lukas 11:28), dan yang berbahagia adalah mereka yang melakukannya (Yohanes 13:17).

Saudara-saudara terkasih, satu hal yang membuat Firman Allah berbeda adalah ketika kita tersentuh olehnya dan berubah karenanya. Berubah membutuhkan aksi mengganti yang lama menjadi yang baru. Aksi perubahan ini adalah sama dengan melakukan apa yang menjadi perintah Allah. Kalau kita hanya mendengarkan dan memuaskan diri dengan kata-kata, maka perkataan itu menjadi kosong dan kita hanya membohongi diri sendiri karena kita tidak melakukannya. Mengetahui tanpa melakukan adalah sia-sia.

Banyak orang Kristen yang mengetahui apa yang baik namun tidak melakukannya. Kita juga bisa mengungkapkan perkataan ini dalam bahasa lain, banyak orang yang tahu sesuatu itu buruk tetapi dia tetap melakukannya. Di setiap kotak rokok kita bisa membaca “roken is dodelijk” namun tidak semua orang perduli akan peringatan tersebut. Semua orang tahu bahwa dengan belajar kita akan menjadi pintar, namun tidak semua orang belajar dengan keras. Kita tahu bahwa minum alkohol berlebihan dapat merusak ginjal namun tetap ada yang tidak bisa menghentikannya. Kita tahu fast food itu tidak sehat namun kita tetap pergi ke Burger King dan McDonald. Kita tahu bahwa berbohong itu melukai orang dan diri sendiri namun kita tetap melakukannya. Kita tahu bahwa olahraga itu sehat namun kadang hanya berhenti menonton acara olahraga tanpa ikut melakukannya. Yang Tuhan Yesus inginkan adalah mendengarkan dan melakukannya.

Saudara-saudara terkasih, kalau memang kita tahu yang mana yang baik dan jahat, seharusnya mereka tidak melakukan yang jahat lagi, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Manusia tetap melakukan dosa dan melukai hati Tuhan. Tuhan tidak menyukai mereka yang mengajarkan Firman Allah tetapi tidak melakukannya (Mat. 23:3). Mereka yang mengetahui tetapi tidak melakukannya sebenarnya membawa hukuman atas dirinya sendiri.

Kevin Carter adalah seorang fotografer dari Afrika Selatan yang berkelana ke Sudan pada tahun 1993 untuk mengambil foto mengenai bencana kelaparan di sana. Gambar yang dia ambil kemudian menunjukkan adegan seorang anak kelaparan yang jatuh tertelungkup di tanah, dengan tulang menembus kulitnya yang tanpa daging lagi, berusaha menuju sebuah pos bantuan ‘food center’, dan di belakangnya seekor burung bangkai sudah menanti dengan tatapan mengintai. Carter memperoleh penghargaan Pulitzer untuk fotonya namun dia tidak pernah tau apa yang terjadi terhadap gadis kecil itu. Setelah memenangkan hadiahnya, Carter duduk di bawah sebuah pohon di rumahnya, mengangis dan merokok tanpa henti. Dia bunuh diri dua bulan setelah dia menerima hadiah Pulitzer pada Mei 1994. Mengetahui tetapi tidak melakukan membawa penyesalan yang dalam pada dirinya.

Dengan melakukan Firman Allah kita telah meletakkan dasar bangunan rumah kita di atas batu yang bisa bertahan dari hujan, banjir, dan angin. Batu itu sendiri sudah disediakan bagi kita, dialah Kristus. Di daerah seperti Palestina dan Israel, rumah memang dibangun di atas batu. Membangun di atas batu bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerja keras untuk dapat membangun sebuah rumah yang baik di atas batu, namun ketika sudah melakukannya kita akan mendapatkan sebuah tempat berlindung yang aman dan nyaman. Marilah kita bangun pondasi rumah kita dengan mendengarkan dan melakukan Firman Allah. Amin.

Viewed 9111 times by 2793 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *