Renungan Jumat Agung

Renungan E (sesudah pembacaan Lukas 23:44-49)

Saudara-saudara,

Kristus telah mati. Itulah akhir dari cerita pembacaan Alkitab kita hari ini. Peristiwa ini menjadi sebuah cerita yang hidup dan menyelamatkan manusia dari dosa. Kematian seorang Anak Manusia menjadi sebuah kisah penyelamatan seluruh dunia.

Apakah arti kematian Kristus yang sebenarnya?

Ada cerita mengenai seorang raja yang sedang pusing karena ada sebuah gerakan pemberontakan di kerajaannya. Ada sekelompok orang yang sepertinya tidak menyukai kepemimpinan raja ini. Suatu ketika ada beberapa dokumen penting yang hilang dari ruangan kerjanya. Raja menjadi marah dan mengumumkan kepada seluruh anak buahnya bahwa siapa yang ketahuan mengambil dokumen tersebut akan dicambuk seratus kali di depan semua orang. Setelah beberapa hari sang raja menjadi sedih ketika tahu yang mengambil dokumen tersebut adalah ibu mertuanya beserta adik iparnya perempuan. Mereka rupanya ikut dalam gerakan yang ingin menjatuhkan raja. Yang membuatnya lebih sedih adalah ibu mertua dan adik iparnya memohon dengan sangat untuk tidak dihukum dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Sang permaisuri juga kemudian ikut memohon kepada raja untuk tidak menghukum ibunya karena dia berjanji akan meminta mereka untuk tidak memberontak lagi.

Er is een verhaal over een koning die kopzorgen had omdat er een opstand was uitgebroken in zijn koninkrijk. Er was een groep mensen die zijn leiderschap niet mogen. Op zeker moment waren een paar belangrijke documenten uit zijn werkkamer verdwenen. De koning werd boos en liet bekend maken aan al zijn onderdanen dat diegene die de documenten heeft weggenomen gestraft zal worden met honderd zweepslagen in het openbaar. Na een paar dagen werd de koning erg verdrietig toen bekend werd dat zijn schoonmoeder en zijn jongere schoonzuster de documenten hadden weggehaald. Het scheen dat zij in het complot zaten om de koning te verjagen. Wat hem nog verdrietiger maakte was dat zijn schoonmoeder en zijn schoonzuster hem met klem verzochten hen niet te straffen en zij beloofden om het niet meer te doen. Ook de koningin vroeg hem om haar moeder niet te straffen omdat ze beloofd had om haar te vragen geen revolutie meer te ontketenen.

Sang raja bingung karena dia bisa melihat penyesalan ibu mertuanya. Namun di satu sisi, media sudah mengangkat berita ini dan mereka ingin melihat apa tindakan raja selanjutnya. Ini menjadi dilema buat sang raja. Kalau dia tidak menghukum, maka dia akan dianggap tidak tegas dan ini bisa memperkuat arus pemberontakan terhadap dirinya. Kalau dia menghukumnya, maka bisa jadi dia akan kehilangan cinta dan dukungan isterinya sendiri, ditambah usia ibu mertuanya yang sudah tua tidak memungkinkan dia untuk sanggup menerima 100 cambukan. Apa yang harus dilakukan sang raja?

De koning is radeloos omdat hij de spijt van zijn schoonmoeder zag. Maar aan de andere kant, de media had het bericht al verspreid  en zij wilden graag zien wat de volgende stappen van de koning zullen zijn. Dit wordt een grote dilemma voor de koning. Als hij hen niet veroordeelt, zal hij bekend staan als een besluiteloze koning en dit kan de opstand tegen hem versterken. Als hij hen veroordeelt, zal hij de liefde en steun van zijn eigen vrouw kwijtraken, en komt nog bij dat zijn schoonmoeder al op leeftijd was en 100 zweepslagen niet zou overleven. Wat moet de koning doen?

Sang raja memutuskan untuk memanggil semua anggota istana untuk menjalankan keputusannya. Ibu mertuanya dan adik iparnya dibawa keluar oleh seorang penjaga. Mereka gemetar karena takut menghadapi hukuman. Media siap merekam peristiwa ini. Lalu sang raja maju ke depan dan berkata, “Agar kalian bisa melihat, bahwa kebenaran dan keadilan harus ditegakkan tanpa memandang siapapun orangnya dalam kerajaan ini. Yang bersalah tetap bersalah dan mereka harus dihukum. Wahai algojo, cambuklah mereka seratus kali di hadapan orang banyak ini!“ Semua orang terdiam mendengar perintah raja tersebut.

De koning riep de hele hofhouding bij elkaar om zijn beslissing uit te voeren. Zijn schoonmoeder en schoonzuster werden door een wachter naar buiten gebracht. Ze trilden omdat ze bang waren voor hun straf. De media is gereed om deze gebeurtenis op te nemen. Toen trad de koning naar voren en zei: “ Zodat jullie kunnen zien dat de waarheid en het recht gehandhaafd moet worden zonder aanziens des persoons in deze koninkrijk. Die fout is is fout en moet veroordeeld worden. Kom, beul, geef hen 100 zweepslagen in het openbaar!” De mensen werden stil bij het horen van het bevel van de koning.

Ketika sang algojo hendak memulai hukuman cambuk, sang raja berdiri dari tempat duduknya dan mencegahnya, lalu raja berkata “Mereka tetap dihukum, tetapi biarlah aku yang menanggung hukuman mereka.“ Raja membuka bajunya dan menerima cambukan seratus kali untuk mengganti hukuman ibu mertua dan adik iparnya. Setelah hukuman usai dilaksanakan, sang raja dibawa kembali ke dokter istana karena punggungnya mengeluarkan darah dengan hebat. Semua orang yang melihat hal ini terharu dan menangis, juga musuh-musuhnya. Sang raja berhasil memenangkan kebenarannya dengan kasih.

Toen de beul wou beginnen met de zweepslagen, stond de koning op van zijn kroon en hield hem tegen, waarna de koning zei: “Hun straf blijft, maar laat mij hun straf op mij nemen.” De koning opende zijn jas en ontving 100 zweepslagen om de straf van zijn schoonmoeder en schoonzuster op zich te nemen. Na afloop van het vonnis werd de koning naar de paleisarts gebracht omdat zijn rug helemaal opengereten was. Alle mensen die dit zagen waren diep onder de indruk en huilden, ook zijn vijanden. De koning was het gelukt de waarheid te laten overwinnen door liefde.

Kadang-kadang kebenaran dalam kasih memang menyakitkan, tidak jarang menuntut pengorbanan diri sendiri. Begitu besarnya kasih Allah akan dunia ini, akan saudara, saya, kita semua, sehingga Allah mengorbankan diriNya sendiri, mengaruniakan Anaknya yang tunggal kepada kita di kayu salib, supaya setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh kehidupan yang kekal.

Cerita mengenai Tuhan Yesus ini belum selesai. Kisah ini masih berlanjut sampai hari kebangkitan nanti. Dan sampai saatnya nanti kita mengingat kisah kematianNya dan bersyukur atas pengorbanan diriNya.

Peristiwa ini juga yang sebentar lagi akan kita alami dan selami dalam misteri kehadiran Kristus dalam dunia ini melalui Roh Kudusnya. Misteri ini akan kita rayakan dan kita kenang bersama dalam perayaan Perjamuan Kudus, untuk mengingat kehidupan, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, sang Juruselamat. Amin.

Viewed 19934 times by 7637 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *