Just Do It

Jan 24, 2010 8:44 AM

Just Do It

by binsar

1 person liked this – you

Khotbah Markus 1:14-20

Just Do It

Ketika memasuki tahun 2010, saya berpikir, “Oh, tahun ini saya akan lebih rajin dan tidak akan menunda-nunda pekerjaan saya lagi.” Saya akan menyelesaikan semua pekerjaan saya tanpa membuang waktu lagi. Saya punya rencana untuk lebih dekat lagi dengan Tuhan, lebih rajin baca Alkitab.

Pada tanggal 1 Januari saya berencana untuk memulai membaca Alkitab. Tapi ternyata tanggal 1 saya terlalu capai karena tidak tidur semalaman menghabiskan malam tahun baru bersama teman-teman sampai pagi. Saya pikir, “ah, besok saya akan benar-benar memulainya.”  Besoknya ketika bangun tidur dan mau mulai berdoa dan membaca Alkitab saya lihat Alkitab saya halaman-halaman pinggirnya agak terlipat, lalu saya mulai membetulkan halaman tersebut. Ketika saya sedang membetulkan halaman Alkitab saya dapat ide untuk membeli cover Alkitab, lalu saya pergi ke Hema/V&D untuk mencari sampul Alkitab yang tepat. Sesampainya di Centrum saya berpikir, “oh iya lebih baik saya sekalian belanja untuk minggu ini.” Sejam kemudian, selagi bersepeda pulang, ternyata ban sepeda saya agak kempes, lalu saya menyempatkan diri untuk ke bengkel dekat rumah untuk meminjam pompa mereka. Sewaktu di bengkel sepeda saya bertemu teman saya yang memiliki masalah dengan pekerjaannya karena dia selalu menunda pekerjaannya. Saya kemudian memberi masukan kepadanya, saya memberi saran bagaimana dia bisa langsung melakukan apa yang perlu dikerjakan.

Dua jam kemudian saya tiba di rumah. Saya pikir lebih baik saya makan siang karena ini sudah siang. Akhirnyasebelum menyiapkan makan siang saya pikir, “waduh dapur ini berantakan banget, beresin dulu deh”maklum bekas party malam tahun baru. Ketika mencari kain lap, saya sadar bahwa bukan cuma kain lap yang kotor semua, cucian saya juga numpuk, lalu saya mengumpulkan semua baju kotor untuk dimasukkan ke mesin cuci. Ketika mengosongkan kantong jeans saya menemukan beberapa kartu nama kenalan baru saya,“wah kenalan perempuan baru nih!”. Akhirnya saya memutuskan untuk memasukkan nama dan nomor telepon mereka ke dalam HP saya. Ketika melihat HP saya sadar bahwa saya harus mencek jumlah tagihan bulan lalu supaya saya memiliki jumlah uang yang cukup di rekening koran. Lalu saya membuka komputer untuk online banking. Ketika selesai start up saya lihat ada beberapa email masuk, dan facebook notifications, lalu saya buka facebook saya. Selagi melihat foto2 teman2 waktu tahun baru dan natal,seorang teman bertelepon dan bertanya, “Hey Sar, lagi ngapain, sibuk nggak?” Lalu setelah 20 detik saya menjawab, “Saya mau baca Alkitab.”

Saudara-saudara, ada kata baru yang saya pelajari belum lama ini. Kata itu belajar dari bahasa inggris procrastination – yang artinya suka menunda-nunda sesuatu yang harus dilakukan; tidak bisa memulai sebuah pekerjaan. Cerita tadi adalah cerita tipikal tentang orang yang menunda pekerjaannya. Banyak alasan yang bisa diberikan untuk menunda sebuah pekerjaan, antara lain “kalau masih bisa ditunda besok kenapa dikerjakan sekarang?”

Mungkin kita seperti cerita di atas, bahwa sebenarnya kita sedang menunda sesuatu.  Saya yakin bahwa banyak dari kita yang memiliki panggilan untuk melakukan sesuatu bagi Tuhan. Mungkin ada yang memiliki kerinduan melakukan sesuatu bagi Allah, lebih sering berdoa, membaca Alkitab, menolong orang lain, menjadi pelayan Tuhan, dan lain sebagainya. Yang menjadi tantangan bagi kita adalah bagaimana kita bisa merespon panggilan Tuhan.

Hari ini kita akan belajar dan melihat bagaimana respon keempat murid pertama yang dipanggil oleh Tuhan Yesus untuk mengikut Dia. Kita akan belajar bagaimana cepatnya mereka merespon panggilan Tuhan dan bagaimana kita bisa menirunya dalam kehidupan kita sekarang.

Waktu itu Yesus telah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, dan dia baru saja selesai memberitakan Injil Allah. Ketika sedang berjalan dia memanggil Simon dan Andreas yang sedang menebarkan jala ikan. Respon mereka adalah “segera” meninggalkan pekerjaannya. Ada penekanan dalam cerita ini bahwa mereka langsung meninggalkan pekerjaannya untuk memenuhi panggilan Tuhan Yesus.

Ada suatu hal yang luar biasa yang terjadi. Orang tidak biasanya langsung meninggalkan pekerjaannya untuk mengikut orang yang baru dikenalnya. Kalau Yesus hidup di Belanda pada masa kini, jangankan untuk meninggalkan pekerjaan, mungkin Yesus harus membuat janji dulu sebelum bisa bertemu dengan Simon dan Andreas.

Nah sekarang mari coba kita bayangkan nelayan seperti apa keempat murid Yesus yang dipanggil ini, Simon dan Andreas, serta Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes. Yang mengherankan saya adalah kenapa keempat orang ini begitu patuh terhadap panggilan Yesus untuk meninggalkan pekerjaan mereka.

Tadinya saya berpikir bahwa keempat nelayan yang dipanggil Yesus ini pasti pekerjaannya kurang baik makanya dia mau mengikut Yesus. Di bayangan saya nelayan adalah pekerjaan yang kurang menjanjikan. Makanya kalau saya jadi nelayan dan kemudian dipanggil Yesus… ya setelah menimbang risk and profit mungkin lebih baik saya mengikut Yesus yang menurut rumor waktu itu adalah “Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” (Matius 16:14).

Bayangkan kalau kita sekarang sedang memiliki usaha/pekerjaan yang baik, lalu Yesus memanggil kita untuk mengikut Dia. Ini seperti seseorang yang datang kepada kita dan menawarkan pekerjaan baru. Di dalam dunia usaha sekarang banyak sekali hal yang harus kita pertimbangkan dalam mengambil sebuah pekerjaan baru. Apakah pekerjaan itu menjanjikan gaji yang baik, tunjangan kesehatan, bonus, fasilitas kantor, dan berapa minggu dalam setahun kita bisa mengambil vakantie.

Kalau berpikir seperti itu, maka mungkin nelayan ini tidak memiliki masa depan yang baik sehingga mereka mau saja mengikut Yesus. Apa sebenarnya yang dilakukan seorang nelayan? Kenapa harus nelayan yang dipanggil? Kenapa bukan para tentara, guru agama yahudi, atau pedagang?

Nenek saya sekarang tinggal di sebuah desa nelayan di Tanjung Balai, Sumatera Utara, dan seorang om saya juga memiliki kapalnya sendiri di sana. Saya pernah ikut melaut dan melihat bagaimana cara orang menangkap ikan. Ketika saya mengatakan profesi nelayan, maka saya yakin bahwa kita punya citra yang berbeda mengenai nelayan. Seorang nelayan di Belanda tentu berbeda dengan nelayan di Indonesia. Nelayan di Belanda biasanya dilengkapi dengan alat navigasi canggih, alat GPS terbaru, dengan kapal yang aman dan pendidikan modern mengenai cara menangkap ikan. Nelayan tradisional di Indonesia biasanya mengandalkan bintang/kompas sederhana, kapal kayu dengan motor mesin seadanya, dan pendidikan turun temurun mengenai cara menangkap ikan.

Tetapi pada waktu Tuhan Yesus pekerjaan nelayan agak memiliki arti yang berbeda. Nelayan adalah mata pencaharian yang agak eksklusif. Danau Galilea – tempat mereka mencari ikan – adalah danau besar seluas 166 km2 dengan kedalaman 43 meter yang kaya dengan ikan. Ikan adalah salah satu sumber penghasilan utama.

Pekerjaan nelayan pada waktu itu bukanlah sembarang pekerjaan. Keempat nelayan ini ternyata juga harus memiliki kemampuan bisnis – karena mereka harus menjual sendiri ikannya; biasanya mereka multilingual (bisa bahasa Aramaic, Ibrani, Yunani dan Petrus sendiri bisa berbahasa Latin); harus sabar, kuat menghadapi cuaca, dan juga harus tahu bagaimana mengatur keuangan dan pajak mereka. Zebedeus, ayah Yohanes, sudah memiliki anak buah kapal sendiri, artinya mereka juga berasal dari keluarga ekonomi tinggi.

Saudara-saudara, kalau begitu alasan mereka meninggalkan pekerjaannya untuk mengikut Yesus bukan karena mereka kurang pintar, kurang uang ataupun kurang kerjaan. Mereka melakukannya karena mereka merasa wibawa yang tinggi dari Yesus, mereka punya kepatuhan dan iman yang besar. Tanpa berpikir panjang mereka mematuhi panggilan Yesus.

Sekarang coba kita renungkan kembali kehidupan kita. Panggilan apa yang ada di dalam hidup bapak ibu, yang anda rasakan sebagai panggilan Tuhan tetapi masih anda tunda lakukan? Pernahkah anda merasa sepertinya Tuhan memanggil anda untuk melakukan sesuatu tetapi anda tidak mau melakukannya karena itu terlalu berat, belum saatnya, atau anda sendiri tidak sanggup melakukannya?

Mungkin saudara merasa terpanggil untuk menjadi guru sekolah minggu karena melihat kebutuhan gereja kita, tetapi merasa tidak punya waktu.

Mungkin saudara merasa terpanggil untuk menjadi majelis tetapi merasa belum siap dan menundanya.

Mungkin saudara merasa terpanggil untuk menyumbangkan sesuatu untuk kemuliaan Tuhan tetapi masih mau mengumpulkan duit dulu karena takut nanti uang anda habis.

Mungkin saudara terpanggil untuk mengunjungi seseorang yang kesusahan tetapi merasa takut akan ditolak.

Keempat nelayan ini meninggalkan seluruh hidupnya untuk mengikut Yesus dan mereka berhasil menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Mereka tidak menunda panggilan Tuhan dan berhasil menjadi penjala manusia.

Saudara-saudara,

Hal yang akan saya katakan sekarang tidak ada dalam beamer, tapi saya akan coba sedikit menjelaskannya.

Kenapa kita cenderung menunda panggilan Tuhan?

Memang ini juga ada hubungannya dengan pengaruh zaman modern dan makna wibawa otoritas dalam hidup kita. Hanya sedikit hal yang kita anggap memiliki kuasa atas kita. Mungkin hanya beberapa panggilan dalam hidup kita yang kita benar-benar patuhi, “panggilan isteri/kalau anda takut isteri” dan “panggilan jam pulang kerja”

Panggilan polisi saja kita tidak takut, apalagi panggilan pendeta.

“Ada surat panggilan jadi saksi – ah biarin aja, sidang polisi itu ga perlu.”

Kita sekarang diajar untuk berpikir dulu dan selalu bertindak independen, menganalisa setiap panggilan, dan menentukan mana yang menguntungkan buat kita.

Ketika saya kecil, saya ingat bahwa saya harus segera menjawab panggilan orangtua saya. “Binsar, coba ke sini dulu!” saya harus selalu menjawab “Ya Ayah, atau mama.” Itu adalah ajaran yang diberikan.

Anak sekarang, “Michael, coba ke sini dulu!”

“tanggung ma, ini gamenya belom selesai“ “aduh, nanti aja, filmnya lagi seru nih”

Hal ini membuat kebanyakan orang berpikir bahwa kita sendiri yang memiliki otoritas atas diri sendiri. Initidak salah, tetapi menjadi kurang tepat ketika kita tidak lagi memiliki rasa sadar akan panggilan untuk patuh di dalam hidup kita.

Ada otoritas yang memang seharusnya kita dengarkan dalam hidup kita. Salah satu otoritas tertinggi dalam kehidupan kita adalah dari SANG PEMBERI KEHIDUPAN ITU SENDIRI. Salah satu suara yang seharusnya kita respon dengan segera adalah suara Tuhan dalam hidup kita.

Saudara-saudara,

Firman hari ini mengingatkan kita untuk belajar dari respon para murid untuk mengikuti panggilan Sang Juru Selamat. Para murid menghadapi hal yang tidak pasti, dan mereka tetap patuh kepada panggilan Tuhan. Kita hidup dari karunia Tuhan dan tahu akan karya nyata Tuhan dalam kehidupan kita. Sekarang ketika Tuhan memanggil kita untuk bekerja baginya, apakah jawaban kita? Mungkin saudara juga harus mengingat dan merenungkan kembali panggilan Tuhan dalam kehidupan saudara dan mulai menjawab, “Ya Tuhan!” Lakukanlah panggilan Tuhan dalam hidupmu!

Amin.

Nederlandse Vertaling

Markus 10:14-20

Meteen doen.
Toen ik het jaar 2010 betrad, dacht ik: “O, dit jaar zal ik ijveriger zijn en mijn werk niet meer uitstellen”. Ik zal al mijn werk afmaken zonder tijdverlies. Ik had het plan om dichter bij God te zijn en de Bijbel vaker te lezen. Op 1 januari had ik het plan om te beginnen met Bijbel-lezen. Maar op die dag was ik te vermoeiend door gebrek aan slaap tijdens de viering van “oud en nieuw” tot in de ochtend met mijn vrienden.

Ik dacht: “morgen zal ik echt beginnen”. De volgende ochtend, na het opstaan, zou ik gaan bidden en de Bijbel lezen, maar ik zag dat de zijkanten van mijn Bijbel gevouwen waren en toen begon ik met het herstellen van die bladen en kreeg het idee om een Bijbelkaft te kopen en ik ging toen naar Hema / V&D om een geschikte kaft voor de Bijbel te kopen. In het centrum aangekomen kwam ik op de gedachte om tegelijk de boodschappen te doen voor deze week. Een uur later tijdens de fietstocht naar huis, was mijn fietsband wat plat en ik nam de tijd om een fietspomp te lenen bij de fietsenmaker dicht bij huis. Tijdens mijn aanwezigheid bij de fietsenmaker, ontmoette ik mijn vriend, die problemen had met zijn werk door steeds uitstellen van zijn werk. Ik gaf hem het advies hoe hij direct zijn taken kon verrichten, wat hij moest doen. 2 uren later kwam ik thuis. Ik dacht: laat ik maar eerst mijn lunch nuttigen, want het was al laat in de middag. Ik bereidde mijn lunch. Voor de lunch had ik het plan om de keuken op orde te stellen, die niet in orde was na de Oudejaarsdag. Toen ik naar het doek zocht, besefte ik dat er nog veel ongewassen wasgoed was. Toen verzamelde ik de vuile was en stopte die in de wasmachine. Toen ik de zakken van mijn jeans leegde, vond ik de naamkaarten van mijn nieuwe kennissen. Ik nam het besluit om de namen en telefoonnummers in mijn mobiele telefoon te plaatsen. Toen ik mijn mobiele telefoon zag, kwam ik tot de beseffing dat ik mijn maandelijkse verplichtingen moest checken, zodat ik dan genoeg geld heb op mijn bankrekening. En toen opende ik mijn computer voor de online-banking. Toen ik de computer startte, belde een vriend van mij met de vraag: “Wat ben je aan het doen, heb je het druk?” En toen na 20 seconden antwoordde ik: “Ik wil de Bijbel lezen”.

Broeders en zusters, ik heb recentelijk een nieuw Engels woord geleerd: procrastination – het betekent steeds maar uitstellen wat gedaan moet worden; kan geen start maken met bepaald werk. Dat verhaal aan het begin was typisch over iemand die zijn werk uitstelt. Er zijn veel redenen om een taak uit te stellen, onder andere: “indien het uitgesteld kan worden tot morgen, waarom moet het nu gedaan worden?”

Mogelijk zijn wij zoals het verhaal hierboven, dat wij bezig zijn met het uitstellen van iets.

Ik ben overtuigd dat velen van ons de roeping hebben om iets voor God te doen. Misschien het verlangen om iets te doen voor God, om vaker te bidden, de Bijbel lezen, anderen helpen, om Gods dienaar te worden, en andere soorten. De uitdaging voor ons is hoe wij de respons moeten geven op Gods roeping.

Vandaag zullen wij leren en zien over de respons van de vier eerste leerlingen, die door de Here Jezus werden geroepen om Hem te volgen. Wij zullen leren hoe snel ze op Gods roeping respondeerden en hoe wij dat kunnen nadoen in ons huidige leven.

In die tijd was Jezus gedoopt door Johannes de Doper en Hij was net klaar met het verkondigen van Gods evangelie. Al lopende riep Hij Simon en Andreas, die bezig was met het uitwerpen van hun visnetten. Hun respons was “meteen” hun netten achterlaten.

In dit verhaal is de nadruk dat ze meteen hun werkzaamheden achterlieten om te voldoen aan de roeping van de Here Jezus.

Er was iets bijzonders gebeurd. Het is ongewoon dat iemand zijn werk meteen achterlaat om iemand te volgen, die hij pas kent. Indien Jezus in deze tijd in Nederland leeft, zal Jezus eerst een afspraak moeten maken om Simon en Andreas te ontmoeten en ze zullen zeker niet meteen hun werk achterlaten.

Nu kunnen wij ons voor de geest houden welk soort vissers deze vier geroepen leerlingen van Jezus waren, Simon en Andreas, Jakobus, de zoon van Zebedeüs en Johannes. Wat mij verbaasde was waarom deze vier mensen zo gehoorzaam waren op de roeping van Jezus om hun werkzaamheden te verlaten.

Voordien dacht ik dat de werkzaamheden van deze vier vissers, die door Jezus werden geroepen, niet zo goed waren, waardoor ze bereid waren om Jezus te volgen. In mijn verbeelding is het werk van vissers minder goed voor de toekomst. Hierdoor indien ik visser was en door Jezus werd geroepen, na het overwegen van “risico”en “voordeel” ,

zou ik Jezus volgen, die in die tijd door diverse mensen als Johannes de Doper of Elia of Jeremia of één van de andere profeten werd gezegd. (Matteüs 16: 14).

Stelt u voor, indien wij nu een goed bedrijf/ baan hebben en Jezus roept ons om Hem te volgen. Het is vergelijkbaar met iemand, die bij ons komt en een nieuwe baan aanbiedt.

In het huidige bedrijfsleven zijn er veel factoren, die overwogen moeten worden, alvorens wij een nieuwe baan aannemen. Geeft die baan een goed salaris, gezondheidszorg-bijdrage, bonus, kantoor-faciliteiten en hoeveel weken per jaar mogen wij vakantiedagen opnemen?

Met die gedachte, hadden die vissers misschien geen goede vooruitzichten voor de toekomst, waardoor ze Jezus wilden volgen. Wat doet een visser eigenlijk? Waarom moesten vissers opgeroepen worden? Waarom geen militairen, Joodse godsdienstonderwijzers of handelaren?

Mijn grootvader woont nu in een vissersdorp in Tanjung Balai, Noord-Sumatra, en één van mijn ooms heeft daar ook zijn eigen boot. Ik had ooit meegevaren en zag hoe de mensen vissen vangen. Wij hebben diverse verschillende meningen over vissers.

De visser in Nederland is verschillend dan de visser in Indonesia. De visser in Nederland wordt meestal voorzien van een goed navigatie-apparaat, een modern GPS-apparaat, een veilige boot en een moderne opleiding over de methode van de visvangst. De traditionele visser in Indonesia vertrouwt meestal op het eenvoudige  kompas, houten boot met eenvoudige motor en de familiaire opleiding over de methode van de visvangst.

Maar in de tijd van de Here Jezus had het werk van de visser een verschillende betekenis. Het vissersberoep is een wat exclusieve broodwinning. Het meer van Galilea – de plaats van hun visvangst – is een groot meer van 166 vierkante kilometer met een diepte van 43 meter en het is rijk aan vissen. Vis was één van de hoofdzakelijke bron van inkomsten.

Het werk als visser in die tijd was niet zomaar een baan. Deze vier vissers moesten ook handelscapaciteiten hebben, want ze moesten de vissen zelf verkopen; ze zijn gewoonlijk veeltalig (ze kunnen Aramees, Hebreeuws, Grieks en alleen Petrus kon ook Latijns spreken); ze moesten geduld hebben, sterk zijn tegenover de weersomstandigheden en ook de kennis hebben om hun financiën en belastingen te regelen. Zebedeüs, de vader van Johannes heeft zijn eigen boot-personeel, dat betekent dat ze ook afkomstig zijn van een sterk-economische familie.

Broeders en zusters, indien het zo is dan was de reden om hun werk achter te laten en Jezus te volgen, nietomdat ze minder pienter waren, minder geld hadden of door gebrek aan werk. Ze hadden het gedaan omdat ze het sterke gezag van Jezus aanvoelden, ze hadden gehoorzaamheid en een sterk geloof. Zonder verder na te denken, gehoorzaamden ze de roeping van Jezus.

Nu moeten wij ons leven opnieuw memoreren. Welke roeping heeft u in uw leven, die u aanvoelt als Gods roeping, maar de uitvoering nog door u uitgesteld is? Hebt u ooit het gevoel dat God u roept om iets te doen, maar u wilt het niet doen, omdat het te zwaar is, de tijd nog niet geschikt is of u voelt zich niet in staat om het uit te voeren?

Misschien voelt u zich geroepen om een onderwijzer van de kindernevendienst te worden, omdat u de behoefte van de kerk ziet, maar u heeft nog geen tijd.

Misschien voelt u zich geroepen om kerkenraadslid te worden, maar u voelt zich nog niet gereed en u stelt het uit.

Misschien voelt u zich geroepen om iets te doneren voor Gods eer, maar u wilt eerst geld sparen, omdat u bang bent, dat u straks geen geld meer heeft.

Misschien voelt u zich geroepen om iemand te bezoeken, die het moeilijk heeft, maar u bent bang dat het geweigerd wordt.

Deze vier vissers hadden hun totale leven verlaten om Jezus te volgen en ze waren succesvol  met het verspreiden van het evangelie in de hele wereld. Ze hadden de roeping van God niet uitgesteld en ze hadden succes met het vissen van mensen.

De Blijde Boodschap van vandaag geeft ons de aanwijzing om te leren van de respons van de leerlingen om de roeping van de Heiland te volgen. De leerlingen hadden te maken met onzekere dingen en toch waren ze blijvend gehoorzaam op de roeping van God. Wij leven door Gods genade en weten van de daadwerkelijke daden van God in ons leven. Nu God ons roept om voor Hem te werken, wat zijn onze antwoorden? Mogelijk moet u zich ook opnieuw nadenken en memoreren over de roeping van God in uw leven en begint met te antwoorden:

“Ja God!” Voert Gods roeping in uw leven uit!

Amen.

Viewed 13063 times by 4375 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *