Menanti Hari Tuhan

Feb 28, 2009 4:57 AM

by binsar

Khotbah Minggu Advent ke-2

7 Desember 2008

GKIN Amstelveen

2 Petrus 3:10-16

“Menanti Hari Tuhan”

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Tanpa terasa hari ini kita memasuki minggu advent ke-2. Minggu Advent adalah minggu penantian kita akan kedatangan Kristus ke dunia ini. Natal sudah menyambut kita dalam beberapa minggu lagi. Beberapa orang di sini mungkin sudah menghias rumahnya dengan pohon natal. Mungkin juga ada yang pergi ke kota untuk melihat Sinterklaas kemaren. Setiap keluarga biasanya memiliki tradisi masing-masing dalam menyambut Natal.

Saya ingat tradisi keluarga orangtua saya sendiri waktu natal. Biasanya kami sudah sibuk mengirim kartu natal dari awal bulan. Sayang sekali tradisi ini agak terganti dengan tradisi mengirim SMS karena lebih murah dan lebih cepat sampainya. Biasanya ayah dan mama saya akan mencetak kartu natal keluarga sendiri dan mengirim ke orang-orang yang kami kenal. Beberapa hari menjelang natal kami akan memasak kue kering, kue bolu, tidak lupa memesan ketupat ketan untuk dimakan pada hari natal dengan rendang buatan mama. Pohon natal sudah mulai dipasang dari minggu ini. Kami menghiasnya dengan macam-macam pernak-pernik, tapi tanpa kapas. Intinya, kami bersiap-siap menyambut natal.

Saudara-saudara, coba kita membayangkan kalau Natal itu datangnya menjadi kejutan. Pasti menyenangkan kalau hari Natal ditentukan melalui sebuah undian dan hanya diumumkan sehari sebelum Natal. Saya bisa bayangkan mungkin terjadi kekacauan pada semua industri natal dan santa klaus. Bisa jadi natal jatuh pada summer sehingga santa klaus harus mempersiapkan juga Santa’s summer wear. Apakah saudara masih mempersiapkan diri, atau karena mungkin terlalu bosan atau tidak mau repot, akhirnya anda jadi cuek.

Saurada-saudara yang terkasih, hari ini kita membaca tentang menanti hari Tuhan dan mempersiapkan diri akan kedatanganNya. Menanti hari Tuhan bukan untuk meperkirakan kapantetapi bagaimana kita mempersiapkan diri. Tetapi kita sering terjebak dengan pertanyaan kapansehingga segala sesuatu menjadi seputar waktu kedatangan dan bukan apakah kita siap untuk menyambutnya. Saudara-saudara, alasan kita perlu tahu kapan adalah untuk mempersiapkan diri kita. Kita perlu tahu kapan jam kerja, kapan waktu tram berangkat, kapan hari Natal, agar kita bisa mempersiapkan diri. Jadi pertanyaan kapan itu hanya sub-primer terhadap bagaimana. Ketika kita tahu bagaimana mempersiapkan diri untuk kerja, pertanyaan kapan sudah otomatis terjawab, atau bahkan tidak perlu lagi kita tanyakan.

Saudara-saudara yang terkasih, di sini kita akan melihat bahwa konsep waktu Allah berbeda dengan konsep waktu kita. Dalam ukuran waktu yang kita gunakan, 60 detik = 1 menit; 60 menit = 1 jam; 24 jam = 1 hari; 7 hari = 1 minggu; dan seterusnya. Begitu kita melewati sebuah waktu, maka waktu itu tidak akan pernah sama lagi. Kita baru saja menghabiskan waktu 5 menit awal dalam khotbah ini dan 5 menit itu tidak akan bisa terulang lagi dalam waktu kita.

Tetapi waktu Allah tidak sama dengan waktu kita. Allah melakukan segala sesuatu berdasarkan waktuNya, dan waktuNya adalah selalu baik. Kalau kita menempatkan Allah dalam konsep waktu kita, maka kita akan kecewa, frustrasi, karena Allah tidak selalu langsung memenuhi permintaanku ketika aku memintanya.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, yang terjadi pada waktu Rasul Petrus menulis suratnya ini, banyak jemaat yang sudah menanti kedatangan Kristus yang kedua kali. Banyak yang mengira bahwa mereka akan mengalaminya pada masa kehidupan mereka sendiri. Namun anggota Jemaat yang menjadi alamat surat Petrus ini mulia menanyakan kepastian kedatangan Tuhan karena ada beberapa anggota Jemaat yang sudah meninggal sebelum Kristus datang. Jemaat Petrus ini adalah jemaat kecil yang kebanyakan berisi orang Yahudi yang baru saja menjadi Kristen. Banyak orang di sekitar mereka yang sudah menghina bahwa Yesus tidak akan pernah datang lagi, mereka meragukan ketepatan janji dan waktu kedatangan Kristus kembali.

Petrus mengingatkan jemaat ini bahwa “di hadapan Tuhan satu hari sama dengan seribu tahun” (ay.8). Petrus juga mengingatkan bahwa Allah tidak akan lalai menepati janjiNya (ay. 9). Ini artinya waktu Allah tidak sama dengan waktu kita. Dia akan datang seperti pencuri (bandingkan Matius 24:43). Ini artinya ada unsur keterkejutan dan ketidakpastian. Kalau dulu orang berasumsi bahwa pencuri hanya datang pada malam hari. Pada masa ini, pencuri bisa datang kapan saja, dan bisa berlaku secepat kilat, di waktu kita tidak mengiranya.

Petrus memberi penjelasan bahwa Allah seperti mengulur waktu kedatanganNya agar banyak orang menjadi percaya dan beroleh selamat (ay. 15). Karena itu baiklah kita mengisi waktu kita sebaik-baiknya dengan tindakan yang menyenangkan Allah. Petrus berkata bahwa “kamu harus berusaha supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.” Ini artinya kita harus selalu mengasihi Allah dan sesama manusia dengan segenap hati dan pikiran kita.

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus, pertanyaan kita mengenai kapan seringkali berhubungan dengan perasaan khawatir kita ketika kita tidak dapat mengontrol waktu. Kita menjadi resah ketika sesuatu berada di luar kendali kita.

Coba kita ambil contoh sebuah tomtom. Tomtom membantu kita untuk mencapai sebuah arah. Dalam tomtom ada suara dan ada juga gambar. Meskipun suara halus si tom memberi petunjuk jalan, tetap kita tidak yakin dan harus melihat gambar yang ada di layar. Tidak sedikit juga orang yang berusaha menghitung jarak tempuh dan kecepatan, sehingga bisa memperkirakan waktu dia mengemudi.

Sekarang, Rasul Petrus hendak mengatakan bahwa tujuan akhir yang dikatakan tomtom itu pasti ada di sana dan kita pasti akan sampai ke sana. Engkau tidak perlu lagi melihat layar dan sibuk mengkalkulasi waktu kedatangan, melainkan nikmati perjalanan, engkau tidak akan tersesat, dan pada engkau akan tiba pada waktunya.

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus, kita ternyata tidak sabar. Kita tidak sabar dan kadang tidak percaya kepada penunjuk arah dalam kehidupan kita. Kita ingin sagala sesuatu tiba pada waktu yang kita atur sendiri. Kita tidak mau menunggu dalam perjalanan. Sampai kapan kita harus menanti? Karena ketidaksabaran dan ketidaksiapan banyak sekali orang yang berusaha memperkirakan kapan Allah akan datang kembali, dan kapan dunia akan berakhir. Banyak sekali sekte yang menghitung “tanda-tanda zaman” untuk memperkirakan kedatangan Allah. Justru menurut saya, orang yang berusaha menghitung hari ini adalah orang-orang yang tidak siap dengan hidupnya sekarang dan tidak siap menyambut kedatangan Allah. Kalau kita siap, maka seharusnya kapan saja Allah memutuskan untuk datang, kita tidak akan melihatnya sebagai sebuah masalah.

Berarti pertanyaanya kepada kita sekarang adalah, apakah yang kita lakukan dalam masa penantian ini? Apakah anda sudah siap untuk menyambut kedatangan Allah?

Fransiskus dari Asisi mengatakan bahwa kalau Kristus datang dan dunia berakhir, dia tidak akan melakukan hal yang berbeda dari yang biasanya dia lakukan setiap hari, yaitu menata kebunnya.

Menariknya, menurut sebuah penelitian, lebih banyak orang memikirkan tentang hal yang tidak mereka lakukan daripada apa yang telah mereka lakukan di akhir hidupnya. Jadi pada menit terakhir hidup kita, kita lebih memikirkan hal-hal yang belum kita lakukan.

Saudara-saudara terkasih, waktu Allah tidak sama dengan kita. Tetapi hari itu pasti datang. Kita diberi waktu untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Dia. Pada saat seperti sekarang saya ingat, Natal juga berarti pergantian tahun sudah dekat. Kita sudah berada di penghujung tahun 2008. Apa saja yang sudah kita lakukan sepanjang tahun ini? Apakah anda sudah menggunakan waktu anda dengan baik untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus kedua kali?

Paulus menulis di surat Filipi 1:21, hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Sebagai orang percaya kita tahu akhir dunia bukanlah akhir keberadaan kita. Kita seharusnya siap untuk menerima akhir dunia ini, dan juga akhir hidup kita. Kalau kita sudah siap untuk menghadapi kematian, maka kita siap untuk menghadapi kehidupan. Tantangan dalam hidup tetap ada, tetapi dengan perspektif baru akan kematian, kita akan mampu menghadapinya dalam damai.

Sekarang kita mempersiapkan kedatangan Kristus dalam masa Advent, kita mengingat kelahiranNya, pengajaranNya, kematianNya, kebangkitanNya, dan penghiburanNya dalam kehidupan kita. Satu hal yang pasti Dia akan datang kembali. Kapan? Kita tidak tahu, hanya Allah yang tahu. Dia akan datang dalam waktunya, waktu Allah. Dan waktu Allah selalu tepat. Persiapkanlah hatimu setiap saat untuk menerima kedatanganNya! Amin!

Viewed 10506 times by 4076 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *