Persatuan Dalam Perbedaan

Ringkasan Khotbah Natal

Punguan Halak Kita

Persatuan dalam Perbedaan

Efesus 4:1-16

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,

Senang sekali kita bisa bertemu dalam suasana gembira, suasana Natal tahun 2009 ini. Kali ini tema kita adalah natal yang membawa kesatuan dalam persaudaraan. Entah kenapa kalau saya diminta untuk memimpin acara kebaktian Batak, seringkali pesan yang relevan buat kita adalah tentang persatuan atau perdamaian. Tadinya saya berpikir bahwa hanya orang Batak saja yang sepertinya memerlukan perdamaian, tetapi ternyata tidak begitu, masalah kesatuan adalah masalah yang universal. Pada saat ini saya akan membagi sebuah cerita tentang marga Pakpahan, sebuah cerita yang saya dapatkan ketika saya praktek di Samosir beberapa tahun yang lalu.

Menurut cerita, semua Pakpahan berasal dari satu orang yang tinggal di desa Pakpahan di Samosir. Dia memiliki tiga orang anak laki-laki. Pada suatu ketika anak kedua dan ketiga pergi meninggalkan kampung untuk mengembara, berburu, dan mencari nafkah. Mereka menitipkan isteri mereka dalam perlindungan abangnya si anak pertama. Pada suatu ketika seorang isteri mendapatkan seekor burung elang yang terperangkap di atap rumah mereka. Karena tidak tahu cara mengolah elang menjadi makanan, maka mereka memberikannya kepada Abang mereka, dengan harapan bahwa elang ini akan dimasak dan diberikan kepada mereka. Namun yang terjadi kemudian adalah sang Abang hanya memberikan bagian sayap dan cakar kepada mereka. Mereka sangat kecewa dengan perlakuan abang mereka dan menyimpan sayap dan cakar elang itu. Ketika mereka menunjukkannya kepada suami mereka yang kembali dari perjalanan, kedua Pakpahan ini sangat marah. Mereka kemudian memutuskan untuk berpisah dari abangnya dan pergi dengan mengambil beberapa barang warisan bapak mereka. Sebelum mereka pindah ke Pangaribuan (Tarutung) mereka mengutuk Abang mereka bahwa tidak akan ada keturunan dari Samosir yang akan berhasil. Pada tahun 70-an, akhirnya Pakpahan dari Samosir mengadakan rekonsiliasi dengan Pakpahan di Pangaribuan dengan mengadakan sebuah pesta besar untuk meminta maaf kepada adik mereka sambil membawa beberapa ekor elang yang dimasak.

Kalau sekarang sih sudah ada yang maju pakpahan dari samosir… misalnya…

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,

bukan masalah kutukan keluarga yang akan kita bahas sekarang… tetapi pesan persatuan yang dibawa oleh paulus.

Keluarga besar Pakpahan menunggu sampai 14 generasi untuk mengadakan rekonsiliasi tersebut. Ada beberapa cerita mengenai perdebatan beberapa marga Batak yang sampai sekarang juga belum mengadakan perdamaian. Kita sendiri tahu perpecahan besar yang melanda HKBP di tahun 1992-1998. Pertanyaannya adalah kenapa ini bisa terjadi? Pesan apa yang bisa kita tangkap dalam Natal Batak di Belanda tahun ini?

Inilah kabar baik dan nasehat bagi kita!

Ketika menulis suratnya ini, Paulus mencoba memikirkan apa tugas yang paling sulit dilakukan bagi umat Tuhan? Kita harus hidup dalam kasih Kristus, mewujudkan kasih Kristus dalam kehidupan kita. Hal ini hanya bisa dicapai sepenuhnya ketika umat Tuhan bersatu. Paulus berkata bahwa kesatuan adalah sebuah hal yang harus kita wujudkan sebagai umat Tuhan. Apa dasar persatuan kita? Inilah yang Paulus coba terangkan. Dasar persatuan kita semua adalah “satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua (Efesus 4:4-6). Memang di dalam adat kita sebagai orang Batak, kita juga diingatkan untuk “hormat marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru.” Artinya, dalam adat kita memang dinasihatkan untuk menyayangi keluarga kita, yang artinya juga untuk menjaga kesatuan. Tetapi Paulus memberikan alasan yang lebih mendasar lagi daripada adat, bahwa kita harus memelihara kesatuan roh di dalam damai sejahtera (ay. 3).

Memang menjaga kesatuan di dalam gereja juga sulit… Sejak didirikan pada tahun 1950, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia /PGI (dulunya Dewan Gereja-gereja di Indonesia) telah memiliki anggota sebanyak 82 gereja. Pada tahun 1964, jumlah anggota PGI hanya 36 gereja. Ini berarti lebih dari 100% pertumbuhan sejak 1964. Fakta ini bisa kita terjemahkan menjadi beberapa makna. Arti pertama adalah kekristenan telah bertumbuh pesat di indonesia, namun arti lainnya adalah seringnya terjadi perpecahan di dalam gereja karena banyak gereja yang muncul kemudian lahir dari konflik dengan gereja induknya. à PGI karena uang.

HKBP à GKPI, GKPA, HKI, GPKB, dll. Lebih karena masalah kehormatan dan kuasa.

Ayat 7 mengatakan bahwa karunia Roh dierikan kepada kita masing-masing berdasarkan ukuran pemberian Kristus. Ini artinya setiap orang memiliki karunia yang berbeda. Perbedaan ini akhirnya bisa menimbulkan perselisihan. Pada cerita pakpahan diceritakan memang Pakpahan anak pertama lebih bisa bertani, yang kedua adalah dukun, dan yang ketiga adalah pemburu. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda, sehingga memiliki cara pikir yang berbeda. Perbedaan inilah yang kemudian menjadi sumber perpecahan.

Di dalam punguan, gereja, organisasi, pertengkaran juga terjadi karena orang memiliki talenta yang berbeda. Setiap orang diberikan kemampuan yang berbeda, dan sering orang merasa lebih jago dari yang lain. Susahnya, kadang-kadang orang batak juga punya satu pepatah yg agak ngeri… molo ndang di ahu, tumagon tu begu.

Kesatuan tidak sama dengan keseragaman. Kesatuan sebagai umat Tuhan bukan berarti semua orang harus memiliki pikiran dan ide yang sama. Setiap individu dalam tubuh Kristus telah diberikan kapasitas tertentu dalam pelayanan. Kemampuan ini kita sebut dengan karunia Roh. Kita justru membutuhkan karunia yang berbeda-beda agar pelayanan kita menjadi lengkap. Kalau semua jadi pemimpin, maka tidak ada yang dipimpin.

Saudara-saudara, ketika perbedaan membawa perpecahan sudah seharusnya kita mengingat kepada Firman Tuhan ini, bahwa kita adalah satu tubuh. Ayat 15 dan 16 mengatakan, “dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” Saudara, kita semua adalah satu tubuh, kalau ada yang terluka maka kita semua yang terluka. Ketika kita bertengkar, kita tidak akan besar justru orang akan meninggalkan kita karena kita tidak menunjukkan kesatuan dalam Kristus.

Apa memang ini sifat? Kalau sedikit merasa keluarga, kalau banyak jadi bukan keluarga. Misalnya di kampung dulu, pakpahan, ndang hita i??? Tapi kalau di sini semuanya adalah namboru/opung/uda/bapatua/ito.

Natal kali ini membawa arti persatuan. Kristus adalah pemersatu kita. Kita adalah anggota tubuh Kristus, dia adalah kepala kita. Bagaimana caranya? Dengan berpegang teguh kepada kebenaran di dalam kasih. Kebenaran memang harus diwujudkan tetapi harus selalu di dalam rendah hati, lemah lembut, dan sabar (ay.2). artinya kita memang harus mengingat bahwa ketika kita memberi peringataan kepada orang lain, kita harus selalu berhati2, manat.

Saudara-saudara yang terkasih,

Semua hal ini bisa kita wujudkan ketika kita juga menjadi satu dengan Kristus. Sebelum kita bisa berhubungan dengan anggota tubuh yang lain, kita harus lebih dulu tersambung dengan Kristus yang adalah kepala. Sama seperti koneksi internet, anda semua baru bisa berhubungan di dalam facebook kalau anda memiliki sambungan internet yang menjadi pemersatu saudara. Dalam hal ini, kita semua menjadi satu karena kita dihubungkan dengan Kristus. Kalau kita sudah tersambung dengan kepala, maka kita juga bisa berhubungan dengan anggota tubuh yang lain.

Ini menjadi peringatan buat kita semua. Ketika kita jauh dari Kristus, maka kita menjadi cenderung memperbesar ego diri sendiri. Ketika kita tidak dekat dengan Tuhan, maka kita merasa bahwa au do tu si. Ketika kita connect degan Kristus, kita akan sadar, bahwa kita ini hanya alat Tuhan. Apapun yang kita lakukan bukan untuk kebesaran diri sendiri, melainkan untuk Tuhan.

Karena itu, renungkanlah makna natal tahun ini, hubungkanlah dirimu dengan Kristus, dan jalinlah kesatuan dalam persaudaraan dengan anggota tubuh Kristus yang lain. Kita semua mungkin berbeda, tetapi perbedaan di dalam Kristus itulah yang membuat kita semakin bertumbuh dalam Kristus.

Kalau ada perbedaan yang masih belum bisa terselesaikan, kedatangan Kristus yang kita peringati pada hari ini membawa makna yang mengingatkan kita, Hubungkan kembali dirimu kepada kepala, kepada Kristus, dan periksa dirimu apakah kita sudah melakukan semuanya dengan kasih dan hati yang sabar dan lemah lembut. Ingatlah, kita semua adalah satu di dalam Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita lebih menyattukan diri dalam kasih persaudaraan.

Amin.

Viewed 32077 times by 13813 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *