Hati-hatilah akan Pengajar Palsu

Khotbah 21 Juni 2009

Perki Den Haag

Minggu ke-3 setelah Pentakosta

Hati-hatilah akan Pengajar Palsu

Teks Alkitab: Galatia 1:6-10

Pada tahun 2004 Indonesia dihebohkan oleh berita dari kota Bandung. Kita semua mungkin pernah mendengar kisah tentang sebuah sekte yang percaya bahwa hari kiamat akan datang pada tanggal tertentu (saya lupa tanggal berapa tepatnya). Gerakan yang berpusat di Bandung ini memiliki pengikut yang cukup besar jumlahnya, dan hebatnya lagi, mereka berasal dari beberapa daerah di seluruh Indonesia. Pemimpin sekte ini adalah Pdt. Mangapin Sibuea. Dia berhasil mempengaruhi para pengikutnya sedemikian rupa sehingga mereka bersedia menjual harta bendanya, meninggalkan keluarganya, dan mengikut dia.

Bukan hanya di Indonesia, hal seperti ini juga ada di Jepang, di Amerika Serikat, dan di beberapa negara di Eropa. Polanya hampir sama. Mereka sama-sama menunggu kedatangan hari kiamat, dan sangat percaya kepada kata sang pemimpin yang mereka yakini sebagai seorang nabi. Di Jepang, mereka bahkan menaruh gas sarin di terowongan kereta bawah tanah, sehingga lebih 500 orang meninggal pada waktu itu. Di Amerika Serikat, pengikut sekte kiamat ini mematuhi pimpinannya dan semuanya bunuh diri. Bahkan ada seorang David Koresh dari Waco, yang mengaku dirinya adalah Yesus.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus.

Jemaat Galatia adalah Jemaat yang langsung dilayani oleh Paulus. Perkembangan Gereja di sana sangat baik sampai Paulus mengabarkan Injil ke tempat lain. Tidak lama setelah Paulus pergi mereka disesatkan oleh  Surat Paulus ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada  ajaran yang benar. Persekutuan Jemaat Galatia terancam oleh para pengajar Yahudi yang menekankan pentingnya perbuatan dalam memperoleh keselamatan. Sementara Paulus mengajarkan bahwa keselamatan hanya diperoleh melalui iman. Paulus mengatakan hal ini untuk menentang kaum legalis (orang-orang Yahudi) yang cenderung mementingkan aturan dan Hukum Taurat daripada iman kepada Kristus.

Untuk menghadapi permasalahan ini Paulus menulis surat ini kepada Jemaat di Galatia. Paulus mengatakan bahwa dia heran melihat begitu cepat Jemaat Galatia berbalik dari ajaran yang disampaikannya (ay. 6). Karena itu Paulus memperingatkan mereka untuk tidak mendengar injil lain selain Injil yang diberitakan oleh Paulus. Dia hendak mengatakan bahwa Injil itu hanya ada satu dan tidak mungkin lagi berbeda, biarpun dia diajarkan oleh malaikat sekalipun (ayat. 8). Hal yang ingin ditekankan di sini adalah keutuhan dan kekonsistenan Injil dari masa ke masa.

Alasan mengapa Paulus begitu berani mengklaim bahwa hanya Injil yang dia beritakanlah yang asli adalah karena dia mengutamakan kepentingan Allah. Ini adalah ciri yang membedakan Paulus dengan pengajar palsu yang lain. Para pengajar palsu yang menyesatkan Jemaat waktu itu bertujuan untuk menarik mereka dari ajaran Paulus mengenai iman kepada Yesus yang menyelamatkan. Mereka ingin menerapkan sejumlah hukum Musa yang akhirnya akan menguntungkan diri mereka sendiri. Ini adalah tujuan utama para pengajar palsu, selalu untuk menguntungkan diri sendiri dan bukan untuk melayani Tuhan.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Hal yang bisa kita ambil sebagai pesan Paulus kepada kita adalah bahwa para pengajar palsu semakin banyak berada di sekitar kita. Bukan hanya Jemaat baru yang bisa tergoda, Jemaat yang sudah lama percaya kepada Injil pun bisa tertipu.

Seperti cerita di awal, banyak sekali pengajar palsu yang berada di sekitar kita saat ini. Mereka bisa muncul dalam berbagai bentuk dan ajaran. Umumnya, para pengajar palsu ini adalah orang yang memiliki kharisma yang besar, sehingga anggotanya bisa mematuhi perintahnya, bahkan untuk menghilangkan nyawa orang lain atau nyawanya sendiri. Mereka memiliki pengikut yang setia, dan bisa jadi dalam jumlah yang besar.

Namun, Paulus mengingatkan kita, bahwa salah satu cara untuk mengetahui kesalahan mereka adalah dengan melihat maksud mereka melaksanakan gerakan itu. Umumnya mereka yang memimpin sekte baru akan selalu mementingkan diri sendiri, meminta anda untuk menjual harta, atau meminta kepatuhan sepenuhnya. Saudara-saudara, berhati-hatilah akan pengajar palsu, periksalah apakah mereka mengutamakan kepentingan Allah atau kepentingan manusia. Kita adalah hamba Kristus dan bukan hamba pemimpin gereja, sekte, atau apapun juga. Adalah tugas kita untuk saling mengingatkan dan menguatkan saudara kita mengenai para pengajar palsu ini. Semoga Allah menguatkan kita berpegang teguh kepada Injilnya. Amin.

Viewed 19037 times by 6022 viewers

One Comment

  1. tina haisma saragih

    Senang sekali baca khotbah ini, ter-lebih2 kalimat”periksalah apakah mereka mengutamakan kepentingan Allah atau kepentingan manusia”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *