Menyangkal Diri Untuk Mengikut Yesus

Khotbah PERKI Amsterdam Zuid Oost,

22 Februari 2009

Minggu Sengsara 1

Markus 8:31-37

Menyangkal Diri Untuk Mengikut Yesus

Saudara, marilah kita mulai khotbah hari ini dengan sebuah pertanyaan. Apakah motivasi anda untuk menjadi Anak Allah? Kenapa anda menjadi pengikut Kristus? Kenapa anda menjadi percaya?

Apakah anda ingin memiliki kehidupan yang sejahtera?

Apakah anda ingin segala sesuatu menjadi lebih baik, gaji lebih tinggi,

Karena anda sakit maka anda ingin jadi lebih sehat?

memiliki pekerjaan yang lebih baik?

motivasi ekonomi mungkin? Ingin keluar dari kesulitan ekonomi?

Ingin menjadi lebih disukai teman-teman?

Supaya pasangan kita jadi lebih cantik, kaya? Umumnya motivasi orang mengikut Tuhan karena mengharapkan kehidupan yang lebih baik.

Kalau memang begitu, pertanyaan berikutnya adalah apa yang anda rela berikan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik?

Sekarang coba timbang, apakah yang anda berikan sesuai dengan hasil yang anda harapkan!

Saudara-saudara, khotbah hari ini mungkin membuat anda merasa kurang nyaman karena anda akan ditantang melakukan sesuatu yang tidak alami kita lakukan.

Bacaan kita hari ini diawali dengan cerita Yesus menanyakan murid-murid, “Kata orang siapakah Aku ini?” (Markus 8:27). Petrus adalah satu-satunya murid bisa menjawab dengan baik, Petrus mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias. Petrus yang berpikir bahwa Yesus adalah Mesias pastilah membayangkan seorang pembebas yang memiliki kekuasaan; seorang yang akan memerdekakan bangsa Israel dari jajahan Roma. Petrus membayangkan bahwa seseorang dengan kekuatan luar biasa seperti Yesus pastilah akan menyatukan seluruh rakyat Israel dan bangkit melawan kejahatan pemerintah Roma. Ini adalah pemikiran yang normal karena bagi Petrus, Yesus adalah seorang Mesias (Yang diurapi Tuhan).

Tetapi kemudian Yesus mulai bercerita bahwa Anak Manusia harus banyak mennanggung penderitaan, ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat. Tidak berhenti sampai di situ, ternyata Yesus juga mengatakan bahwa dia harus dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Kemungkinan besar Petrus sudah begitu terkejut mendengar bahwa Mesias akan dibunuh sehingga tidak memperhatikan lagi bahwa Yesus akan bangkit sesudah tiga hari.

Karena hal ini Petrus menarik Yesus ke samping dan menegurnya. Bayangkan, seorang murid menegur gurunya. Pastinya Petrus sudah menganggap hal ini sebagai suatu hal yang luar biasa keterlaluan sehingga dia harus menegur gurunya. Kata menegur di sini bahkan merupakan terjemahan yang halus karena kemudian Yesus menggunakan kata yang sama untuk memarahi Petrus. (Kata aslinya adalah epitima yang berarti to rebuke, censure, warn.). (bayangkan kalau saya berkata sesuatu yang salah dalam khotbah ini dan tiba-tiba saya ditarik turun karena saudara mengira ini bukan firman Tuhan).

Petrus membayangkan Yesus adalah Mesias yang bekerja menurut pemikirannya sendiri. Petrus membayangkan yesus bekerja dengan kerangka pikirannya sendiri. Petrus mau Yesus bekerja seperti mesias yang dia bayangkan, berkuasa, membangun kekuatan, dan melawan penjajah. Tetapi rencana Allah bukanlah rencana Petrus. Yesus kemudian memarahi Petrus dan berkata “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (ayat 33). Ternyata Petrus yang baru saja mengakui Yesus adalah Mesias juga dipengaruhi oleh Iblis. Apa pemikiran yang salah ini?

Saudara-saudara yang terkasih, pemikiran yang salah ini bukan hanya ada pada Petrus. Ide yang salah mengenai Kristus juga sering muncul di benak banyak orang. Ide yang salah ini adalah bahwa Kristus datang sebagai Mesias yang akan membawa kita ke dalam jalan kesuksesan, kekuasaan, dan prestise.

Sekarang bayangkan kita berada dalam keadaan kesulitan.

Banyak dari kita yang membayangkan bahwa mengikut Yesus berarti akan memiliki nasib baik, keuangan lebih baik; bahwa segala sesuatu menjadi baik-baik saja. Sebagai manusia kita tentu punya harapan dan bayangan mengenai bagaimana Allah akan datang menolong kita. Karena itu pikiran bahwa “Sang Penolong” yang juga akan menderita benar-benar mengganggu pikiran Petrus, dan kita!

Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Ini adalah tantangan bagi kita.

Yesus berkata bahwa jalan mengikut Dia adalah dengan pengorbanan dan menyangkal diri sendiri. Menyangkal diri berarti mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kehendak Allah. Kalau kita tidak menyangkal diri, maka yang ada hanyalah kepentingan kita sendiri. Kita membuat Allah menjadi alat kepentingan kita sendiri. (cerita Bill Almighty di mana dia menjadi Allah, dan dia mengabulkan doa semua orang).

Saudara yang terkasih, mengutamakan kepentingan Allah adalah sulit untuk dilakukan. Kadang kita masih terjebak dalam keinginan sendiri. “ah, saya mau melayani Tuhan di hari Minggu saja”, atau “kalau saya tidak sibuk” atau “kalau sedang tidak ada kerjaan.” Ketika kemauan kita yang menjadi utama, kita jadi tidak dapat lagi melihat kehendak Allah dalam hidup kita.

Dalam masa minggu pra-paskah ini, minggu penderitaan, biasanya gereja katolik akan berpuasa selama 40 hari dan tidak melakukan sesuatu yang mereka sukai. Dalam memasuki minggu penderitaan ini saya mengajak saudara untuk berpikir mengenai apa hal yang sedang anda rasakan diminta Allah dari anda dan sedang anda tunda karena tidak sesuai dengan keinginan saudara! Keluar dan lakukanlah itu!

Pengajaran Yesus ini mengingatkan kita untuk mengutamakan jalan Allah daripada pikiran kita sendiri. Keberhasilan mengikut Allah tidak bisa dilihat dengan kesuksesan materi dunia ini. Dalam mengikut Allah saudara pasti akan dihadapkan dengan pilihan sulit. Apabila saudara menghadapi pilihan tersebut ingatlah bahwa mengikut jalan Tuhan berarti meletakkan kepentingan Tuhan di atas kepentingan kita sendiri dan yakin bahwa Allah akan menjaga saudara! Apabila saudara memang menderita karena Kristus, berbahagialah karena saudara akan hidup! Amin!

Nederlandse Vertaling

Broeders en zusters,

laten we de preek van vandaag beginnen met een vraag. Wat is uw motivatie om Gods kinderen te worden? …..

Waarom bent u een volgeling van Christus geworden?

Waarom wordt u gelovig?

Is het omdat u een welvarend leven wilt hebben….?

Of wilt u dat alles beter wordt…., hogere salarissen ……,

Of omdat u ziek bent en weer beter wilt zijn?

een betere baan hebben …?

economische motivatie misschien? Wilt u uit de economische moeilijkheden verlost worden?

Wilt u meer geliefd worden door uw vrienden?

Dat mijn man of vrouw mooier wordt en rijker…….?

In het algemeen, de motivatie om God te volgen is om er een betere leven van te krijgen.

Als het zo is, dan komt de volgende vraag:  hoeveel bent u bereid te betalen om een beter leven te verkrijgen?

Laten we het nu even een afweging maken: komt wat u gegeven hebt in overeenstemming met de resultaten die u verwacht! Tot welke type mensen behoort u voor het verkrijgen van wat u verlangt? Behoort u tot het type van een “Gulle gevers”, die bereid is om alles te geven wat hij bezit?

Bent u een “Investeerder” type, die geeft in overeenstemming met de te verwachten voordelen? Of bent u een “handelaar” type, die probeert zoveel mogelijk te krijgen met zo weinig mogelijk kosten.

Broeders en zusters, u zult zich misschien minder prettig voelen door de preek van vandaag omdat u uitgedaagd wordt om iets te doen dat niet in onze natuur zit. We worden uitgedaagd om ons zelf op te offeren voor uitzonderlijke resultaten.

Onze lezing van vandaag begint met de vraag van Jezus aan Zijn discipelen, “Wie ben ik volgens  de mensen?” (Markus 8:27). Petrus was de enige leerling die goed heeft geantwoordt; hij zei dat Jezus de Messias is. Petrus, die denkt dat Jezus de Messias is, zal zeker aan een bevrijder denken die veel macht heeft, iemand die het volk van Israël van de Romeinse onderdrukking zal verlossen.

Petrus dacht dat iemand met dergelijke buitengewone krachten als Jezus zeker het volk Israël zou verenigen en in opstand komen tegen de misdaden van de Romeinse overheersing. Dit is een normale gedachtengang, omdat Jezus voor Petrus de Messias is (de gezalfde door God).

Maar Jezus begon toen te vertellen dat de Mensenzoon veel moest lijden en zou worden verworpen door de oudsten, hogepriesters, en de schriftgeleerden.

Erger nog, Jezus zei ook dat hij gedood zou worden en op de derde dag op zou staan. Waarschijnlijk was Petrus zo geschrokken bij het horen van de Messias die gedood zou worden dat hij niet meer hoorde dat Jezus op de derde dag op zou staan.

Om deze reden heeft Petrus Jezus apart genomen en Hem streng terechtgewezen. Kunnen we het ons voorstellen dat een leerling zijn Meester terechtwijst?

Deze kwestie zou in de ogen van Petrus zo erg zijn dat het hem ertoe bewoog om zijn Meester terecht te wijzen. Hier is het woord “terechtwijzen” een beleefde vertaling van de oorspronkelijke taal, want Jezus gebruikte later ook hetzelfde woord om Petrus te berispen. (Het oorspronkelijke woord is epitima, dat betekent berispen, afkeuren, waarschuwen).

Broeders en zusters,

stel u eens voor dat ik iets zei dat in uw ogen buitengewoon fout  was en dat een ouderling of gemeentelid mij daarom uit de kansel haalde. Wij moeten beseffen dat wat Petrus gedaan heeft, iets is dat buiten de Joodse cultuur is, waarin men de hoge-priesters en meesters zeer waardeert. Mits dat de leer echt helemaal onzinnig is, zal er niemand de leraar durfen tegen te spreken, laat staan terechtwijzen.

Petrus stelde Jezus voor als de Messias, die volgens zijn eigen gedachtengang werkt. Petrus dacht dat Jezus binnen het kader van zijn gedachtengang zou werken. Petrus wilde dat Jezus zou doen zoals hij van de Messias gedacht had, namelijk machtig, krachtig zijn en vechten tegen de bezetters. Maar Gods plan is niet het plan van Petrus. Jezus wees Petrus vervolgens terecht door te zeggen ” Ga terug, achter mij, Satan! Je denkt niet aan wat God wil, maar alleen aan wat de mensen willen”.

Het bleek dat Petrus die zojuist had toegegeven dat Jezus de Messias is, ook door de satan beïnvloed was. Wat is er mis met deze gedachtengang?

Geliefde broeders en zusters, deze verkeerde gedachtengang is niet alleen van Petrus. Het verkeerde beeld over Jezus Christus komt ook vaak voor bij veel mensen. Dit verkeerde beeld is het beeld dat Jezus, die als een Messias is, ons zal leiden naar het succes, macht en prestige.

Velen van ons denken dat het volgen van Jezus betekent: veel geluk hebben, een betere financiële situatie en dat alles in orde zal zijn. Wij mensen hebben natuurlijk bepaalde verwachtingen en een beeld van hoe God ons zal helpen. Daarom is de wetenschap dat “onze Helper” ook zal lijden, heel erg storend in de gedachten van Petrus en die van ons!

Jezus zei: “Wie mijn volgeling wil zijn, moet zichzelf verloochenen, zijn kruis op zich nemen en zo achter mij aan komen”

Dit is onze uitdaging.

Jezus zei dat de weg om hem te volgen is, door je kruis op je te nemen en jezelf te verloochenen. Jezelf verloochenen betekent je eigen belangen op de tweede plaats zetten, omwille van Gods wil. Als wij onszelf niet verloochenen, dan zijn alleen onze eigen belangen aanwezig. Wij maken God tot een bevredigend middel voor onze eigen belangen.

Gelieve broeders en zusters,

het is moeilijk om prioriteit te geven aan de wil van God. Soms zijn we nog steeds gevangen in onze eigen wil; “Ach.. , ik wil God alleen dienen op zondag”, of “als ik het niet druk heb” of “als ik geen ander werk heb”. Wanneer onze wil op de eerste plaats staat dan kunnen we de wil van God in ons leven niet meer zien.

In deze lijdensweken voor Pasen, vasten de Katholieke Kerken meestal voor 40 dagen en laten ze de dingen die zij leuk vinden links liggen. Vorig jaar heeft een katholieke vriendin van mij beloofd om geen kleding of schoenen te kopen in de vasten tijd.

In deze lijdensweek nodig ik u allen uit om na te denken over wat u voelt dat God van u vraagt, hetgeen u nu aan het uitstellen bent omdat dit niet aan uw wensen voldoet! Laat het eruit komen en ga het gewoon doen!

Vandaag herinnert Jezus ons eraan om de prioriteit eerst aan Gods wil te geven in plaats van aan die van onszelf. Het succes van het volgen van Gods wil kan niet gemeten worden met het materiële succes van deze wereld. U zult ongetwijfeld te maken hebben met moeilijke keuzes bij het volgen van Gods wil.

En wanneer u met deze keuzes te maken hebt besef dan, dat “Gods weg volgen” betekent: het zetten van Gods belangen boven die van ons eigen; en geloof dan dat God u zal behoeden! Wanneer u zou lijden omwille van Christus, wees dan blij omdat u zult leven!

Amen!

Viewed 26106 times by 10081 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *