Posted (binsar) in Article, Christianity on February-6-2008 |
|
Tulisan ini pernah dimuat di buletin terbitan Yamuger (Yayasan Musik Gereja)
- Pada dasarnya suara anak sangat lembut dan jernih, karena itu jangan biarkan anak bernyanyi dengan berteriak. Bedakan antara suara bernyanyi, berbicara dan berteriak. Suara bernyanyi ini biasa disebut suara kepala.
- menyanyilah dengan sikap menyanyi yang benar (badan tegak tapi rileks), meskipun menyanyi sambil duduk. Katakan kepada anak-anak bahwa mereka adalah raja dan ratu yang sedang memakai mahkota dan mereka harus menjaga agar mahkota itu tidak jatuh. Sikap badan yang baik akan menghasilkan pernafasan yang baik pula.
- Nyanyikan lagu sesuai dengan jangkauan anak. Usahakan bernyanyi sesuai dengan nada yang tercantum dalam buku nyanyian.
- Pilih lagu yang sesuai dengan tingkat usia anak. Anak usia 10 tahun akan lebih sesuai untuk menyanyikan KC 6 dibandingkan anak usia 6 tahun. Ajarkan lagu yang lebih pendek dan mudah diingat pesan isi syairnya kepada anak yang lebih kecil.
- Persiapkan lagu sematang mungkin, usahakanlah untuk menghapal lagu yang akan diajarkan dengan nilai-nilai not yang tepat.
- Kenalkan dulu seluruh lagu kepada anak, nyanyikan dahulu beberapa kali, dan ajak anak untuk mengikutinya pelan-pelan.
- Ajarkan bagian demi bagian lagu secara bertahap. Perhatikan nada-nada yang menurut pengajar akan sulit untuk ditangkap anak, sehingga waktu ekstra dapat diberikan untuk mengajarkan bagian tersebut.
- Dalam mengajarkan lagu, diharapkan anak besar dapat membaca not dulu baru ke syair, tetapi untuk anak kecil sebaiknya syairnya saja yang langsung diajarkan.
- Untuk anak yang belum bisa membaca syair, gambar-gambar dan alat peraga lain dapat digunakan untuk lebih mengenalkan lagu kepada anak-anak. Misalnya, bawalah bunga alami untuk mengajarkan nyanyian tentang bunga (KC 3).
- Ulangi lagu yang baru diajarkan pada minggu berikutnya, sampai semua anak menghapalnya.
Bahan disadur bebas dari paper “Lokakarya Sekolah Minggu: Bermusik dengan Anak di Sekolah Minggu”, karya Ester Pudjo Widiasih. |
Viewed 9334 times by 2913 viewers