Logika Mencari Tersangka

gossip-news1Riddle me this…

Skenario
A berkata kepada B:
“Kalian tahu tidak kalau si C itu suka menggunakan D untuk kepentingan dirinya, padahal C itu ga bener loh.”

Keterangannya
1. Si A (pembicara) mengatakan sesuatu kepada B (pendengar langsung) tentang si C (orang lain) yang bicara soal D (hal lain).
2. Si E (yang tidak ada pada pembicaraan si A tapi mendengar rekamannya) mengatakan bahwa si A menghina D.3. Si A mengatakan tidak ada penghinaan.
4. Si B (pendengar langsung) mengatakan tidak ada penghinaan.
5. Si F dan G (pihak lain) menyetujui E.
6. Si H dan I mengatakan tidak begitu.
7. Si C tidak bicara apa-apa.
8. Si D tidak bicara apa-apa.

Siapa yang berhak menafsir apa yang A sebenarnya katakan mengenai D?

A. Si D (yang dibicarakan)?
B. Si C (yang dibicarakan)?
C. Si B (yang mendengar)?
D. Si E (yang mendengar rekaman) dengan didukung F dan G (yang setuju dengan pendapat E)?
E. Si A (yang mengatakan) dengan didukung H dan I (pendukung A)?

Siapa yang berhak mengatakan atau menafsir apa maksud ucapan seseorang?

Sang penutur?
Sang pendengar langsung?
Sang pendengar rekaman?
Sang objek pembicaraan?
Orang netral dari luar?

Lalu kenapa kita tidak bicara soal C? Atau kenapa bukan C yang menuntut A? Atau jangan-jangan E adalah C karena orang yang harusnya paling marah adalah C. C tahu bahwa dia tidak akan dibela orang kalau tidak mengangkat isu D karena D adalah terhormat dan mulia.

Saya juga tidak tahu jawabannya. Mari pikirkan bersama :)

#filsafatfenomenologi #logika

Viewed 74669 times by 4703 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *