Kaya tanpa Harta

money coinDalam pembicaraan yang sangat mendalam beberapa hari yang lalu, Kinoi, sahabat saya, mengucapkan, “yang penting adalah bagaimana kita menjadi kaya tanpa harta.” Ucapan ini memang sudah sering saya pikirkan ketika saya memilih jalan hidup yang menurut saya tidak boleh memilih harta dunia. Namun, setelah melihat perjalanan saya di 2015, saya menyadari konteks ucapan Kinoi tersebut. Saya sudah kaya dengan sahabat, keluarga, jemaat, pelayanan, perjalanan, kasih, sehingga sekalipun saya tak punya harta, saya harus terus bersyukur karena saya sudah kaya.

Kaya tanpa harta adalah konsep di mana kita bisa tidur nyenyak tanpa memiliki rumah; bisa jalan-jalan tanpa memiliki kendaraan atau banyak uang; bisa makan tanpa memiliki banyak makanan di kulkas; bisa menonton tanpa televisi; bisa berlibur tanpa uang yang berhambur. Hal ini tentu berbeda dengan konsep Gojek (perusahaan ojek tanpa sepeda motor), B&B (perusahaan penginapan tanpa properti), GrabTaxi (perusahaan taksi tanpa satu mobil pun). Kaya tanpa harta adalah konsep mensyukuri yang ada pada kita, yang pada akhirnya akan membuat kita merasa cukup, bahkan mungkin lebih, sehingga kita merasa perlu untuk berbagi.

Paham ini tidak membutuhkan seseorang untuk berkecukupan untuk mampu merasa kaya. Kita hanya perlu merasa cukup. Namun cukup adalah kata yang tricky. Tidak ada definisi atau standar yang pasti mengenai “cukup,” atau “kaya,” yang ada adalah definisi atau standar “kurang” atau “miskin.” Pemahaman cukup dan kaya, tidak berasal dari luar diri, dan tidak harus ditetapkan oleh orang lain. Kita bisa memilih untuk merasa cukup dan kaya, bahkan ketika orang lain menilai kita kurang atau miskin.

Ketika seseorang merasa kaya, dia akan memiliki mentalitas berbeda dari yang ingin terus mencukupi kekurangannya. Orang yang kaya akan mencari “arti” akan hidup dan bukan hanya sekedar “bertahan hidup.” Insting untuk bertahan hidup membuat orang bertengkar, mengeksploitasi, berebut, dan membenarkan cara yang salah untuk hidupnya. Insting untuk mencari arti membuat orang berbagi, berbuat hal yang berbeda, berusaha menemukan hal yang penting dalam hidup melampaui mempertahankan hidup itu sendiri.

Kaya tanpa harta hanya bisa dijalani ketika dia menjadi pilihan, bukan paksaan. Orang pun tentunya bisa jadi kaya dengan harta, tapi kita harus ingat juga untuk merasa kaya. Ketika orang merasa kaya, dia akan melakukan hal-hal yang saya sebutkan di atas, menolong, berbagi, mensyukuri. Namun, ada juga orang yang sudah kita nilai kaya tapi tetap merasa kurang. Sudahkah anda merasa kaya tanpa harta?

Viewed 113118 times by 7561 viewers

2 Comments

  1. Bagus kali ya bang tulisanmu
    memang kalau mau menjadi kaya untuk “Bertahan Hidup” pasti ujung-ujung berantam, berebut harta gono gini, gengsi, dsb
    Terima Kasih untuk refleksi singkat ini bang, sangat menginspirasi

  2. Thanks for the kind words bro Badia :)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *