KEHORMATAN: ANTARA MENGHORMATI DAN DIHORMATI

Asian BusinessKEHORMATAN: ANTARA MENGHORMATI DAN DIHORMATI

Matius 7:12, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

 

Saudara-saudara yang terkasih,

Kita akan menonton sebuah video singkat mengenai rasa hormat.

Saudara-saudara,

Video singkat tadi menunjukkan bahwa konsep kehormatan agak sedikit berbeda dengan konsep uang. Kalau kita punya uang banyak, lalu kita berikan uang itu kepada orang lain, maka uangnya pasti akan berkurang. Jika kita memiliki kehormatan, semakin banyak kita beri hormat kepada orang lain, semakin dihormati kita oleh orang lain. Jika kita memberi hormat, maka yang kita terima adalah rasa hormat itu kembali.

Kehormatan adalah sebuah konsep yang cukup familiar buat orang-orang yang berasal dari budaya tradisional, di mana kehormatan menjadi lebih penting daripada uang. Dalam beberapa kejadian, kehormatan juga bisa dibeli dengan uang. Karena itu, banyak orang menempuh jalan tidak terhormat, seperti korupsi, untuk memeroleh kehormatan. Inilah tantangan dan pemahaman kehormatan. Respect. Mengapa kita menghormati dan dihormati?

Saudara-saudara terkasih,

Alkitab mencatat dua kali Yesus berkata: “itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Yang pertama ada di bagian yang cukup sering kita gunakan, yaitu di Matius 22:37-40, di mana Yesus bercerita mengenai hukum yang pertama dan terutama yaitu mengasihi Allah, serta hukum kedua yang sama dengan itu, yaitu mengasihi sesama manusia. Pada akhir ucapan-Nya, Yesus berkata hal yang sama dengan Matius 7 ayat 12.

Perkataan dalam kedua teks ini mengandung arti yang sama. Jika kita mengasihi sesama manusia, maka kita akan melakukan kepada mereka apa yang kita ingin mereka lakukan terhadap kita.

Kalimat dalam Matius 7:12 ini disebut juga sebagai the golden rule. Ini adalah sebuah aturan yang digunakan hampir di semua buku suci, sejak Kode Hamurabi dari zaman Babilon, tahun 1700an SM, atau dari naskah Mesir kuno sejak tahun 2000 SM. Banyak dari filosofi tradisional di China, India, menggunakan juga kalimat yang hampir serupa. Kalimat ini juga bisa digunakan dalam kalimat negatif, “Jangan perbuat kepada orang lain segala sesuatu yang kamu tidak inginkan orang lain perbuat kepadamu.” Dan pada perkataan inilah terkandung seluruh hukum taurat dan kitab para nabi. Jika kita mau mempersingkat seluruh isi Alkitab, terutama mengenai bagaimana kita seharusnya bersikap kepada sesama manusia, maka ini adalah ayat yang menjadi aturan utama.

Saudara-saudara terkasih,

Kita bisa memahami bahwa kehormatan juga bekerja dengan cara yang sama. Jika kita menghormati yang lain, maka yang lain juga akan menghormati kita. Semakin banyak hormat yang kita beri akan menghasilkan banyak hormat juga bagi kita. Inilah keunikan “kehormatan.”

Kehormatan juga sering menimbulkan masalah. Karena ada yang merasa tidak dihormati, maka dia akan juga tidak menghormati orang lain.

Respect terhadap orang lain, sama seperti kasih, berhubungan dengan dua subjek, dua pihak: diri sendiri dan orang lain (bisa dalam bentuk tunggal atau jamak). Perintahnya adalah jelas, kita harus mengasihi orang lain seperti diri sendiri, dan kita harus melakukan kepada orang lain, apa yang kita ingin orang lain lakukan kepada kita.

Hormat yang pertama adalah soal menghormati diri sendiri.

Ternyata, ada juga orang yang tidak menghormati dirinya sendiri. Ada orang yang menurunkan level kehormatannya karena dia tidak menghormati dirinya sendiri. Kehormatan memang berhubungan dengan bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Ada orang yang berusaha merebut perhatian orang lain dan akhirnya mengorbankan diri sendiri. Buat pemuda dan remaja, mereka akan mengorbankan kehormatan dirinya sendiri demi mengikuti keinginan kelompoknya. Para remaja akan jatuh ke dalam tuntutan peer mereka, yaitu dalam obat-obatan terlarang, kehidupan bebas, dan kalau di Indonesia termasuk kepada tawuran. Banyak pemuda dan remaja hanya ikut tawuran karena diajak teman dan mereka merasa tidak enak kepada temannya. Pada akhirnya mereka tidak lagi menghormati dirinya sendiri. Demi kehormatan (dari teman-temannya), orang bersedia melakukan hal-hal yang tidak terhormat (tawuran, drugs, etc).

Dalam video berikut kita akan melihat bagaimana kita memang sering tunduk kepada keinginan kelompok, sehingga apa yang tadinya benar akan menjadi salah jika kelompok mengatakan bahwa hal itu adalah salah.

… Video

Saudara-saudara,

Dalam video kita bisa melihat bahwa orang yang benar pun akhirnya ikutan mengubah sikapnya mengikuti kelompok yang juga salah. Karena itu kita bisa memahami mengapa orang akhirnya tidak lagi menghormati dirinya sendiri demi mengikuti orang lain.

Setelah kita bisa menghormati diri, maka kita siap untuk menghormati orang lain. Tentunya hal ini datang dalam hal yang berhubungan. Karena itu standar yang diucapkan oleh Yesus adalah, jika engkau ingin orang lain melakukannya kepadamu, maka lakukanlah itu kepada orang lain. Kita harus berpikir dulu, sebelum melakukan sesuatu kepada orang lain, apakah saya juga mau diperlakukan demikian oleh orang lain.

Apakah saya mau diomeli oleh orang lain kalau saya mau mengomeli orang lain?

Apakah saya mau difitnah oleh orang lain kalau saya mau memfitnah orang lain?

Apakah saya mau diejek oleh orang lain kalau saya mau mengejek orang lain?

Apakah saya mau dimusuhi oleh orang lain kalau saya mau memusuhi orang lain?

Apakah saya mau dikatai “dasar bodoh!” oleh orang lain kalau saya mau mengatakan “dasar bodoh!” kepada orang lain?

Hebatnya, hal ini tidak berlaku terbalik. Tuhan Yesus tidak berkata, “jangan lakukan ini kalau orang lain tidak melakukannya kepadamu.” Perkataan Yesus bukan soal tidak melakukan karena orang lain tidak melakukannya kepada kita. Yesus mendorong perbuatan positif, bahkan ketika orang lain tidak melakukannya untuk kita.

Ketika kita berpikir, “saya mau orang lain mendengar saran saya,” itu berarti saya akan mendengar saran orang lain dulu. Yesus tidak berkata, kalau dia tidak mendengar saya, maka saya tidak akan mendengar dia. Bukan. Yesus berkata, dengarlah dulu yang lain, karena saya juga senang jika saya didengarkan oleh orang lain.

Demikianlah kehormatan. Dalam kehormatan, anda hanya akan memeroleh hormat dari orang lain jika anda sudah menghormati orang lain lebih dulu.

Hanya masalah yang terjadi adalah perbedaan konsep rasa hormat. Kita memiliki konsep dan tindakan rasa hormat yang berbeda-beda. Misalnya,

Di Eropa, rasa hormat akan banyak kita tunjukkan dengan bersalaman.

Di Jepang, orang menundukkan badan untuk menghormati orang lain. Semakin dalam dia membungkuk, semakin tinggi level orang yang dihormatinya.

Anak muda masa kini menggunakan “fist bump” sebagai tanda respect.

Orang tua di rumah jompo akan senang jika kita menggunakan sentuhan pada tangan mereka untuk menandakan bahwa kita menghormati mereka.

Niat untuk menghormati orang lain bisa juga disalahmengerti jika kita menggunakan cara yang salah dan tidak sesuai.

Bayangkan jika anda bertemu dengan orang Jepang lalu menunjukkan rasa hormat anda dengan menggunakan “fist bump.” Maksud yang baik akan menjadi mentah karena cara yang salah. Ini juga membuat kita harus berpikir bahwa rasa hormat juga harus kita sampaikan sesuai dengan konteksnya.

Saudara-saudara terkasih,

Firman hari ini, atau the golden rule, menunjukkan bagaimana kita harus menghormati yang lain sebagaimana kita juga ingin dihormati. Cara yang salah juga membuat niat yang baik ditanggapi dengan buruk, karena itu kita harus memahami bagaimana kehormatan berfungsi di berbagai tempat dan budaya.

Semakin banyak kita memberi hormat kepada orang lain, semakin banyak juga hormat yang akan kita terima.

Marilah kita beri kehormatan kepada yang lain, sebagaimana yang Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.

Amin.

Pdt. Binsar J. Pakpahan

Viewed 28652 times by 9799 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *