PEMBARUAN OLEH ROH ALLAH

Holy-SpiritBahan Sermon Parhalado HKBP Menteng
Epistel Minggu Pentakosta 2014

PEMBARUAN OLEH ROH ALLAH
Mazmur 104:24-34

A. KONTEKS
Mazmur 104 bercerita tentang kisah penciptaan dan dinyanyikan sebagai pujian bagi Allah, Sang Pencipta dan Pemelihara dunia. Mazmur ini dapat dimasukkan ke dalam jenis mazmur individu namun kadang bisa juga dinyanyikan dalam pujian umat. Ada perbedaan tafsir mengenai konteks penulisan mazmur ini. Seorang teolog Humbert menyatakan bahwa nyanyian ini dihubungkan dengan perayaan musim gugur di Israel bersamaan dengan perayaan tahun baru di Babel. Teolog lain, Craiie menyatakan bahwa mazmur ini dibuat di bait Allah semasa pemerintahan Salomo. Ada juga yang mengatakan bahwa mazmur ini dinyanyikan bersamaan dengan mazmur 103 di masa pemerintahan Daud. Kita bisa menghubungkan mazmur ini dengan perayaan musim panen di akhir musim gugur di Israel pada waktu itu.
Meskipun ada perbedaan pandangan mengenai asal dan konteksnya, mazmur ini memperlihatkan kisah penciptaan di Kejadian 1:1-2:3 secara puitis. Tujuan dari penulisan demikian bukanlah untuk menggambarkan secara deskriptif mengenai apa yang terjadi dalam kisah penciptaan. Hari pertama penciptaan digambarkan dalam ayat 2a. Hari kedua digambarkan dalam ayat 2b-4; hari ketiga dalam ayat 5-9 dengan elaborasi dalam ayat 10-18; Hari keempat digambarkan dalam ayat 19-23; hari kelima dalam ayat 25-26 (tentang laut); dan hari keenam ditunjukkan dalam ayat 21-24 dan dilanjutkan dalam ayat 27-28 (juga 29-30) dalam hal penyediaan makanan untuk semua makhluk.
Pada saat ini pembacaan Mazmur 104 dilakukan pada masa Pentakosta karena latar belakang Yahudi tentang bagaimana Allah juga memberikan roh kepada binatang yang juga ada di laut (ay. 29-30). Hal ini juga berhubungan dengan latar belakang perayaan musim menuai orang-orang Yahudi (Shavu’ot – juga 50 hari sesudah perayaan pembebasan dari Tanah Mesir yaitu Pesakh/Paskah).
Selain pesan mengenai kebesaran karya Allah dalam penciptaan, Mazmur 104 juga memperlihatkan bahwa Allah juga aktif sebagai pemelihara. Allah memberi makan semua mahluk pada waktunya. Pemazmur berefleksi kepada kebesaran Allah dalam setiap hal yang diperolehnya dalam hidup.

B. PENJELASAN TEKS
24 Pemazmur mengungkapkan bahwa penciptaan dilakukan dengan kebijaksanaan Allah dan sebuah rancangan yang sengaja. Perbuatan Allah bisa dilihat dari kekayaan laut yang penuh dengan ciptaan-Nya.
25 Di sini pemazmur mulai berpindah dari pembahasannya sebelumnya mengenai kebesaran Allah atas daratan ke lautan. Dia memberikan perhatian kepada ciptaan Allah yaitu laut, dan semua binatang di dalamnya, baik kecil maupun besar.
26 Pemazmur menyebut Lewiatan לִוְיָתָן (Livyatan/Liwyāṯān) – yang disebut dalam Mazmur 74:13-14; Ayub 3:8; Ayub 41; Yesaya 27:1. Lewiatan adalah monster laut yang juga diartikan sebagai ikan paus. Thomas Hobbes kemudian menulis buku dengan judul Leviathan menggambarkan pemerintahan totaliter seperti monster laut Leviathan. Pada ayat ini, Lewiatan dapat bermain dengan kapal-kapal di laut.
27-28 Semua makhluk pada dasarnya memeroleh makanan mereka dari Allah, dan mereka juga dipelihara oleh kebaikan Allah. Hal ini membuat kita juga berefleksi mengenai peran manusia dalam alam dan bagaimana Allah juga memelihara alam ini.
29-30 Bagian ini menunjukkan bahwa Allah tidak pernah berhenti dalam membarui karya ciptaan-Nya. Allah mengirimkan Roh-Nya supaya makhluk tercipta dan dibarui. Roh yang diberikan Allah memberi kehidupan, juga kepada makhluk lain. Hal ini juga ditafsir oleh beberapa teolog sebagai kesamaan manusia dengan makhluk ciptaan lainnya.
31-32 Allah juga menikmati karya perbuatan-Nya. Dia bersukacita atas pemeliharaan-Nya dan juga hadir dalam peristiwa-peristiwa alam lainnya.
33-34 Pujian yang diberikan oleh pemazmur kepada Allah karena dia sudah menyadari karya Allah yang besar ini.

C. POIN UNTUK DIRENUNGKAN
1. Pemeliharaan Allah yang terus menerus
Ada beberapa pemikiran yang mempertanyakan apa peran Allah dalam pemeliharaan makhluk hidup. Ada yang mengajukan teori tukang jam bahwa Allah hanya membuat dunia dan tidak memeliharanya. Pemazmur menyatakan bahwa Allah tidak pernah absen dalam pemeliharaan terhadap ciptaan. Allah tetap hadir dalam berbagai peristiwa alam sekalipun. Ini juga membuat kita berpikir mengenai bencana dan pembaruan yang datang melalui bencana. Tentu kita mempertanyakan apakah Allah selalu bekerja seperti itu, namun satu hal yang pasti Allah terus hadir dalam pemeliharaan-Nya.

2. Pembaruan melalui Roh
Pembaruan yang dilakukan Allah diberikan-Nya melalui pemberian Roh Kudus. Melalui Roh Kudus kita menerima hidup baru. Ini membuat kita menanti Roh Kudus untuk membawa perubahan dalam kehidupan kita. Apabila kita tidak dipimpin oleh Roh Allah, maka kita akan kehilangan arah dan binasa. Roh Allah adalah penanda bahwa Allah masih menghadapkan wajah-Nya kepada kita (ucapan berkat Harun).
Saya membayangkan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam diri kita dengan ilustrasi dunia modern? Meskipun gambaran saya ini tidak akurat, namun saya bisa bercerita mengenai sebuah karakter yang dikenal dunia internet dan facebook, yang mungkin bisa menjelaskan fungsi dari paraclete. Dr. Bruce Banner adalah seorang ilmuwan yang terkena sinar radiasi percobaannya sendiri. Dia kemudian memiliki pribadi kedua di dalam dirinya, yang akan muncul kalau dia sedang marah atau tertekan. Kemarahan akan membuat Bruce Banner berubah menjadi makhluk hijau besar kuat yang dinamakan Hulk. Bruce tidak pernah tahu apa yang dilakukan Hulk, namun ketika dia berada dalam kesulitan dia tahu hanya Hulk yang mungkin bisa membawanya keluar dari masalah. Bruce sendiri tidak selalu suka kepada Hulk karena Hulk tidak bisa dikontrol. Bruce mencoba keluar dari masalahnya sendiri, namun yang sering terjadi adalah Hulk yang mengeluarkannya dari masalah. Lalu apa hubungannya Roh Kudus dengan Hulk? Dia ada di dalam kita, dan kadang kalau dia muncul kita tidak dapat mengontrol tindakan kita sendiri. Hasil yang dilakukan pribadi ini selalu baik, namun kita tidak selalu puas karena kadang-kadang kita bisa dirugikan secara duniawi. Roh ini menolong kita melalui pembaruan kadang-kadang dalam rupa pekerjaan yang tidak selalu kita sukai.

3. Allah yang memberikan roh kepada makhluk yang lain dan isu lingkungan hidup.
Pemazmur menyatakan bahwa semua mahkluk lain dan manusia berada dalam level yang sama, yaitu ciptaan Allah. Manusia harus menyadari ini dalam isu lingkungan hidup yang semakin penting untuk kita tindaklanjuti. Perusakan alam yang terjadi sekarang juga datang dari pemahaman yang salah mengenai manusia sebagai satu-satunya makhluk Allah yang paling mulia. Pemazmur menggambarkan bahwa kita semua dipelihara melalui Roh Allah. Sebagai makhluk yang diciptakan langsung melalui karya tangan Allah, dan memiliki roh yang sama dari Allah, manusia juga diberi tanggung jawab untuk memelihara ciptaan yang lain.

Pdt. Binsar J. Pakpahan

Viewed 22421 times by 9096 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *