Bangkitlah, Menjadi Teranglah!

2014_047680_“Bangkitlah, Menjadi Teranglah!”

Yesaya 60:1-5

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus

Minggu epifani bisa kita pahami ketika berada dalam daerah yang memiliki 4 musim. Buat mereka yang pernah tinggal di Belanda atau negara 4 musim lainnya, musim dingin biasanya resmi dicatat mulai Desember sampai Maret. Sementara itu, orang Indonesia termasuk beruntung karena memiliki lebih dari 4 musim, yaitu musim mangga, durian, layangan, bahkan musim banjir seperti minggu-minggu ini. Meskipun awalnya menyenangkan, karena salju dan pemandangan yang indah, musim dingin dapat juga menjadi hal yang menyedihkan. Di Indonesia, matahari terbit dan terbenam pada waktu yang relatif sama. Sementara di negara yang mengalami musim dingin, sinar matahari menjadi hal yang dinanti-nanti kedatangannya.

Ada sebuah kota yang bernama Barrow di Alaska yang memiliki penduduk 4012 (sensus 2010). Kota ini terletak di utara Alaska, yaitu utara dari belahan utara dunia. Karena posisinya, kota ini menjadi kota terdingin di dunia. Cuaca di sini juga menjadi ekstrem dingin. Rata-rata temperature tiap hari selama setahun adalah -12,5 derajat celcius. Suhu di atas 0 derajat hanya dialami selama mei, april, juni, dan sedikit di bulan juni. Salju pertama turun di bulan Oktober dan baru cair di bulan April tahun berikutnya. Karena keadaan ini, matahari terakhir di kota ini muncul pada 18 November dan tidak akan terbit lagi sampai.”

Cuaca dalam musim dingin yang begitu ekstrem dapat menimbulkan winter depression. Ciri dari winter depression adalah orang yang tidak memiliki semangat untuk keluar rumah, merasa lesu dansedih. Salah satu cara mengatasi winter depression adalah dengan berdiri di bawah lampu terang selama setengah jam. Saya juga dulu sepertinya pernah kena winter depression waktu saya tinggal di Amsterdam karena matahari tidak muncul selama dua minggu. Saya menghabiskan seminggu berdiam dalam kamar.

Dalam cuaca seperti ini, mereka yang membuat kalender gerejawi menyesuaikan teks epifani dengan kelahiran Kristus dan datangnya terang/ cahaya yang menuntun orang keluar dari kegelapan. “Bangkitlah, menjadi teranglah!”

Di tahun 2014 ini, kita akan menghadapi berbagai tantangan. Apakah tahun ini akan menjadi tahun yang penuh berkat atau tantangan? Di 2014 kita akan menjalani pemilihan umum 2014, pemilihan presiden, piala dunia, dan ancaman pemanasan global yang semakin nyata. Hal ini bisa kita lihat melalui banjir yang melanda berbagai daerah di Indonesia di awal tahun ini.

Setelah Natal, kita memeroleh keyakinan bahwa Kristus sudah datang dan memberi kita kekuatan untuk melangkah maju ke depan. Immanuel. Allah bersama dengan kita.

Kisah Epifani, yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya, sebenarnya erat kaitannya dengan kedatangan orang majus dari timur. Mereka berjalan jauh menempuh padang pasir dan ketidakpastian menuju sinar bintang yang terang.

Sesungguhnya orang majus dan gembala tidak pernah bertemu di palungan. Orang majus menemui Yesus di Matius 2:11 di dalam rumah, sementara para gembala menemui bayi Yesus dalam palungan (Luk. 2:16). Orang majus berjalan menempuh jarak yang sangat jauh sehingga mereka kemungkinan besar menempuh waktu setahun lebih sebelum menemui Herodes. Karena alasan ini juga Herodes membunuh bayi yang berusia dua tahun ke bawah (Mat. 2:16). Dalam perjalanan yang jauh ini orang majus memilih untuk berjalan melalui kegelapan, pencobaan, ketidakpastian yang menghadang mereka di padang gurun. Namun, mereka tetap berjalan mencari terang tersebut.

Apa pesan firman ini?

Pertama, bahwa perkataan “Bangkitlah dan menjadi teranglah” datang untuk semua orang. Berita kelahiran Kristus pertama kali datang ke para gembala, kaum yang terpinggirkan. Mereka adalah kaum yang bekerja di saat orang tidak lagi bekerja, jauh dari masyarakat, namun penting perannya. Lalu berita ini juga sampai ke pandangan orang Majus yang melihat bintang tersebut. Kalau para gembala mewakili orang Yahudi yang terpinggirkan, orang Majus mewakili bangsa-bangsa lain. Sinar Kristus adalah untuk semua orang yang mau datang untuk menghampiri terang tersebut.

Ketika kita mengatakan bahwa Kristus adalah untuk semua orang, maka itu betul-betul berarti untuk semua orang. Kita tidak bisa mengatakan bahwa terang Kristus hanya untuk saya dan kelompok saya, dan orang lain tidak boleh. Kitalah yang sering membatasi cahaya Kristus itu. menurut kita ada gereja yang tidak ada roh kudus, dan ada yang tidak cocok untuk kita.

Presiden Barrack Obama pernah mengatakan bahwa Sunday morning is the most segregated hour. Minggu pagi adalah waktu di mana orang paling terpisah-pisah karena gerejanya. Kita merasa tidak at home di gereja orang, atau merasa gereja lain tidak cocok dengan kita. kedatangan Kristus adalah betul-betul untuk semua orang. Inilah pesan yang pertama.

Pesan yang kedua, betapapun gelapnya hidupmu, Kristus akan mampu menyinarimu. Kristus akan mampu menggapaimu di tengah kegelapan dan ketidakpastianmu. Apakah tahun 2013 tahun yang baik atau buruk? Itu semua sebenarnya tergantung kepada bagaimana kita memaknainya.

National Geography menayangkan sebuah program yang bernama brain games yang menyatakan bahwa otak manusia sering memproses suatu hal atau peristiwa, sehingga kadang-kadang dia bisa melihat apa yang sebenarnya tidak ada di situ, atau sedikit menipu penglihatan kita. salah satu contoh adalah warna langit dan warna laut. Biru adalah warna yang dipilih oleh mata kita, karena sesungguhnya laut itu tidak ada warnanya.

Karena itu, otak kita juga selalu ditantang untuk memproses sebuah peristiwa dan memilih makna atas peristiwa itu.

Misalnya peristiwa sukacita pun bisa menjadi peristiwa dukacita dalam hidup kita.

Pertama, pernikahan. Peristiwa ini tentu adalah peristiwa sukacita, namun banyak orang yang berduka dalam pernikahannya, atau berduka karena dia tidak lagi bebas.

Kedua, naik gaji. Orang mungkin senang kalau gajinya naik, namun di Belanda ada batas penghasilan yang membuat pajak akan dinaikkan dari 40% menjadi 49%. Jika pajak dinaikkan, maka penghasilan nettonya justru menjadi lebih kecil. Atau, ketika kenaikan gaji pegawai negeri diumumkan, semua pedagang berlomba untuk menaikkan harga sehingga akhirnya gaji yang naik pun tidak cukup lagi untuk membayar kebutuhan hidup yang naik harganya.

Peristiwa dukacita pun bisa kita maknai sebagai sebuah peristiwa sukacita.

Pertama, Jakarta banjir. Buat beberapa orang yang rumahnya kebanjiran, tentu ini adalah berita yang tidak baik. Namun bagi beberapa orang yang tinggal di daerah yang tak kena banjir, dan kantornya terendam air, banjir berarti libur. Peristiwa ini menjadi sebuah sukacita bagi mereka.

Bahkan peristiwa duka seperti kematian pun bisa dilihat sebagai sebuah sukacita kalau yang meninggal sudah lama sakit atau sudah cukup umurnya, sehingga kematian dilihat sebagai sebuah pelepasan menuju hidup yang lebih baik lagi.

Saudara-saudara,

Perjalanan jauh yang harus ditempuh orang majus menyambut terang yang jauh itu juga bisa mereka maknai sebagai dukacita dan akhirnya mereka bisa saja memutuskan untuk tidak pergi. Namun demikian, mereka tetap berangkat, sama seperti yang dinubuatkan nabi Yesaya dalam bacaan kita hari ini. Orang majus yang berjalan menempuh ketidakpastian lebih dari setahun, di padang gurun, melewati beberapa negara, tetap berjalan dalam sukacita menyambut sang raja yang baru lahir. Mereka melihat ketidakpastian dengan keyakinan bahwa terang itu akan ada pada ujung jalan mereka.

Dalam tahun 2014, kita mungkin akan menemui ketidakpastian, namun satu hal yang pasti adalah penyertaan Kristus. Dari kegelapan, kita menemui terang dan berjalan menuju terang tersebut. Dengan pengetahuan ini, kita memasuki 2014 dan menyambut minggu-minggu setelah epifani dan pelayanan kehidupan Yesus. Amin.

Viewed 16903 times by 5369 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *