Hati Yang Mendua

was on http://binsar.berteologi.net/wp-content/uploads/2008/01/hearts1.gif (http://binsar.berteologi.net/?attachment_id=293)

‘ Ada saatnya hubungan yang kamu miliki dengan sang kekasih hati memasuki tahap kebosanan. Proses ‘ketemuan’ atau ‘jalan bareng’ tidak lebih dari sebuah kewajiban atau pekerjaan rutin. Waktu berdandan untuk ‘jalan keluar’ tidak lagi selama ketika baru bertemu dia dulu. Tidak ada lagi rasa cemas akan pakaian yang kurang ‘hip’ ketika diajak jalan untuk ketemuan dengan teman-teman si dia. Kamu tidak lagi mengharapkan ketemu dengan dia seperti kamu dulu mengharapkannya. Kata-kata mesra pun mulai jarang diucapkan. Ini bisa jadi adalah tanda-tanda kebosanan.

‘ Di saat seperti ini, ada tokoh baru yang muncul dalam hidupmu. Kamu pikir dia berbeda dengan pasangan anda sekarang. Sialnya, meskipun dia sudah tahu bahwa kamu sudah punya pacar, dia tetap dengan semangat menelepon atau meladeni teleponmu, menaruh komen di fs dan fb, sms, ngajak jalan atau mau diajak jalan, curhat, dll. Kamu kemudian merasakan sensasi yang sama ketika dulu kamu jatuh cinta kepada pasanganmu sekarang. Kemudian kamu mulai menikmati sensasi tersebut. Tidak ingin melepaskan pasanganmu sekarang, dan tetap menyukai sensasi kedekatan dengan orang baru ini. Sadar atau tidak, kamu mendua.

‘ Sebuah acara di Discovery Channel menunjukkan bahwa monogami bukanlah sifat alami dari manusia. Manusia pada dasarnya adalah mahkluk poligami. Artinya manusia akan selalu memiliki kecenderungan untuk memiliki lebih dari satu pasangan. Yang mencegah manusia untuk memiliki lebih dari satu pasangan adalah emosi yang dimilikinya ketika dia melihat pasangannya bersama orang lain. Manusia memiliki keterikatan emosional dengan pasangannya sehingga dia tidak tahan melihat pasangannya membagi cintanya dengan yang lain. Jadi hal yang membuat manusia tetap setia adalah untuk kepuasan batinnya sendiri dan komitmen bersama untuk tidak berbagi pasangan dengan orang lain.

‘ Ada bermacam alasan untuk mengingkari komitmen tersebut, mulai dari ketidakcocokan sampai cinta yang memudar. Namun yang menjadi masalah adalah ketika kita mengingkari komitmen tetapi tidak mengakhirinya. Komitmen kita menjadi bercabang dan akhirnya tidak satupun yang kita penuhi. Menerapkan penelitian Discovery Channel di atas, seseorang yang mengingkari komitmennya sebenarnya sedang membuka resiko bagi dirinya sendiri untuk disakiti. Karena ketika dia melanggar komitmennya, maka dia tidak bisa berharap pihak yang lain untuk menepatinya. Intinya, mendua berarti menyakiti diri sendiri. Namun, logika tidak selamanya bisa diterapkan dalam cinta, orang tetap melakukannya. Saya akan coba melihat mengapa seseorang bisa tergoda untuk mendua hati.

‘ Ketika hubungan menjadi stabil, kejutan jarang dijumpai lagi. Tanpa kejutan sebuah hubungan menjadi stagnan tanpa jantung berdebar seperti pertama kali kita berjumpa dengannya. Tidak ada lagi rasa penasaran akan reaksinya atas tindakan kita. Ketika kita bertemu dengan orang baru, jantung kita mulai berdebar lagi, berdebar senang sekaligus takut ketahuan. Sering kita juga terjebak pada sensasi pengejaran itu sendiri dan bukan kepada cinta yang sesungguhnya. Kita mencintai sensasi yang menantang adrenalin berpacu. Ini sering menjadi penyebab hati yang mendua.

‘ Ada juga yang berasalan bahwa orang ketiga ini lebih sempurna untuk kita dibandingkan pasangan kita. “Kenapa kita tidak boleh memilih yang lebih baik?” Untuk alasan ini, saya mengutip bebas sebuah percakapan dalam adegan film jomblo. Kalau memang kita memilih yang lebih baik, maka yang lebih baik dari yang kita miliki akan selalu muncul. Apakah memang kita harus selalu meninggalkan yang lama untuk yang lebih baik? Yang ada tinggal komitmen bahwa kita menjatuhkan pilihan kepada seseorang dan menetapkan hati kita untuk setia kepadanya meskipun banyak yang lebih baik dari dia. Lagi-lagi, kesetiaan adalah masalah janji hati.

‘ Pengalaman saya sendiri mengajarkan saya bahwa kesetiaan adalah hal yang sangat berharga. Saya pernah berada dalam semua pihak dalam hati yang mendua, jadi yang diduakan, jadi yang menduakan, atau jadi orang ketiga (in chronological order). Trust me, they were not pleasant, and it brought guilt within me. Tidak ada dari hubungan-hubungan tersebut yang berakhir positif. Karena belajar dari pengalaman, dan sadar bahwa saya sendiri bukanlah manusia yang sempurna, saya hanya bisa menganjurkan, pastikanlah apa kata hatimu. Kalau memang kamu mulai mendua, setialah kepada pasanganmu karena kamu pun tidak akan suka melihatnya mendua. Kalau kamu lebih memilih yang baru, jangan biarkan yang lama menunggumu. Ingatlah ini ketika menetapkan pilihanmu, tidak ada yang terbaik yang ada hanya ketika kamu menjadikan pasangan kamu yang terbaik bagi dirimu.

Comments:
pencari percikan on January 17th, 2008 at 6:11 pm #

Mendua apa nih Bin? Tempe menduan enak lho Bin?

~tersindir

iciel on January 17th, 2008 at 6:49 pm #

wewww.. *speechless*

mizz o on January 17th, 2008 at 8:45 pm #

huehuhuee… bener juga loooohhh.. :P

binsar on January 18th, 2008 at 1:02 am #

hahahaha si pencari percikan kok tersindir…. hahahaha…. lihat blognya enade deh… hahahaha
iciel… knapa speechless????
mmm opit… mmmm kapan ke adam???? ayo dong jalan!

deon on January 18th, 2008 at 11:27 am #

diem2, gw jadi pembaca setia blog ini
hehehe

pencari percikan on January 18th, 2008 at 12:01 pm #

woeiii Bung Binsar.. terima kasih telah mengunjungi blog-ku yang baru dibangkitkan dari mati suri … he..he..he..

~tersindir karena aku kan mendua denganmu Bin ..ha..ha..ha.

binsar on January 18th, 2008 at 2:23 pm #

deon… wah… nanti bakalan sering nongol di MM lagi deh, kangen nih ama anak2…

enade… pastinya. kita promosikan blogmu di sini hahaha

anies on January 19th, 2008 at 10:22 am #

hati yg mendua????hmmmmmmm itu penyakit yg seharusnya gw hindari.
even itu susah juga sich hehehehehhehe.but so far,gw belum pernah mendua hati malah gw yg diduain hiks…hiks…buat gw mendua hati nggak banget,akan lebih baik buat gw menyudahi hubungan yg pertama sebelum gw menjalani hubungan yg kedua.karena itu lebih “fear” menurut gw buat kedua belah pihak.We never knows who is the “ONE” from God for us.dus mag niet uit voor veel vreendschap,even we zijn vrind of vrindin al.OK!!!!!
God zegen

nb: Bang, untuk Valentine edition bikin artikel yg bagusss yach!!!!!
cayo…cayo….

binsar on January 20th, 2008 at 1:46 am #

Anies, untuk v-day, nanti akan diusahakan artikel serius yang bisa meledag hahaha….

anies on January 20th, 2008 at 8:47 am #

goed…goed..goed…..
kalo gak sampai meledagg,tar gw demo ke Abang yach…hihihihihih

aaqq on January 31st, 2008 at 12:35 am #

buat gue.. ketika kita mulai mencintai orang lain, maka sebenarnya kita sudah kehilangan cinta kita pada orang yang (dahulu) kita cintai. cinta dibagi? gak mungkin.

Tifani Dinda on January 31st, 2008 at 1:20 pm #

wow!!! dalem!
akirnya nemunya juga teori kaya begini
*lol*

hartdinbleh on February 6th, 2008 at 5:04 pm #

it’s even harder when you think that you’ve made the right decision while your mind (or heart) is still about the other person

binsar on February 6th, 2008 at 5:42 pm #

aaqq, memang teorinya harusnya ga bisa membagi cinta. cuma manusia memang sudah dilahirkan untuk membagi cinta, orangtua, anak, teman, lawan jenis, binatang piaraan, semua dengan tingkat cinta yang berbeda. nah, kalo sudah mengalaminya baru akan ngerti hahaha

binsar on February 6th, 2008 at 5:43 pm #

dinda, makasih yaa.. sering2 mampir lah hahaha..

‘ hartdinbleh, jadi hatinya masih sama siapa nih :)

hartdinbleh on February 8th, 2008 at 12:11 pm #

kosong :P

binsar on February 8th, 2008 at 8:03 pm #

ah masa… jadi bener udah lewat nih???

h on February 9th, 2008 at 8:22 am #

kemarin sempat bingung, tiba2 kepikiran, tiba2 kayak ada perasaan yg meluap2 karena sebelumnya kebendung. tapi terus setelah ngobrol dgn teman, perasaan itu mulai keliatan gak penting dan mulai bisa ngeliat knp semuanya ga mungkin (logistik, dll.) dan kayaknya yang kepikiran/dikangenin kemarin itu lebih ke perasaan yang muncul krn org itu dan bukan orangnya (mungkin ga sih? hehe curcol..sangat pathetic sekali :D)

binsar on February 9th, 2008 at 11:13 am #

mungkin. tapi h harus ingat kalo perasaan itu ditimbulkan oleh orangnya juga. karena itu kamu terus megang pengalaman yang manis (plus pahit, mungkin.. gw kan sok tau), dan belom mau melepasnya. toh tidak ada yang paksa kalo itu harus dilepas kan?

h on February 10th, 2008 at 10:51 am #

emg kmu ga bakal ngelepas? soalnya kalo sesuatu udh ga mungkin, dan kmu pengen a fresh new start sama orang lain, mau gak mau kmu harus make room buat si orang baru itu. tapi ya sudah, mngkin hanya waktu yg bisa menjawab…

binsar on February 10th, 2008 at 8:44 pm #

dear h, menurutku kenangan itu akan tetap ada dan tidak bisa dihapus atau dilupakan begitu saja. fresh start bukan berarti meninggalkan semua kenangan kita karena memori kitalah yang membentuk siapa kita saat ini. terjebak dan terikat kepada perasaan kita tentang masa lalu itulah yang membuat kita ga bisa membuka ruang buat yang baru.

h on February 12th, 2008 at 2:00 pm #

so… gimana biar gak “terjebak dan terikat”? atau, gimana caranya biar bisa “bebas”? see.. sama aja, emang harus melepaskan diri sebelum bisa move on.

binsar on February 19th, 2008 at 6:43 pm #

h… kayanya kamu masih ada pikiran mengenai hal ini? gimana caranya biar bisa bebas? apa kamu memang mau bebas? atau justru mau pake perasaan itu untuk sesuatu yang positif?

Viewed 17139 times by 6192 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *