Renungan Pohon Pengetahuan

Posted (binsar) in Article, Christianity on February-13-2008
Alkisah ada rapat para setan, iblis, jin, kuntilanak, serta para makhluk halus dari seluruh penjuru dunia. Mereka sedang melaksanakan konferensi tahunannya memutuskan cara terbaik untuk menggoda manusia. Setan dari Belanda mengusulkan untuk menggoda manusia dengan kekayaan. Katanya, “Lihat semua negara-negara maju itu, semua menjadi tidak percaya pada Tuhan lagi setelah semua kebutuhan mereka dipenuhi dengan harta berlimpah!” Seorang pakar penggoda manusia dari Amerika Serikat menolak pandangan ini, dia berdalih “Saya rasa tidak ada yang lebih jahat dari manusia yang merasa berkuasa karena mereka pasti akan menyalahgunakan kekuasaannya.” Pandangan inovatif ini cukup diterima oleh akal setan-setan lainnya. Tiba-tiba seorang setan senior berkata, “Saya rasa dua usul sebelumnya memang jitu, tetapi salah satu kunci paling penting dalam dunia goda menggoda adalah dengan memberikan manusia pengetahuan. Dengan pengetahuan mereka akan merasa dapat melakukan segalanya, meraih kekuasaan juga mencari kekayaan, sehingga mereka pasti tidak dapat mengontrol pengetahuan mereka sendiri.”

Cerita pendek di atas menggambarkan rentannya manusia terhadap godaan, terutama godaan untuk mengetahui lebih dan lebih lagi. Kita tentu sering mendengar mengenai dosa Adam memakan buah terlarang dari taman eden. Karena dosanya ini manusia menjadi berdosa dan kesusahan datang menghampiri manusia. Pada mulanya manusia hidup enak dan terjamin di Taman Eden, tetapi akibat memakan buah yang terlarang itu Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden dan harus menjadi petani untuk menyambung hidupnya, serta Hawa mengalami rasa sakit ketika melahirkan.

Dalam Kejadian 2:15-17 kita bertemu dengan cerita mengenai pohon pengetahuan baik dan buruk di dalam Taman Eden. Allah menciptakan sebuah taman dan menumbuhkan segala macam tumbuhan di situ. Di tengah-tengah taman itu Allah menempatkan pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Kemudian Allah menempatkan Adam di taman itu untuk mengusahakan dan memeliharanya. Kemudian Allah berkata “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

Ayat yang menjadi renungan kita berhenti sampai di sini. Tetapi di ayat berikutnya kita tahu bahwa Adam dan Hawa akan memakannya karena godaan sang ular. Ini berarti Adam dan Hawa melanggar perintah Allah. Mereka melakukan dosa pertama yang akhirnya seperti penyakit menular yang tidak bisa dihentikan lagi, dosa terus berkembang menjadi semakin mutakhir. Dalam waktu yang singkat dosa ketidakpatuhan berubah menjadi dosa iri hati kemudian menjadi dosa pembunuhan Habel oleh Kain.

Apa sebenarnya pohon pengetahuan baik dan buruk itu? Kenapa dia dilarang untuk dimakan? Ada yang mengatakan bahwa pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat ini adalah pohon pengetahuan segala sesuatu. Jadi siapapun yang memakan buahnya akan memiliki pengetahuan yang tidak terbatas.

Justru hal inilah yang akan menggoda manusia. Manusia cenderung ingin mengetahui segalanya. Manusia ingin pengetahuannya tidak terbatas. Kalau manusia sudah mengetahui tentang segalanya, maka dia akan tahu tentang pohon yang satu lagi, yaitu pohon kehidupan. Karena itu sebelum mereka memakan pohon kehidupan, yaitu hidup kekal dan abadi, maka Allah mengusir mereka dari Taman Eden.

Ada tiga hal yang menjadi pokok renungan kita dari bahan bacaan kali ini. Yang pertama adalah Allah memberi kehendak bebas kepada kita.Allah menempatkan pohon pengetahuan baik dan jahat di Taman Eden untuk memberi Adam dan Hawa pilihan, taat kepada Tuhan atau tidak. Jikalau Tuhan tidak memberi mereka pilihan, pada dasarnya mereka adalah robot yang hanya melakukan apa yang diprogramkan. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa sebagai makhluk yang “bebas,” dapat mengambil keputusan, dan dapat memilih yang baik dan jahat. Agar Adam dan Hawa benar-benar “bebas” mereka harus memiliki pilihan.

Bayangkan bahwa Adam diberikan semua fasilitas dan hanya memiliki satu larangan untuk tidak memakan buah dari pohon itu, tetapi ternyata dia melanggarnya. Ini memang sebuah hal yang menarik dari tabiat manusia, bahwa biasanya kalau dilarang justru kita jadi lebih tertarik untuk melakukannya. Lihat saja beberapa contoh di sekitar kita: anak-anak kalau dilarang biasanya justru akan melakukannya; buku-buku yang terlarang biasanya lebih mahal dan dicari orang. Di situlah letak kehendak bebas kita, kita bebas menentukan apa yang akan kita lakukan, tetapi juga dengan konsekuensi.

Kedua, godaan yang paling besar buat manusia adalah godaan untuk bisa mengetahui segalanya. Banyak orang kira bahwa dengan mengetahui segalanya maka hidup akan lebih baik. Ini sepenuhnya tidak benar. Karena manusia adalah mahluk terbatas, karena itu juga pengetahuannya tidak akan pernah bisa penuh. Selalu ada kekurangan dalam pengetahuan manusia. Namun kita selalu berusaha untuk mengetahui segalanya. Ini tidak salah asal kita selalu ingat bahwa pengetahuan kita selalu terbatas. Orang yang merasa tahu segalanya biasanya tidak akan percaya lagi sama Tuhan dan merasa tidak butuh Tuhan lagi. Jadi banyak pengetahuan belum tentu membawa hasil yang baik jika tidak disertai hati yang takut akan Tuhan.

Ketiga, mengetahui tidak sama dengan melakukan. Ternyata setelah mengetahui apa yang baik dan yang jahat, dosa justru semakin berkembang di kemudian hari. Kalau memang manusia sudah tahu yang mana yang baik dan yang jahat, seharusnya mereka tidak melakukan yang jahat lagi, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Manusia tetap melakukan dosa dan melukai hati Tuhan. Mengetahui tidak sama dengan melakukan! Di setiap kotak rokok ada peringatan tentang gangguan kesehatan yang akan ditimbulkannya, tetapi ini tidak membuat orang berhenti merokok.

Di sinilah kita ditantang untuk melihat bahwa di tengah kebebasan yang diberikan kepada kita, kita juga ditantang menjadi setia kepada Allah untuk mendengarkan dan melakukan apa yang menjadi perintahNya dan tidak melakukan apa yang menjadi laranganNya. Sama seperti Adam, kita diberikan tugas dan anugerah yang sedemikian dalam kebebasan dan pengetahuan kita oleh Allah, dan sudah sepatutnya kita tetap menggantungkan pengetahuan kita kepada Allah karena pengetahuan kita adalah terbatas.

Viewed 17801 times by 6044 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *