PERCAYA PERTOLONGAN ALLAH

emotion sadnessKhotbah Minggu Okuli 3 Maret 2013

HKBP Sola Gratia Kayumas

1 Korintus 10:1-13

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Orang yang berpikir dia tahu cara menghindari cobaan, akhirnya akan jatuh ke dalam cobaan. Air tenang justru adalah penunjuk bahwa itu adalah air yang dalam.

Kamis (28/2) yang lalu ada kecelakaan ketika bus yang ditumpangi rombongan murid SMA sedang menuju KM 1,5 Jalan Siantar-Simalungun, di daerah Pondok Bulu, Simalungun. Tujuh orang meninggal dalam kecelakaan ini, enam siswa dan supir sendiri. Kecelakaan di jalan raya juga cenderung meningkat. Kalau kita pikir, biasanya justru bukan orang yang baru menyetir di daerah itu yang mengalami kecelakaan. (CERITA SOAL TOBALI, MRT, SIMPATI). Orang yang sudah biasa, pengalaman, dan dia pikir dia sudah tahu semua lubang dan belokan, inilah yang biasanya cenderung tidak hati-hati. Buat orang yang baru pertama kali melewati kelok sembilan, dia akan sangat berhati-hati. Tetapi buat mereka yang pikir dia sudah tahu medan jalannya, dia akan sembarangan. Kalaupun yang belum pengalaman mengalami kecelakaan, maka kondisinya tidak akan begitu parah karena dia tidak akan berani mengemudi cepat.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita akan melihat Bagaimana rasul Paulus memberi nasihat mengenai cara menghadapi sebuah masalah.

Masalah yang Paulus coba jawab adalah tentang pilihan seseorang melakukan sesuatu yang bisa mempengaruhi orang lain. Artinya, Paulus membahas tentang tingkah laku seseorang, yang dia pikir biasa bagi dirinya, namun menjadi masalah bagi orang lain.

Masalah apa yang terjadi di jemaat Korintus? Pasal 10 ini sebenarnya adalah lanjutan dari sebuah masalah besar yang dibuka di pasal 8 dan 9, sebuah tantangan jemaat Korintus, yaitu apakah orang Kristen boleh makan makanan yang telah diberkati untuk dewa lain.

“8:1 Tentang daging persembahan berhala kita tahu: “kita semua mempunyai pengetahuan.” Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. 8:2 Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu “pengetahuan”, maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya.”

Pada waktu itu rupanya di Jemaat Korintus, masalah ini menjadi isu utama yang cenderung memecah jemaat. Ada yang berkata boleh, karena selama itu dia tahu apa yang diperbuatnya, maka makanan itu bukan makanan dari berhala. Yang lain berkata bahwa makanan itu tidak boleh dimakan karena telah dipersembahkan untuk dewa lain; memakannya sama dengan mengkhianati Allah. Paulus membahas hal ini panjang lebar, dan di akhir pasal 10 dia menjawabnya.

Dalam masa pra-paska ini, dalam tradisi Gereja, orang melakukan puasa 40 hari sebagai tanda solidaritas kepada puasa Kristus di padang gurun, dan minggu sengsaranya (passion) sebelum masuk ke Jumat Agung dan Minggu Paska. Tindakan puasa mengajak kita untuk selalu mengingat dan berhati-hati, untuk tetap berserah kepada Tuhan. Paulus mengingatkan untuk tidak terlalu percaya diri. Orang yang terlalu percaya diri biasanya akan jatuh dengan keras, apalagi yang sudah mengandalkan kekuatannya sendiri. Orang yang berkata, “aku bisa” akan lebih kecewa ketika dia jatuh dalam pencobaan.

Jemaat di Korintus juga sepertinya terlalu percaya diri sehingga Paulus memperingatkan mereka untuk berhati-hati. Di  ayat 12 dia berkata, “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”

Ada beberapa cobaan yang akan selalu kita hadapi.

Cobaan pertama: Kita pikir kita bisa mengatasinya.

Cobaan bekerja seperti air laut. Justru ketika keadaan tenang, itulah saat di mana kita harus berhati-hati. Di saat semua terlihat beres, maka kita harus selalu waspada terhadap cobaan.

Orang naik motor pun begitu. Yang biasanya mengalami kecelakaan adalah mereka yang berpikir sudah tahu tentang jalanan, sehingga mulai sembrono, tidak pernah lihat spion (kendaraan dari arah lain), memotong dengan sembarangan, bahkan sms dengan terlatih karena dia pikir dia tahu.

Klub bola yang memiliki pemain terbaik sekalipun bisa kalah terhadap tim lemah kalau mereka terlalu percaya diri dan menganggap remeh lawannya. Kelemahan kita adalah kita sendiri.

Dalam hal ini kita bisa melihat dari apa yang Paulus katakan tentang umat Israel. Israel sudah menjadi pengikut Musa, sudah melihat Allah dalam tiang awan dan api, sudah diumpamakan seperti dibaptis ketika mereka melintasi laut (ay. 2), sudah makan makanan dari Allah: manna dan daging burung. Paulus bahkan menghubungkan penyertaan Kristus kepada Israel, sudah sejak awal di padang gurun. Ini adalah bukti bahwa Paulus memahami Kristus adalah Tuhan, dan sudah ada sejak awalnya. Dan Allah selalu menyertai Israel, dan Israel tahu bahwa mereka adalah umat Allah tetapi sepertinya mereka selalu bersungut-sungut. Dan yang lebih luar biasanya, mereka langsung meminta bukti lain ketika mereka sudah tahu Allah memimpin mereka. Mereka menyebah berhala (ay. 7.). Bandingkan dengan sikap Israel di Keluaran 32:1-6 ketika mereka menyembah lembu emas, dan Bilangan 25:1-3 ketika mereka menyembah Baal dan makan makanan persembahan dewa).

Israel juga melakukan percabulan (ay. 8.), yang merujuk ke Kejadian 32:6, di mana mereka “melakukan tari-tarian berhawa nafsu dan kebejatan seksual. Keluaran 32:25 juga memperlihatkan bahwa Israel telanjang seperti “kuda terlepas dari kandang,” Israel bukan hanya menyembah berhala, mereka juga menjadi liar dalam tindakan seksual bebas. Umat Israel yang seharusnya tahu siapa Allah justru jatuh ke dalam pencobaan, bukan hanya sekali, namun berulang-ulang.

Tetapi justru karena itu, maka godaan terbesar juga ada dalam pikiran kita, bahwa kita pikir kita tahu dan bisa. Godaan kita di masa ini mengambil bentuk yang lain. Kita pikir kita sudah tahu apa isi Alkitab sehingga kita tidak perlu lagi membacanya dan merenungkannya. Atau, ada orang yang berpikir bahwa dia sudah tahu apa firman Tuhan, sehingga dia tidak perlu lagi ke gereja dan bersekutu. “Saya sudah paham isi Alkitab.” Hal ini juga bisa terjadi pada pendeta. Karena merasa sudah tahu akan isi Alkitab, sudah berpengalaman, dan sudah pernah berkhotbah mengenai hampir seluruhnya, dia merasa tidak perlu lagi belajar dan tahu apa isi Firman Tuhan. Sementara itu, firman Tuhan itu selalu mengajarkan kita hal yang baru. Meskipun membaca ayat yang sama, saya selalu mendapatkan hal yang baru dalam mempersiapkan khotbah.

Waspadalah, kelemahan terbesar manusia adalah ketika kita pikir kita bisa menghadapi cobaan.

Cobaan kedua, kita kira hanya kita yang menjalani cobaan seberat itu. Karena beratnya cobaan yang kita alami, kita sepertinya memiliki alasan untuk berlaku salah. Kita pikir, hanya kita manusia satu-satunya yang mengalami pencobaan berat seperti itu. aga jo… on nama na umborat di ngolu on, dang adong be na umborat sian na hujalo on. Jangan lebay!

Ayat 13 berkata, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.”

Kemudian Israel juga mencobai Tuhan dan bersungut-sungut (ay. 9 & 10). Bilangan 21:4-9 bercerita tentang orang Israel yang bersungut-sungut melawan Allah dan Musa. Mereka berkata, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak” (ay. 5). Mereka merasa tidak aka nada lagi jalan keluar, dan tidak kuat terhadap perjalanan yang mereka lalui. Yang terjadi kemudian, muncul ular tedung dan banyak memagut orang Israel sehingga banyak dari mereka yang mati.

Paulus mengingatkan kita bahwa pencobaan yang kita lalui adalah pencobaan yang tidak melebihi kekuatan manusia, dan tidak melebihi kekuatan kita. Cobaan yang kita lalui adalah hal yang pernah dialami oleh orang lain. Tapi sampai sejauh apa kekuatan kita? Inilah yang menjadi misteri bagi kita semua.

Mahasiswa/pelajar sekarang selalu merasa dirinya sedang menjalani cobaan yang berat. Tidak ada yang lebih berat dari kurikulum baru di masa ini. Mereka merasa hanya mereka yang harus mengerjakan tugas dll. Tetapi, justru banyak pelajar di jaman dulu harus jalan kaki atau bersepeda lebih dari 5 km untuk bisa sampai di sekolah. Mereka harus menyiapkan makanan sendiri, dsb. Cobaan yang kita alami bukan hal yang baru, ada yang sudah menanggungnya terlebih dulu.

Yang berbeda adalah kapasitas tiap orang dalam menanggung cobaan.

Contoh cobaan sama yang dianggap ringan dan berat.

Tetapi cobaan yang berat juga akan membuat daya tahan kita terhadap cobaan itu meningkat. Sama seperti latihan angkat beban, anda harus  mulai dari yang ringan sampai yang berat. Pertama anda mulai dengan 2,5 kg, lalu 5 kg, 6 kg, 8 kg, 10 kg, dan seterusnya. Dan setiap kali anda mencobanya, dia selalu terasa berat, namun akhirnya kita mampu juga melakukannya. Dulu saya pernah mencoba untuk jogging di Belanda (karena situasi yang mendukung). Saya mencoba untuk lari nonstop. Saya menempel latihannya di kamar saya dulu. Pertama, kita harus lari 6 menit nonstop, 6 menit jalan cepat, 6 menit lari dan 6 menit jalan. Lalu berubah menjadi 9 menit lari, 3 menit jalan, 9 menit lari. Lalu menjadi 12 menit lari, 3 menit istirahat 12 menit lari, lalu naik menjadi 18 menit nonstop, 24 menit nonstop, 30 menit nonstop, 45 menit nonstop. Proses ini mengambil jangka seminggu. Dan setiap kali memulai lari, dalam 5 menit pertama, selalu ada pertanyaan di kepala saya, “untuk apa saya lari?” “Apa sanggup?” dsb.

Saudara-saudara, kekuatan sesungguhnya manusia sering ada pada kekuatan pikirannya.

(cerita mengenai ketahanan manusia yang dilatih untuk menguatkan diri melakukan lebih dari apa yang dia pikir bisa dia lakukan)

Lalu cobaan ketiga adalah ketika kita kira kita tidak punya jalan keluar.

Selanjutnya di ayat 13 dikatakan, “Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Selalu ada jalan keluar saudara, yang penting adalah untuk membuka mata dan telinga.

Pertanyaannya adalah, bagaimana membuka mata dan telinga. Saudara-saudara, selalu ada jalan keluar di dalam Tuhan. Masalahnya, kadang-kadang kita yang tidak suka dengan jalan keluar itu, atau kita pikir itu bukan jalan keluar. Seberat apapun masalah kita, selalu ada jalan keluar. Buktinya apa? Pasti saudara pernah mengalami masalah berat? Lalu Bagaimana anda bisa keluar? Buktinya sekarang sudah keluar. Tetap kuat dan berpegang supaya kita tetap bisa melihat jalan keluar dari Tuhan.

Cerita soal ujian… kalau berat, pikir yang senang2, bahwa nanti ujian akan berakhir.

Karena itu, setiap kali anda mengalami cobaan berat… dan setiap kali makin terasa berat… anda merasa tidak sanggup lagi menahannya, tetapi yang tidak kita sadari adalah kita masih ada dan bertahan.

 

1 Korintus 10:1-13

10:1 Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. 10:2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. 10:3 Mereka semua makan makanan rohani yang sama 10:4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus. 10:5 Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. 10:6 Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, 10:7 dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.” 10:8 Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. 10:9 Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. 10:10 Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. 10:11 Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba. 10:12 Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

 

 

Viewed 25862 times by 9404 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *