Becanda Sih Becanda, Tapi…?

Posted (binsar) in Article, Opinion on February-28-2008

A: “Uh, bau apa nih? Lo ga pake parfum ya?” (sambil mencium lengan bajunya dan juga baju si B)

B: “Ah, pake ah! Enak aja lo!”

A: “Makanya, lo harus ganti parfumnya! Baunya ga enak!” (sambil ketawa kenceng)

Kalian pasti pikir B sudah mati langkah! Tapi cerita berjalan terus!

B: (ga mau kalah) “Ah, mungkin itu bau karena mulut lo terlalu dekat dengan hidung lo!”

Kalau Michael Kelso akan bilang, “Buuuuuurn!”

‘         Yaps, becanda dan ceng-cengan adalah hal yang normal di kalangan anak muda. Bagi anak-anak tongkrongan, tiada hari dilalui tanpa ngecenging teman. Kadang-kadang di dalam satu kelompok selalu ada anak yang menjadi bahan celaan. Saling mencela dapat membuat hari-hari lebih ceria, dan bisa membuat kita tertawa juga. Bahkan, sebuah kelompok tidak akan dianggap lengkap tanpa kegiatan saling mencela.

‘         Entah kenapa kegiatan saling mencela ini adalah sebuah kegiatan populer yang sudah dianggap jamak di mana-mana. Menghina teman dengan hinaan yang paling tepat buat mereka, dan membuat orang lain memihak dan menganggap celaan kita tersebut cocok dengan situasi orang tersebut, dianggap sesuatu yang lucu. Ada beberapa acara televisi yang dibuat khusus untuk memfasilitasi orang saling menghina seperti Yo Mama yang didekasikan khusus untuk menghina kaum ibu. Ini adalah kabar baik buat kamu yang punya karakter sinis dan suka menghina orang lain hahaha!

‘        Dalam sebuah kelompok tongkrongan, selalu ada yang menjadi tokoh utama tukang cela dan ada yang menjadi obyek celaan. Sialnya, yang biasanya dicela ini adalah tokoh tetap. Sekali ada orang yang malu karena dicela, itu adalah tanda bahwa dia akan terus menerus dicela. Biasanya semua anggota grup akan punya cadangan celaan terhadapnya, kapan saja, di mana saja, dalam kegiatan apapun. Orang ini pun akan sulit untuk menghantam balik karena dia harus menghadapi semua orang dalam kelompoknya. Kalau sudah begini, dia cuma bisa pasrah atau menyiapkan celaan yang sangat baik yang bisa mengalihkan perhatian kelompok dari dirinya, dengan menjadikan orang lain sebagai korban berikutnya.

‘         Bicara tentang celaan, saya jadi ingat kembali masa-masa SMA dulu di mana kepandaian anda mencela orang lain adalah cara memperoleh kepopuleran atau cara menjatuhkan orang. Kelas saya di SMA 21 Jakarta Timur dulu adalah kelas yang paling ‘ganas dalam mencela.’ Sebagai kelas terakhir di jurusan IPS, kami adalah satu-satunya kelas yang terletak di sebelah ruang guru karena kenakalan kami. Saya ingat teman saya di kelas, yang terkenal paling percaya diri, akhirnya meneteskan air mata (literally) karena kejamnya celaan yang dialamatkan ke dia. Saya sendiri tidak pernah menyangka kalau dia (teman saya itu) bisa menangis, tetapi kejamnya celaan mungkin akhirnya menghancurkan harga dirinya (saya tidak akan menceritakan kejadian traumatis itu di sini hahaha). Kalau begitu, sampai di mana sebenarnya batasan kita dalam ceng-cengan terhadap teman?

‘         Seorang teman baik saya baru-baru ini mengeluh karena dia selalu menjadi sasaran celaan dalam kelompoknya. Sebenarnya dia tidak mau menceritakannya sampai saya memaksanya bercerita. Dia bercerita bahwa dia sebenarnya merasa sakit hati dan tersinggung. Dia tahu bahwa teman-temannya tidak serius mengatakan hal-hal yang mereka lontarkan tapi tetap dia merasa tidak nyaman dengan celaan tersebut. Menurutnya yang paling tidak adil adalah ketika seluruh anggota kelompok menyerangnya dan tidak memberinya kesempatan untuk mempertahankan diri. Dia juga sering bertanya-tanya, “kenapa gw? dari sekian banyak orang kenapa selalu gw?”

‘        Well, ada beberapa penjelasan terhadap pertanyaan “kenapa gw?” Pertama, teman-teman kamu menganggap kamu terlalu percaya diri atau terlalu menonjolkan diri dalam kelompok sehingga mereka ingin ‘get even’ dengan kamu. Kedua, teman-temanmu senang melihat reaksimu yang selalu terlihat paling menderita ketika sedang dicela. Ketiga, ada beberapa orang yang sepertinya ditakdirkan untuk dicela. Pendapat saya ini kedengaran sadis, tapi ini benar. Saya selalu mendapatkan orang-orang yang sepertinya memang memiliki ‘muka celaan’, arti kasarnya setiap melihatnya kita selalu ingin mencelanya. Keempat, well, memang kamu lagi sial aja.

‘        Ada beberapa tips buat kamu yang sering dicela dan ingin menghentikannya. Pertama, berpura-puralah senang terhadap hinaan tersebut. Anggaplah mereka sedang memuji kamu dan ucapkan terima kasih. Hal ini biasanya efektif dalam menghentikan celaan. Kedua, celalah diri anda sebelum anda dicela orang lain. Artinya dahului gerakan mereka sehingga mereka tidak punya bahan celaan lain. Ketiga, seranglah the weakest link di dalam kelompok dan alihkan perhatian kelompok kepadanya. Keempat katakan kepada mereka kalau anda tidak menyukainya, tetapi jangan katakan hal ini dalam kelompok melainkan melalui pendekatan personal.

‘        Buat kamu yang suka mencela, mungkin ini saat yang baik untuk menyadari bahwa tidak semua kata-kata yang keluar dari mulut kita dianggap sebagai humor bagi orang lain. Mungkin melalui celaan kamu, teman baik kamu jadi sakit hati terhadapmu. Kalau memang kebiasaanmu mencela orang lain tidak bisa dihentikan lagi, mintalah maaf kepada korbanmu dan katakan bahwa engkau hanya bercanda. Kalau anda memang ahli, ikutlah event cela-mencela yang menawarkan hadiah, siapa tahu anda masuk teve hahaha!

Read More

Comments:

bea on February 28th, 2008 at 4:32 pm #

hehehehe tadi kebacanya bukan celaan tapi celana
wakakakaka

indri on February 29th, 2008 at 2:20 pm #

ya ampun ardho, kok sampe curhat ke binsar gt sih?!hahaha..(peace do kalo baca *cium2 ardho*)

klo menurut gw sih, iyain aja yg nyela ngomong apa. pasti si tukang nyela ga punya real friends.

katanya “orang sabar pantatnya besar”

meisy on March 5th, 2008 at 1:28 am #

akhirnya omongannnya ditepati juga.. hehehe…

udah lama gak ngunjungin blog ini, tau2 muncul tulisan ini..

sukses ya Binbiiiin..

Sil on March 5th, 2008 at 7:15 am #

akhirnya sempet juga baca artikel ini :)
seru nih topiknya…

intinya masalah ceng-cengan akan kembali ke self confidence masing2 orang,,, kalo si orang itu emang PeDe abiiiiiisssss ya ga akan masalah di cela, bahkan orang yang nge’ceng’in dia bakalan di bikin gondok saking PeDenya tuh orang
jadi senjata untuk menghentikan celaan orang yang biasanya jatuh kepada dirimu adalah dengan mengumpulkan PeDe segede-gedenya pasti ga akan jadi masalah…
kecuali kalo yang di cengin lagi dalam keadaan sensitif, kan keadaan psikologi seseorang bisa berubah2 maksudnya kadang kalo lagi happy ya di cela sampe mampus juga ga bakal ngaruh, tapi kalo lagi BeTe atau lagi sensitip ya, belom di cela aja bisa nangis gimana kalo di cela hehehehehe
jadi intinya rasa percaya diri yang tinggi adalah obat ampuh penangkal celaan :)

nah kalo untuk si muka celaan alias orang yang bawaanya pasti di cela di manapun dia berada,, ya maap-maap aja nih,,, emang bawaannya ga tahan kalo udah liat muka tuh orang pasti bawaanya nyela hahahaha
bersabar aja… toh itu kan anugrah,,, bayangin aja orang kalo bisa mencela pasti dia udah merhatiin makanya dia bisa nyela
jadi si muka celaan adalah orang beruntung terlahir dengan bakat diperhatikan orang :)
dan pasti kalau dalam satu kelompok si muka celaan ga hadir pasti suasananya jadi garing,,, kalo kata iklan “Ga ada lo ga rame” beneran lho,, ga rame karna ga ada yang di cela2in hahahaha ;p

ya sudah, intinya jangan di ambil hati lah celaan2 orang lain, anggap aja sebagai sarana latihan mengasah rasa percaya diri
juga buat orang yang bakat nyela,,, hati2 aja, terutama sama orang yang baru di kenal karna kan ga semua orang ngerti bahwa yang terlontar itu cuma becandaan doang

cheers
-sil-

binsar on March 6th, 2008 at 3:32 am #

ardho??? ternyata lo begitu ya do hahaha… sabar man hahahahaha

binsar on March 6th, 2008 at 3:33 am #

mes, kan udah gw janjiin. kalo janji harus ditepatin dong hahaha..

sisil… waduh, komennya panjang amat. bisa jadi satu topik sendiri tuh hehehe. sisil sendiri termasuk yang ngecengin atau yang dicengin nih hahaha…

Sil on March 6th, 2008 at 6:41 am #

Kan udah aku bilang, aku nd abakat bikin blog maupun artikel kaya abang tapi aku bakat komentar hehehehe
kalo dari comment aku bisa di lihat dong aku yang mana…. ;p

wawa on March 9th, 2008 at 3:41 pm #

im not really good in cela-percelaan, i always think that knp hrs ngomong sesuatu yg ‘menjatuhkan’ klo sebenerny kmu bisa menyenangkan org itu. emg sih lucu dibuat ketawa2. but then nothing good comes out of it. knp hrs dibiasain/dijadiin hobi? tp gw jd mikir mungkin org2 yg seneng nyela itu emg upbringingnya selalu dicela.. kali mksudnya biar dia jd lebih gigih berjuang.. dan tahan banting :p
wktu smu kyknya gw mending gambar2 komik ma temen2 drpd nyela2 org hehe.. [nerd-alert]

Natalyne on March 12th, 2008 at 10:18 pm #

Bin, mau tanya, yang curhat ini siapa? hahahaha sampe lo turun tangan gitu ya? ini bukti cinta nih hauahahaha kyknya gue tahu nih siapa yg dimaksud tokoh yg suka nyela, berikut korbannya, because you mention the name wkt g telp lo ttg undangan makan dirumah gue.. dan orangnya komentar lagi disini, gue lebih setuju kl ini tidak ditulis di blog, blurred, lebih baik orang yg jadi korban ngomong langsung ttg hal ini ke orang yang menjadi tokoh utama (empat mata spt kata Alkitab), krn gak semua orang baca blog ini dan sampai kapanpun dia gak akan tahu ini, apa bedanya artikel ini dgn postingan ‘Virtual Quarrel’ yg kemarin?

binsar on March 15th, 2008 at 1:37 am #

hahaha… kak natalyne, ini kan cuma nulis blog, lagian idenya kan seru. not necessarrily buat negor orang atau whatsoever. lagian kan hangat topiknya dan up to date, soalnya aku juga dulu jadi tukang cela hahaha… lagian ini beda dengan virtual quarrel, karena ini ga ada niat untuk berantem ama siapapun hahaha… wah aku sih ga ada niat sama sekali deh. lagian, ada beberapa orang kok yang curhat bukan cuma satu orang hahahaha

Natalyne on March 17th, 2008 at 10:09 pm #

akhhhhhh elo .. akuin aja kok susah sih, mau dijitak ya :p

Viewed 9539 times by 2290 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *