Karakter dalam Kristus

character om christKhotbah Minggu sesudah Natal| 30 Desember 2012 | HKBP Sutoyo

Kolose 3:12-17

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Apa yang membedakan seorang dengan karakter Kristiani dengan mereka yang berasal dari dunia ini? Apa yang membedakan seorang Kristen dengan yang bukan? Apakah dari kesuksesannya? Dari kerajinannya ke gereja? Dari perayaan natal yang diikutinya? Dari KTP nya?

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini oleh para peneliti di University of British Columbia, Ontario, Kanada, dan diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology, pemimpin yang agresif dan suka menekan akan lebih sukses dalam organisasi mereka karena sifat dominan mereka membuat mereka akan membuat mereka menonjol dari pemimpin yang lain. Mereka melakukan studi ini terhadap 200 orang peserta dan hasilnya menunjukkan bahwa sifat dominan juga berhubungan dengan kemampuan untuk memaksakan idenya atas yang lain melalui tekanan dan intimidasi.

Mereka yang dominan ini kemudian mau tidak mau menjadi lebih didengarkan dibandingkan yang lain karena mereka mendominasi pembicaraan. Boss yang menekan dan tegas, dengan ancaman, suara keras, dan kemarahan, menurut penelitian ini, akan memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi. Anggota kelompok ini juga lebih suka memilih pemimpin dengan sifat dominan, dan biasanya menerima apapun tekanan yang diberikan selama hasilnya baik. Salah satu contoh yang mereka berikan adalah Donald Trump, seorang CEO yang selalu bersuara keras dan mengancam anak buahnya apabila mereka tidak bekerja dengan baik.

Saya jadi ingat sebuah acara televisi yang berjudul ‘the dog whisperer’ yang bercerita tentang seorang ahli pelatih anjing, namanya Cesar Millan, yang menekankan pentingnya seorang tuan mendominasi anjingnya untuk menunjukkan siapa boss yang sesungguhnya. Cesar Millan ini memang mengagumkan dalam pekerjaannya. Dia mampu membuat anjing yang ditakuti oleh pemiliknya untuk diam ketika melihatnya memasuki ruangan, tanpa bersuara apa-apa. Nasihat yang selalu diberikan Millan untuk para pemilik anjing adalah, ‘be dominant, be the pack leader, take control.’ Seekor anjing akan menunjukkan dominasinya, bahkan terhadap manusia, kalau manusia tidak menunjukkan siapa tuan yang sebenarnya. Sikap primitive inilah yang selalu diingatkan oleh Cesar, bahwa binatang akan selalu tunduk kepada mereka yang dominan atasnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di tempat kerja, dan cerita mengenai insting dominasi, apakah ini berarti bahwa manusia pun memiliki insting dasar untuk didominasi?

Hal ini hanya sebuah penelitian yang dilakukan untuk sekelompok orang pada konteks pekerjaan tertentu. Penelitian ini belum tentu memberikan hasil yang sama untuk jenis pekerjaan atau konteks kebudayaan yang berbeda.

Menurut sebuah penelitian yang lain (1995) oleh Daniel Goleman, seorang pemimpin akan lebih berhasil apabila dia bisa menguasai kecerdasan emosi (EQ). Emotional Quotient/Intelligence memiliki prinsip untuk membawah kasih dan spiritualitas serta lingkungan kerja yang lebih manusiawi ke dalam lingkungan kerja. Orang yang bisa mengatur emosinya akan lebih berhasil dalam pekerjaan daripada mereka yang memiliki IQ tinggi. Mereka yang menguasai kecerdasan emosi akan mampu untuk: (1) mengenali emosinya sendiri; (2) mengendalikan emosinya sendiri; (3) memotivasi dirinya sendiri; (4) mengenali dan memahami emosi orang lain; (5) mengendalikan relasi berdasarkan emosi dari orang lain. Dengan mengembangkan kemampuan ini, kita bisa menolong orang lain lebih produktif dalam bekerja dengan memotivasi mereka dan mengurangi tekanan mental, mengurangi konflik, dan menciptakan harmoni dalam lingkungan kerja.

Teori yang kedua ini tentu berbeda dengan yang pertama. Namun, keduanya seperti memiliki kebenaran. Tentunya kita bisa memimpin dengan dominasi, dan kita bisa memimpin dengan kasih. Kedua cara ini juga memiliki contoh pimpinan yang berhasil. Lalu anda mau menjadi seperti yang mana? Atau anda mau dipimpin oleh yang mana? Menurut anda, model kepemimpinan yang mana yang lebih cocok dengan karakter Kristiani?

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita mendengar Firman Tuhan mengenai gaya hidup orang Kristen, apalagi pembicaraan ini kita lakukan masih dalam masa Natal.

Apa yang membuat saudara merasa bahwa saudara adalah orang Kristen? Apa yang membuat saudara merasa bahwa anda merayakan Natal karena merayakan kelahiran Kristus dan bukan karena komersialisasi, THR, diskon dan korting, makan-makan enak, atau kado yang diberi, sehingga makna Natal bukan lagi soal Kristus? Apa yang membuat anda merasa bahwa anda adalah pengikut Kristus?

Inilah yang mau diajarkan Paulus melalui suratnya kepada jemaat di Kolose.

Kolose 3 adalah sebuah surat indah yang menggambarkan apa itu sebenarnya menjadi Kristen. Kolose adalah sebuah kota kecil, yang jemaatnya berdiri karena pelayanan Paulus di Efesus dan menjalar ke Kolose melalui Epafras (Kol. 1:7; 4:12). Paulus sendiri tidak pernah mengunjungi Kolose (Kol. 2:1), dan dia menulis surat ini dari dalam penjara. Pada waktu itu ada ajaran palsu yang muncul dan mengancam Jemaat Kolose. Mereka menjadi lupa tentang apa sebenarnya inti percaya kepada Yesus yang sebenarnya. Ajaran palsu ini hendak mencampur ajaran Kristus dengan filosofi Yunani yang menekankan pentingnya menjauhi prinsip duniawi, lalu memegang teguh hukum Taurat, bahkan cenderung menjadi kaku. Ada juga orang yang menyembah malaikat (Kol. 2:18), dan melupakan ajaran Kristus. Karena alasan-alasan inilah Paulus menulis surat ini untuk memberi petunjuk mengenai apa itu ajaran Kristen yang sesungguhnya.

Paulus menulis dalam pasal 3 ini mengenai bagaimana orang Kristen harus bersikap. Pertama, kita harus mengosongkan diri, menanggalkan keinginan duniawi kita (Kol. 3:5), dan bahwa di dalam Kristus “tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu” (Kol. 3:11). Artinya sekarang, pengikut Kristus tidak lagi terikat pada satu suku atau satu ras, atau satu golongan, tetapi pengikut Kristus sudah menjadi satu. Kita semua sudah mengenakan seragam yang sama dalam karakter Kristus. Karakter kasih adalah tanda bahwa kita adalah pengikut Kristus.

Saudara-saudara terkasih,

Apa yang membuat anda merasa bahwa anda adalah orang Batak? Apa yang menyatakan bahwa kita adalah orang Batak?

Apakah anda menjadi Batak karena memiliki marga?

Apakah anda menjadi Batak karena wajah yang khas orang Batak?

Apakah anda menjadi Batak karena suara yang bisa bernyanyi dengan suara 1-5 dalam setiap lagu?

Apakah anda menjadi Batak karena sifat orang Batak?

Apa “seragam” yang membuat kita disebut sebagai orang Batak?

Ada orang yang memiliki satu atau dua hal di atas, tetapi bukan orang Batak. Tetapi sebaliknya, ada orang yang bukan orang Batak yang memiliki semua sifat di atas. Misalnya, teman saya yang merasa sangat Batak meskipun dia bukan Batak karena dia lahir dan tinggal di Medan.

Kadang-kadang kita bangga terhadap ciri seorang Batak, misalnya seorang hakim Batak yang dengan tegas mengejar dan menghakimi kejahatan seseorang. Lalu kita akan berkata, memang betul dia orang Batak. Namun di sisi yang lain, kita juga melihat banyak pengacara Batak yang bersuara keras membela mereka yang kita duga bersalah. Ketika orang berkata, mereka orang Batak, kita menjadi diam dan tidak begitu senang mendengarnya.

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,

Pertanyaan yang sama kita tunjukkan untuk mengenali orang Kristen, apa itu menjadi Kristen, dan bagaimana kita membedakannya dari yang lain?

Ternyata menjadi Kristen berhubungan dengan karakter seseorang. Paulus berkata, seorang Kristen adalah: orang yang: mengenakan: “12 … belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. 3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. 3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” KASIH adalah karakter kita sebagai orang Kristen.

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,

Dalam cerita awal, kita sudah melihat dua sikap dalam kerja, yang bisa membawa kita kepada kesuksesan – paling tidak berdasarkan penelitian yang dilakukan. Tetapi untuk mengenali yang mana yang berasal dari Tuhan, kita bisa mengujinya dari kasih yang ditunjukkan. Cara yang kedua, cara yang mengandalkan pengendalian emosi dan motivasi melalui kasih dan harmoni, sesuai dengan cara kekristenan. Inilah cara kita bisa mengenali atau menunjukkan bahwa kita adalah pengikut Kristus.

Pengikut Kristus sejati akan selalu diperintah oleh damai sejahtera (ay. 15), dan yang paling penting, “3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.”

Inilah karakter yang harus kita miliki dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen, karakter yang memiliki kasih, tidak yang berlebihan seperti yang terjadi di Kolose sehingga mereka juga meninggalkan kehidupan dunia, atau juga terlalu kejam seperti pemimpin yang dominan. Karakter kasih menunjukkan pemahaman kita yang sepenuhnya akan ajaran Kristus.

Kasih yang ditunjukkan di sini adalah kasih agape (ay. 14), yaitu  kasih yang rela memberi, kasih yang bukan hanya aktif, tetapi juga mau mengorbankan diri bagi yang lain. Ini adalah karakter yang dimiliki oleh orang Kristen, bukan karakter mengorbankan orang lain bagi keselamatan dirinya.

Kasih (agape) selalu diikuti oleh tindakan. Tindakan ini adalah rela berkorban (Yoh. 15:12-13) “12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Dan karakter inilah yang diminta dari kita. Mungkin ada yang memiliki karakter ini namun tidak maju, tetapi saudara harus ingat bahwa kita memiliki karakter ini bukan untuk memperoleh sesuatu melainkan karena kita percaya kepada Kristus yang menyelamatkan kita. Karakter lain pun bisa memiliki sukses. Hanya saja sukses yang datang dari karakter lain selalu melahirkan kebencian terhadap mereka yang dominan dan akhirnya melahirkan kebencian yang baru. Karakter kasih yang rela berkorban inilah yang menjadi pakaian kita sebagai pengikut Kristus, sehingga kita bisa mengatakan bahwa kita adalah pengikut, bahkan sahabat Kristus. Amin.

 

Teks Kolose 3:12-17

3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. 3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. 3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. 3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. 3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Viewed 54691 times by 19163 viewers

2 Comments

  1. Imanuel Mabikafola

    Amin.

  2. Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *