Proses dan Hasil Akhir

Khotbah Minggu 10 Juni 2012

HKBP Menteng, 18.00

Proses dan Hasil Akhir

2 Korintus 4:16-18

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Dunia sudah dipenuhi dengan budaya instan. Berbagai produk sudah dijual versi instannya, mulai dari makanan instan hingga belajar bahasa asing dalam 1 jam saja dijamin bisa membaca, menguruskan badan dalam 1 bulan, atau produk lainnya. Bukan hanya iklan produk instan, proses penawaran hasil instan ini juga sudah semakin agresif. Setiap saya berjalan di mall, saya selalu diikuti oleh beberapa orang perempuan/laki-laki yang menawarkan proses instan memperoleh kartu kredit. Seingat saya beberapa tahun yang lalu aplikasi kartu kredit dilakukan dengan ketat, ada proses seleksi, memeriksa rumah dan tempat kerja, namun sekarang sepertinya sudah semakin mudah. Lalu ada juga proses peminjaman uang dalam 1 jam maka anda bisa memperoleh uang tunai mudah dengan jaminan stnk motor anda. Luar biasa memang pengaruh budaya instan ini.

Tetapi budaya ini datang dari kesadaran bahwa hidup kita dalam dunia ini memang singkat. Pemazmur mengatakan bahwa usia manusia adalah 70 tahun merupakan berkat dan 80 tahun kalau kita sanggup. Berdasarkan pengetahuan akan usia yang fana ini, manudia jadi ingin memaksimalkan hidupnya dengan melakukan sebanyak mungkin hal dalam waktu yang singkat. Karena itu produk instan menjadi pilihan utama.

Sekarang ini orang memang ingin segala sesuatu itu serba cepat. Dan itu juga tercermin dari tingkah laku kita. Karena ingin cepat, akhirnya orang cenderung melupakan atau bahkan dengan sengaja melompati atau melewatkan berbagai proses yang sebenarnya perlu untuk

Kita bisa melihat membludaknya sepeda motor di Jakarta. Saya sendiri pernah iseng menghitung sepeda motor yang lewat terminal manggarai sembari menunggu macet yang tak kunjung terurai, dan saya mendapati ada 100 motor per menit yang lewat di jalan seberang saya. Mengapa begitu banyak orang naik motor? Karena dia memang ingin tiba di tujuan dengan cepat. Karena ingin cepat, orang menggunakan motor seolah-olah motor itu adalah sepeda yang kebetulan bermesin. Akibatnya, beberapa pengendara melupakan proses resmi yang perlu disiapkan oleh para pengguna sepeda motor: helm yang aman, standar pengaman (helm dari bola plastik dibelah dua).

Lalu kita juga melihat orang yang ingin cepat kaya. Karena ingin cepat memiliki uang, maka beberapa orang memilih untuk melakukan korupsi. Karena korupsi, maka anak-anak sekolah sekarang sudah berpikir, kalau korupsi harus langsung besar, karena kasus korupsi puluhan miliar rupiah dan 4 juta rupiah, hukumannya sama-sama 3 tahun.

Kecenderungan ini kita lihat dari gaya hidup sekarang yang tidak lagi mementingkan proses. Gaya hidup seperti ini disebut dengan utilitarianisme. Utility, kegunaan. Hidup dinilai dari hasil dan bukan proses. Orang berkata, “pokoknya ga perlu tahu dari mana datangnya, yang penting ada hasilnya.”

Karena kecenderungan ini, manusia modern juga cenderung menggunakan alat-alat yang dapat membantu mereka mencapai tujuannya tersebut dengan cepat. Misalnya dalam dunia perjodohan pun sudah banyak cara cepat untuk memperoleh calon isteri/suami.

Ada beberapa dating sites, yang menawarkan kemudahan mencari pasangan tanpa melalui proses yang rumit. “Tidak punya waktu mencari pasangan ideal anda? Kami akan mencarikannya untuk anda.” Situs tersebut menawarkan bahwa hanya dengan 5 menit anda bisa menemulan pasangan idaman anda. Di situ anda bisa memilih usia, warna rambut, warna mata, hobi, dll, yang bisa anda batasi menurut keinginan anda sehingga seleksi bisa

Bayangkan dengan proses cinta zaman dahulu, di mana orang harus melalui proses memilih dulu, lalu berkenalan, lalu mencari kecocokan, bertanya apa makanan kesukaannya, lagu favoritnya, warna kesukaannya. Proses ini semua tidak perlu lagi kita lalui dalam budaya instan, itu hanya menyita waktu saja. Kita sekarang berorientasi pada hasil. Hasil yang instan dalam mencari jodoh ini ini tentu berbeda dengan hasil yang betul-betul melalui komunikasi yang baik.

Saya tidak melulu menyalahkan budaya instan ini. Ada beberapa produk instan yang juga membantu hidup kita, misalnya memeriksa tekanan darah sekarang ada instan, juga prediksi kolestrol, dll. Hal ini membantu hidup kita.

Orang yang memilih jalan instan memang biasanya juga memperoleh hasilnya dengan cepat. Kita juga dapat memperoleh hasil yang baik meskipun caranya instan.

Tetapi yang sering kita lupakan sekarang adalah prosesnya. Kita tidak lagi melihat kalau proses itu penting, karena yang paling utama adalah hal yang bisa kita lihat. Kita hanya melakukan sesuatu yang bisa kita prediksi, atau lebih jeleknya lagi sesuatu yang hasil akhirnya bisa kita lihat. Hanya sedikit orang yang melihat bahwa proses yang baik itu perlu untuk hasil yang baik. Tidak selamanya yang instan itu baik dari hal-hal yang melalui proses semestinya, meskipun dia lebih praktis.

Misalnya, di Belanda, banyak sekali bumbu masakan indonesia instan. Tadinya saya berpikir darimana orang-orang ini tahu bumbu nasi goreng instan, atau sayur lodeh instan. Ternyata ketika saya ke carefour, sekarang di Indonesia memang sudah banyak sekali bumbu instan yang dijual di supermarket di Belanda.

Bumbu instan memang praktis, misalnya, anda hanya perlu membli daging dan menambahkan santan untuk memasak rendang yang enak. Santannya pun instan. Untung dagingnya tidak ikut instan. Lalu, bumbu ini tinggal ditumis sedikit, sampai wangi, baru masukkan santan dan menambahkan air, lalu daginggnya dimasukkan sampai matang. Jelek-jelek begini saya juga hobi masak. Jadi sedikit tips untuk mereka yang suka masak rendang instan, tambahkan daun salam, haluskan bawang merah dan cabe, lalu rasanya akan luar biasa. Tapi ini masih jauh lebih praktis dibandingkan rendang buatan mama saya. Karena saya dulu sering ikut ke pasar, saya tahu betapa repotnya mempersiapkan rendang, terutama bumbunya. Pertama kita harus memilih dan membeli bumbu-bumbu segar di berbagai tempat lalu menghaluskannya di tempat khusus, membeli daging, dll. Proses ini penting untuk mendapatkan hasil yang enak. Biar bagaimanapun, hasil bumbu instan yang saya coba tidak akan seenak hasil yang didapat dari proses yang semestinya. Proses juga perlu, bukan hanya hasil akhir.

Ada beberapa tempat makan yang masih menjaga cara memasak tradisional mereka. Ada warteg SMA 21 yang menurut saya enak sekali makanannya, saya tahu saya mungkin melebih-lebihkan, karena mereka masih menggunakan kayu bakar untuk memasak,dengan demikian, bumbunya jauh lebih meresap.

Intinya, karena mementingkan hasil, kita sekarang melupakan proses. Karena melupakan proses, kita menganggap bahwa hasil yang terlihat itulah hasil yang penting untuk dicapai. Kalau dia tidak bisa kita lihat, maka kita cenderung mengabaikannya. karena itu juga, dalam dunia yang mementingkan hasil tapi tidak memperhatikan proses ini, maka apabila ada kendala yang menghambat di tengah jalan, orang tidak ingin repot-repot dan segera pindah ke jalan yang lain. Sekarang ini sangat sedikit orang yang mau berkorban atau bersusah payah melakukan sesuatu yang belum jelas kelihatam hasilnya.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Mari kita lihat sekali lagi apa yang paulus katakan kepada jemaat di Korintus di suratnya yang kedua ini. Paulus menuliskan dalam suratnya ini kepada jemaat yang sedang menghadapi kesulitan untuk bertumbuh karena tantangan yang ada. Pada waktu itu ada pemikiran yang hampir sejenis dengan teologi sukses di masa sekarang. Teologi ini melihat seorang pemimpin agama sebagai sebuah profesi yang cukup dihormati dan sukses. Karena itu, Paulus dan rekan-rekannya harusnya memperoleh status dan kehidupan yang cukup baik di masyarakat. Tetapi akhirnya orang-orang melihat kenyataan yang sebaliknya, Paulus justru ditangkap dan dihina (8-12) dan tidak mengalami hidup yang mudah. Di hari tuanya, Paulus masih harus bersusah payah berkelana. Karena itu paulus bercerita mengenai pengalaman dirinya bahwa meskipun dia sudah tua (16), tetapi jiwa mereka tetap muda dalam melayani Tuhan. Hal ini terjadi karena mereka tidak melihat hasil di dunia ini, yang adalah fana dan terbatas, tetapi mereka lenih mementingkan hasil yang tak terlihat bersama Allah nanti. Karena itu penderitaan yang mereka alami tidaklah seberapa dibandingkan upah yang akan mereka terima, yang memang belum terlihat.

Saudara-saudara, mari kita baca sekali lagi apa yang Paulus katakan,

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Paukus mengajarkan para jemaat di Korintus untuk memandang ke depan, kepada hasil yang ada di depan yang tidak kelihatan dengan mata fisik pada saat ini. Ketika Paulus mengatakan “tidak kelihatan” bukan berarti hasilnya tidak kelihatan, melainkan belum terlihat. Artinya ada proses penerimaan dengan iman akan sesuatu yang belum terlihat (Ibrani 11:1, Iman adalah bukti ari segala sesuatu yang tidak kita lihat). Artinya fokus kita sebenarnya bukan terhadap apa yang terlihat sekarang, namun apa yang tidak terlihat di masa depan.

Perkataan paulus ini sebenarnya sangat masuk akal. Kalau kita bandingkan dengan dunia inovasi, maka kita tahu bahwa orang-orang yang menciptakan sesuatu itu biasanya bisa melihat masa depan meskipun harus melalui cemoohan atau tantangan di masa kini. Wright bersaudara yang menerbangkan pesawat pertama kali, tadinya hanya punya mimpi bahwa manusia bisa terbang dan  mereka mewujudkannya karena proses dan mimpi, tanpa tahu kapan wujud nyatanya akan terlihat.

Pertanyaannya sekarang untuk kita yang memiliki budaya instan, apakah saudara sudah melihat ke depan dalam kehidupan saudara, atau saudara masih memandang hal yang tampak di depan mata saja?

Kita lihat hal ini dalam praktek kecil saja. Misalnya bagaimana pentingnya memberikan perhatian kepada para anak sekolah minggu, remaja dan pemuda, terutama sekolah minggu dan remaja. Mereka adalah investasi masa depan gereja ini. Kita semua tentunya sudah tahu bahwa merekalah masa depan gereja. Namun, apa yang sudah kita lakukan untuk menanam investasi bagi masa depan tersebut?

Setelah saya kembali dari Belanda, ada beberapa perubahan yang saya perhatikan, misalnya sekarwng banyak sekali orang menawarkan asuransi prudential kepada saya karena mereka menawarkan sesuatu yang oenting untuk masa depan. ini adalah sebuah kemajuan dan perubahan yang besar di indonesia, di mana orang mulai memandang ke depan.

Karena itu saudara-saudara, marilah kita melihat ke depan. Jangan hanya menanti apa yang terlihat, tapi hitunglah apa yang kita bisa harapkan di masa depan. Investasi, dan penguatan dalam masa kini, dan bukan hanya proses instan, adalah hal yang perlu kita perhatikan.

Bandingkan dengan Matius 6:34, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

Karena itu saudara-saudara, mulailah memandang masa depan, karena apa yang kita pandang di depan adalah kekal. Mulailah berpikir apabila saudara menginginkan sesuatu dengan instan, apakah ada proses yang baik dalam pencapaian itu atau apakah hal itu hanya merupakan kesenangan sesaat saja?

Kiranya Tuhan menguatkan kita memandang terus ke depan dan tidak lagi mementingkan proses yang instan dalam hidup ini.

 

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati,  tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniahkami dibaharuidari sehari ke sehari. 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekalyang melebihi segala-galanya,jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan,karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Viewed 25437 times by 5890 viewers

4 Comments

  1. tina haisma saragih

    senang baca khotbah ini, dan juga baca recep instan rendang, tp bumbu jadi yg aku pake dari c1000 sudah cukup enak dan juga cukup pedas, ok nambahkan d.salam dan bawang boleh deh di coba. Thanks!!

    minggu kemarean 10 juni di ZO bagus juga khotbahnya pdt. Nieke Admadja, bahan Matius 25,14-30 perumpamaan tentang talenta. Jemaat di tanya “siapa2 yg tak punya talenta” mau nunjuk tangan aku, tp kulihat sekeliling ga ada yg nunjuk tangan, ahirnya ku turunkan tanganku…hehe dasar iya…untunglah pikirku, krna katanya semua punya talenta,tp apa ya, oh iya,bagi tugas/ sutra dara, tp tak ada pendidikan hanya alamiah yaahh ga tepakelah…hahaaa

  2. hi ‘to, thanks ya untuk ini : ” Kita lihat hal ini dalam praktek kecil saja. Misalnya bagaimana pentingnya memberikan perhatian kepada para anak sekolah minggu, remaja dan pemuda, terutama sekolah minggu dan remaja. Mereka adalah investasi masa depan gereja ini. Kita semua tentunya sudah tahu bahwa merekalah masa depan gereja. Namun, apa yang sudah kita lakukan untuk menanam investasi bagi masa depan tersebut? ” … jujur, aku sangat berharap sekali mereka berpikir soal ” investasi ” ini setelah ito ngomong.

    kadang miris jg hati ini melihat orang tua lebih rajin nganter anaknya kursus ini/itu drpd nganter ke gereja. gak habis pikir kenapa mereka bisa ya memberi ijin anaknya gak ke gereja dgn alasan capek, tp giliran ke kursus sampai rela memaksa-maksa. suatu kali seorang remaja bilang ke aku, ” ka, aku bosan deh kursus. aku capek ! aku tuh gak minta dikursusin ! tp mama nyuruh aku. knapa gak mama aja yg kursus ! ” dan seorang remaja lain malah sempat bentrok sama mamanya karena gak suka dikursusin biola, krn biola bukan alat musik kesukaan dia.

    semoga setelah ” pencerahan ” yg ito lakukan, mereka bisa merenungkan bahwa ada yg lebih penting dr sekedar ” hasil akhir “.

    again, thank you so much ! :) GBU

  3. sayang banget gak bisa datang waktu ito kotbah ya … pengen ngeliat tampang ortu-ortu pas denger itu … hahaha … krn pernah suatu kali pembicara jg terang2xan ngomong begini, pas banget sebelah-sebelah kami ortu-ortu remaja … mukanye pada meseeeemmm semua … wkwkwkwk …

  4. nah, nanti ito dapat kesempatan datang lagi, soalnya aku dapat jadwal khotbah lagi nih di menteng hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *