Harapan, Peringatan dan Kesempatan Kedua

Khotbah HKBP Salemba

Minggu Paskah, 8 April 2012 (Parheheon Ina)

Markus 16:1-8

Kebangkitan: Harapan, Peringatan, Kesempatan Kedua.

 

Saudara-saudara terkasih,

The Da Vinci Code, sebuah best-seller yang telah terjual lebih dari 60 juta kopi, dan juga telah diangkat ke layar lebar, adalah sebuah novel fiksi karya Dan Brown yang mengguncang dunia. Buku ini menceritakan bagaimana seorang ahli simbol Robert Langdon menjadi terlibat dalam sebuah konspirasi tingkat tinggi dalam sebuah dua buah komunitas Priory of Sion dan Opus Dei. Salah satu teori yang dikemukakan dalam buku ini adalah bahwa Yesus Kristus tidak pernah mati di kayu salib, melainkan terus hidup, menikah dengan Maria Magdalena, dan memiliki seorang anak. Langdon kemudian menyajikan beberapa teorinya seputar karya-karya Leonardo da Vinci yang diduga adalah anggota komunitas Priory of Sion, sebuah komunitas yang didirikan untuk melindungi garis keturunan Yesus.

Buku ini mencampur bukti fiktif dan sejarah sedemikian rupa, sehingga kita akan mudah terbawa dalam gaya bercerita Dan Brown apabila kita tidak membacanya dengan kritis. Tetapi tidak semua fakta yang disajikan adalah benar. Salah satu buku yang menjadi sumber novel ini adalah “Holy Blood, Holy Grail” karya Pierre Plantard di tahun 1982 yang bercerita pertama kali mengenai garis keturunan Yesus. Dalam akhir buku tersebut Plantard mengklaim bahwa dia sendirilah keturunan Yesus yang masih hidup.

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus,

Kebangkitan Kristus adalah sesuatu yang sudah ama diperdebatkan orang. Banyak yang berusaha membuktikan bahwa kebangkitan orang mati adalah hal yang mustahil, karena itu Yesus tidak pernah bangkit. Peristiwa kebangkitan adalah imajinasi para murid. Paulus mengatakan di 1 Korintus 15 bahwa Yesus sudah menampakkan diri kepada Kefas, kedua belas murid, kemudian lima ratus murid, Yakobus, semua rasul, dan juga kepada Paulus sendiri. Ketika Yesus ditangkap dan disalib, para murid menjadi takut dan bersembunyi, bahkan Petrus menyangkal hubungannya dengan Yesus. Tetapi sebuah peristiwa besar mengubah mereka menjadi berani mengabarkan kebangkitanNya sampai ke seluruh bangsa. Kebangkitan Yesus telah memberikan para murid semangat yang luar biasa untuk mengabarkan Injil. Apabila Yesus tidak benar-benar bangkit maka para murid tidak akan pernah berani menyebarkan Injil.

Kebangkitan Kristus adalah tema utama dalam iman Kristen. Kalau tidak ada kebangkitan, maka kematian telah menang dan Kristus tidak punya kuasa atas kematian. Kalau tidak ada kebangkitan, maka tidak ada yang istimewa dari Yesus, kecuali dia hanya seorang tokoh kharismatik yang meninggal 2000 tahun yang lalu. Pusat ajaran Kristen adalah Kristus yang mati untuk dosa-dosa kita dan bangkit mengalahkan maut.

Tetapi justru ajaran inilah yang ingin ditolak oleh banyak teori belakangan ini. Bukan hanya buku The Da Vinci Code, ada juga teolog yang meneliti sejarah Yesus yang mengatakan bahwa ada kemungkinan Yesus tidak pernah mati di kayu salib. Menurutnya Yesus ditangkap setelah dia marah dan mengobrak-abrik dagangan di Bait Allah dan dihukum mati. Semua kisah mengenai kematian dan kebangkitan hanyalah rekaan para murid belaka.

Kenapa begitu banyak orang yang mau mengatakan Yesus tidak benar-benar mati dan bangkit? Apa sebenarnya arti kebangkitan?

Ada tiga makna kebangkitan yang bisa kita lihat dari bacaan ini. Yang pertama adalah kebangkitan sebagai peristiwa yang membangkitkan harapan. Sebuah novel yang baik selalu memiliki bagian di mana sang “jagoan” kalah dan hampir mati (film mcgyver). Tetapi di bagian akhir biasanya dia akan mendapatkan inspirasi dan kemudian menang mengalahkan kejahatan. Tetapi sebelum sang ‘jagoan’ kita menang, kita selalu berharap bahwa dia akan mengalahkan kejahatan. Kita selalu menyimpan harapan bahwa cerita itu akan berakhir dengan baik.

Dalam peristiwa penyaliban, bagian klimaksnya adalah peristiwa kematian Yesus. Tanpa kebangkitan, cerita kematian Yesus tidak ada gunanya dan hanya menjadi sebuah cerita sedih tanpa harapan. Bayangkan film Superman di mana Louis Lane mati karena terjepit dalam mobilnya. Bayangkan buku Harry Potter 6, di mana Kepala Sekolah Dumbledore meninggal dan JK Rowling tidak pernah menulis buku ke 7. Tanpa peristiwa selanjutnya film Superman dan buku Harry Potter hanya menjadi cerita kesedihan dan keputusasaan. Tetapi akhirnya Superman berhasil mengubah waktu untuk mencegah kematian Louis Lane dan Harry Potter berhasil mengalahkan Voldermort.  Demikian juga peristiwa kebangkitan mengubah segalanya. Peristiwa kebangkitan membawa harapan sehingga para murid menjadi berani dan mengabarkan Injil ke seluruh dunia.

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus. Tanpa kebangkitan, maka peristiwa kematian Kristus hanya menjadi sebuah cerita yang mengandung keputusasaan. Para perempuan berjalan menuju kuburan Yesus dengan cerita putus asa, bingung karena tidak tahu bagaimana cara membuka pintu kuburan, takut ketika melihat kuburan yang kosong, sehingga malaikat berkata, “jangan takut.” Tanpa kebangkitan, para murid tidak akan bersemangat untuk menyebarkan kabar baik ini. Tetapi Kristus bangkit. Dia bangkit dan mengalahkan maut..

Setelah beberapa tahun di Belanda, saya juga merasakan bahwa tanpa spring, maka musim dingin hanya menjadi musim yang depresif. Namun, di musim dinginlah kita bisa menanam tulip dengan harapan bahwa pada waktunya dia akan tumbuh dengan indah. Setelah kegelapan winter selalu ada matahari spring yang menyambut perubahan musim. Daun tumbuh, bunga mekar, burung berkicau, dan paskah menyambut kita di musim semi. 40 hari masa pra-paskah kita rayakan dengan kemenangan Kristus atas maut. Kegelapan berganti terang.

Pesan kedua hari ini adalah pesan kekuatan kaum ibu. Pada hari ini kita juga memeringati parheheon ina di gereja kita HKBP. Kaum ibu adalah penentu di banyak gereja, termasuk HKBP.

Kaum ibu juga selalu hadir dalam peristiwa penting dalam kehidupan Yesus. Misalnya ketika penyaliban, Injil mencatat kehadiran kaum perempuan yang secara khusus datang untuk menyaksikannya (Mat. 27:56; Markus 15:40; Luk. 23:49Yoh. 19:25). Lalu ada juga daftar perempuan yang menyaksikan tempat penguburan Yesus (Mat. 27:61; Markus 15:47; Luk. 23:55. Lalu yang kita baca hari ini adalah perempuan yang datang pagi-pagi sekali untuk meminyaki Yesus. Saya akan menjelaskan sedikit mengapa mereka datang pagi-pagi sekali, dan ini juga ada hubungannya dengan penjelasan mengenai mengapa hari ketiga kebangkitan Yesus adalah hari minggu dan bukan hari Senin.

Orang Yahudi memiliki cara perhitungan jam yang berbeda dengan cara Roma (kalender Gregorian). Paskah akan selalu jatuh pada hari Minggu antara tanggal 22 Maret – 25 April karena perbedaan perhitungan kalender bulan (lunar) dan kalender matahari (Gregorian). Paskah yang dihitung berdasarkan kalender bulan tradisi Yahudi, selalu jatuh pada hari minggu pertama sesudah bulan purnama musim semi (Spring equinox) (biasanya sesudah 21 Maret). Karena perbedaan 13 hari antara kedua kalender ini, maka paskah selalu jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya.

Lalu, Yesus mati kira-kira pukul 3 siang, hari Jumat. Para pengikutnya hanya memiliki waktu 3 jam untuk menurunkan Yesus dari salib, membawanya ke kuburan, dan meminyakinya sesuai dengan tradisi Yahudi. Pada waktu itu malam, sesudah jam 6 sesudah Yesus mati adalah malam Sabat dan mereka dilarang bekerja, termasuk tidak boleh meminyaki tubuh Yesus. Perhitungan hari yang baru dimulai lagi setelah tengah malam. Karena Yesus mati pada hari Jumat, ini sudah dihitung hari pertama, hari sabtu (sabat) adalah hari kedua, dan pada hari ketiga (minggu dinihari) Yesus bangkit. Karena hal inilah para perempuan berangkat pagi-pagi untuk meminyaki tubuh Yesus.

Semua kitab Injil mencatat bahwa kaum perempuanlah yang datang pertama kali untuk menengok mayat Yesus. Merekalah yang menjadi saksi pertama bagi murid-murid yang lain. Tanpa peran kesaksian kaum perempuan, gereja juga akan menjadi kosong. Kita sendiri sudah tahu di gereja kita ini, kaum Ina memiliki peranan penting. Kaum naposo boleh timbul tenggelam, namun kaum ina jalan terus, meskipun ina sudah jadi lansia, namun tetap kaum ina. Karena itu sangatlah tepat kalau kita mengingat peranan kaum ibu di masa Paskah ini. Kebangkitan gereja sangat ditentukan oleh kebangkitan kaum ibu. Karena itu, bangkitlah terus kaum ina di gereja kita ini. Inilah pesan kedua hari ini.

Pesan terakhir, atau ketiga, datang dari Markus 16:7 mengatakan, “Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus.” Ini adalah sebuah pesan manis untuk Petrus (ay. 7). Kenapa malaikat tersebut secara spesifik mengatakan untuk mengabarkan kebangkitan Kristus kepada Petrus? Inilah pesan ketiga dari Paskah. Kebangkitan Kristus adalah mengenai kesempatan kedua. Kita semua memperoleh kesempatan kedua di dalam dunia ini karena Kristus bangkit dan mengalahkan maut. Kristus mengalahkan apa yang menjadi akibat dari dosa, yaitu maut.

Sewaktu Yesus ditangkap, Petrus mengingkari Yesus. Petrus mengingkari Yesus sampai tiga kali, dan dia pun menangis menyesalinya. Bayangkan betapa menyesalnya Petrus. Petrus adalah orang yang mencoba berjalan di atas air karena percaya kepada Yesus. Petrus adalah orang yang dipercaya untuk memegang kunci gereja (Mat. 16). Petrus ditanya sampai tiga kali, apakah dia mencintai Yesus, dan dia menjawab ya, lalu ditugaskan untuk menggembalakan domba-domba Kristus. Tetapi justru Petruslah yang menyangkal Yesus sampai tiga kali sebelum ayam berkokok. Penyesalan yang menghantuinya pastilah sangat besar. Pesan kebangkitan Kristus adalah pesan pengampunan dan pemberian kesempatan kedua. Beritakan pesan kebangkitan ini kepada Petrus bahwa dia telah dimaafkan. Petrus pasti sangat mengantisipasi pertemuannya dengan Yesus yang sudah bangkit untuk mengetahui bahwa dosanya telah diampuni. Petrus sekarang memiliki kebahagiaan dan kelegaan, lepas dari himpitan rasa bersalah. Karena kesempatan kedua ini, Petrus tidak lagi ragu, dengan penuh semangat, Petrus mengabarkan Injil hingga ke pelosok Asia kecil.

Saudara-saudara, ini juga yang menjadi pesan buat kita. Paskah adalah mengenai kesempatan kedua dan pengampunan dosa. Di dalam kehidupan ini kita juga memiliki penyesalan. Menurut penelitian, penyesalan manusia datang lebih banyak karena hal yang tidak kita lakukan, daripada hal yang kita lakukan. Kita menyesali hal yang tidak kita lakukan. Pada saat Paskah ini, kita mendengar pesan pengampunan dan tawaran kesempatan kedua. Apabila ada yang seperti Petrus, yang merasa selama ini mengingkari Yesus, inilah saatnya untuk berubah. Mengingkari Yesus bisa berarti banyak hal. Mengingkari bisa dalam bentuk penolakan untuk melayani atau menolak melakukan Firman Tuhan. Melalui Paskah kita diiingatkan bahwa Allah masih memberikan kesempatan kedua bagi kita untuk memenuhi panggilannya. Karena itu, jangan ragu lagi, penuhilah panggilan Tuhan, dan layanilah Dia.

Kiranya melalui kebangkitan Kristus ini kita dikuatkan untuk bangkit juga, terutama melalui peringatan kebangkitan kaum ina, untuk memenuhi panggilan Tuhan, karena Dia telah memberi semangat baru dalam hidup kita. Amin.

 

Markus 16:1-8

16:1 Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah  untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. 16:2 Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. 16:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur? 16:4 Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. 16:5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih  duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut, 16:6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret,  yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. 16:7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.” 16:8 Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.


Viewed 29297 times by 9312 viewers

3 Comments

  1. tina haisma saragih

    Mooi..dah 3x aku baca mengenai paskah thn ini dan tiga2nya berbeda yg di tekankan…bertambah terus yg kita renungkan.Aku sering heran hamba2 Tuhan ini sampai umur lanjut ber-khotbah terus dan tak pernah putus kamus…seperti pak Gerrit yg sudah 70.
    Salud deh…

  2. tina haisma saragih

    Oh…iya 3 tulisan yg aku baca ini adalah 2 dari tulisannya Doktor dan satu tulisannya Prof.

    Mana yg lebih berkesan, mengena?? Jawabnya: yg satu lebih mengena lebih berkesan dari pada yg lain.

  3. YA AMANG, TRIMA KSH AMANG TAS COMMET TUHAN JESUS KRISTUS YA AMANG

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *