Allah Juga Bekerja Melalui Hal yang Kita Anggap Biasa

Khotbah Minggu 12 Februari 2012

HKBP Diaspora

 Allah Juga Bekerja

Melalui Hal yang Kita Anggap Biasa

 

2 Raja-raja 5:1-14

Di dalam hidup kita sering menggunakan pikiran atau standar kita sendiri untuk menilai suatu hal. Seringkali kita sudah bertindak berdasarkan penilaian kita tersebut tanpa mengetahui apakah bayangan kita tersebut benar atau tidak.

Salah satu standar yang selalu diajarkan oleh orangtua saya adalah tips dalam mencari restoran yang memiliki masakan enak. “Restoran yang ramai dikunjungi berarti memiliki makanan yang enak.” Karena petunjuk ini, ketika pergi ke kota baru dan mencari sebuah restoran untuk makan, kami selalu mencari restoran yang ramai pengunjungnya.

Kita juga memiliki bayangan sendiri mengenai ciri seorang pemimpin yang baik dan standar apa yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi pemimpin. Ciri ini juga biasanya kita lihat dari penampilan fisik seseorang.

Ini bisa kita lihat dari harapan kita mengenai seorang pendeta. Dulu ketika saya pertama kali akan memimpin bible study di gereja GKIN, saya masih ingat saya pergi ke regio Den Haag, dan saya harus naik kereta dan mengatur janji untuk dijemput di stasiun kereta. Ketika saya keluar dari stasiun dan bertelepon dengan orang yang menjemput saya, saya sempat menunggu lama di luar karena tidak kunjung bertemu dengan sang penjemput. Mereka sudah lama di situ, tapi tidak melihat saya, dan saya juga tidak melihat mereka. Setelah beberapa lama, seseorang berjalan mendekati saya sambil memegang telepon lalu setengah tidak percaya bertanya, “Pdt. Binsar?” rupanya dia sudah lama melihat saya, bahkan mobilnya parkir beberapa meter dari tempat saya berdiri, namun karena gambaran tertentu tentang seorang pendeta, dia tidak melihat saya yang masih muda, menggunakan kemeja, jeans dan sneakers, membawa tas sandang, adalah pendeta yang dia tunggu. dia mengira penampilan saya akan jauh berbeda karena saya adalah seorang pendeta.

Inilah yang kita namakan profiling. Kita membuat profile seseorang berdasarkan tampilannya. Berdasarkan tampilan luarnya, kita kemudian akan membuat tindakan yang sesuai berdasarkan profile tersebut. Seorang teman saya yang bekerja di sebuah restoran pasta cepat saji pernah berkata orang biasanya memiliki kesulitan untuk memilih pasta jenis apa (fetuccini, spaghetti, atau fusili) dan saus apa (saus tomat, jamur, atau daging), sehingga ketika sampai di counter mereka lama memilih, akhirnya tamu lain lama mengantri. Karena mereka restoran cepat saji, mereka kemudian terlatih untuk profiling, membuat saran pasta apa yang cocok untuk pelanggan mereka, lalu menyarankannya untuk tamu yang kesulitan memilih.

Profiling memang diperlukan, karena manusia masih melihat image seseorang, lalu bertindak berdasarkan profiling mereka tersebut. Buat orang yang terlatih, terutama para penjual di toko, mereka tahu persis siapa yang membawa uang, dan siapa yang hanya melihat dan tidak akan membeli.

Ini mungkin juga sebabnya orang melakukan politik pencitraan diri, atau berbenah diri, untuk memperoleh hal yang mereka inginkan/ingin capai.

Tetapi profiling sering juga meleset. Bisa saja orang yang ingin mendirikan restoran mengajak semua teman-temannya untuk duduk di dalam restorannya supaya terlihat ramai, padahal sesungguhnya mereka bukanlah pelanggan. Atau di toko berlian di Amsterdam, mereka terlatih untuk melayani semua pelanggan dari Indonesia, meskipun bajunya jelek, karena mereka tidak pernah tahu siapa pelanggan yang akan membeli. Siapa saja pelanggan dari Indonesia, bajunya jelek atau bagus, bisa menjadi potential costumer.

Saudara-saudara terkasih,

Naaman juga melakukan profiling. Dan hari ini kita akan melihat bagaimana Naaman salah melakukan profiling terhadap hamba Allah, kuasa Allah, dan cara Allah menyembuhkan.

Naaman adalah seorang jenderal terhormat, pahlawan di bangsanya, seorang panglima bangsa Aram di Syria.  Naaman ini adalah ciri orang yang berkuasa, kaya, dan terkenal. Rakyat memuja kepahlawanannya, dan rajanya menyayanginya. Dia memiliki segalanya yang dia inginkan di dunia ini kecuali bahwa dia sakit kusta.Orang yang sudah sakit seperti Naaman juga mencari pertolongan dan merasa bahwa dia harus mencoba semua alternatif pengobatan yang ada, betapapun sulitnya itu.

Penyakit kusta adalah penyakit yang dipandang sebagai kutukan. Kita tahu sendiri betapa berbahayanya penyakit ini. Penyakit ini menyerang sistem syaraf kita lalu mematikan sel darah, mulai dari ujung tubuh, namun merambat ke bagian vital tubuh kita. Pertama-tama, kita tidak akan merasa sakit lagi di bagian yang terkena kusta, dan lama-lama penyakit ini menyerang menggerogoti seluruh tubuh.

Di saat seperti ini, sama seperti kita juga sekarang, Naaman mendengarkan beberapa cara pengobatan alternatif. Karena merasa hidupnya terancam, integritasnya juga dipertanyakan orang karena kusta dilihat sebagai kutukan, Naaman bahkan mulai mendengarkan saran yang diberikan pelayan isterinya, seorang perempuan muda dari Israel. Perempuan muda ini berkata kepada nyonyanya, “Cobalah pergi ke seorang nabi di Samaria, maka nabi itu akan menyembuhkannya.” Karena Naaman sudah tidak tahu mau melakukan apa lagi, maka dia rela mencoba menempuh jalan alternatif ini.

Kesalahan profiling yang pertama terjadi ketika raja Aram mengirim Naaman ke raja Israel. Raja Aram mengira bahwa raja Israellah yang akan menyembuhkan Naaman, karena dari suratnya raja Israel , kemungkinan besar adalah raja Jehoram dari Samaria, juga menjadi berduka karena posisi raja Aram yang lebih berkuasa atas dia. Dia mengira bahwa kalau dia tidak berhasil memenuhi permintaan raja yang lebih berkuasa ini, dia akan mengalami kesusahan. Karena itu dia merobek bajunya.

Nabi Elisa mengirim utusannya kepada raja untuk mengirim Naaman kepadanya. Pertemuan ini membuat kesalahan profiling yang kedua. Naaman adalah seorang manusia yang mencari kesembuhan. Namun sebagai seorang jenderal, yang datang dengan segala kemuliaannya, prajurit, kereta, 340 kg perak dan 68 kg emas sebagai hadiah, ke rumah seorang nabi, dia tentu berharap sang Nabi akan keluar menjumpainya. Tetapi Elisa tidak keluar dan menyuruh orang suruhannya berkata kepada Naaman untuk mandi 7 kali di sungai Yordan.

Naaman memandang ini sebagai sebuah penghinaan. setidak-tidaknya dia berharap bahwa Elisa keluar, melakukan sesuatu yang spektakuler, lalu mengusir penyakitnya. Dia mengira, Elisa akan melakukan sesuatu seperti para ahli tenung atau tabib yang mungkin sudah pernah mencoba menyembuhkannya, memanggil Allah dalam doa, lalu mengucapkan mantera untuk mengusir penyakitnya. Tetapi yang datang kemudian hanya suruhannya. Elisa tidak mau keluar untuk menjumpainya. Ini adalah sebuah penghinaan. Sebenarnya Elisa memperlakukan Naaman sama seperti penderita kusta lainnya, dia tidak menjumpainya karena penyakit kusta adalah penyakit kotor. Jenderal atau orang biasa, semua orang pengidap kusta adalah sama baginya, mereka harus membersihkan diri. Semua orang sakit mendapat perlakuan yang sama. (*bandingkan dengan negara kita?)

Apakah seorang dokter melihat dulu latar belakang seseorang sebelum dia berusaha menyembuhkan pasiennya? Apakah seorang pendeta melihat dulu latar belakang orang yang dikunjunginya sebelum dia memilih siapa yang akan dikunjungi dan didoakannya? Perlakuan yang sama diberikan oleh Elisa terhadap siapa saja. Ini adalah cara yang cukup memberi kesadaran kepada kita, karena Allah melihat semua orang sama. Kedatangan seorang jenderal besar seperti Naaman tidak membuat Elisa lari tergopoh-gopoh keluar untuk menyambutnya.

Ini juga hal yang menarik, karena dari Lukas 4:27 kita tahu bahwa nabi Elisa sendiri tidak banyak menyembuhkan orang kusta di sekitarnya, selain Naaman. Tuhan Yesus berkata: “Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Yesus mengucapkan perkataan ini dalam konteks bahwa tidak ada nabi yang dihargai di tempat kelahirannya sendiri, tidak Elia atau Elisa.

Lalu Elisa menyuruhnya untuk mandi di sungai Yordan. Sungai Yordan ini adalah sungai yang berlumpur dan berair keruh, yang jauh lebih jelek dari sungai Abana dan Parpar di Damsyik yang jernih dan bersih. Penghinaan macam apa ini? Inilah kesalahan profiling berikutnya dari Naaman. Tadinya dia akan pergi tanpa melakukan perintah Elisa. Pegawai Naaman memberi nasehat, “masa tuan tersinggung melakukan hal yang sepele, disuruh gampang kenapa justru tidak mau?”

Berkat nasehat ini, Naaman kemudian melakukan persis apa yang dilakukan oleh Elisa dan dia menjadi sembuh. Di ayat 15, Naaman bertemu langsung dengan Elisa dan mengucapkan terima kasih, Elisa menolak hadiah yang ditawarkan kepadanya. Naaman kemudian menjadi percaya kepada Allah yang hidup. Di ayat selanjutnya, seorang pembantu Elisa, Gehazi, meminta uang kepada Naaman dengan berbohong. Dia berkata bahwa Elisa menyuruhnya, dan Naaman memberi apa yang dimintanya. Namun karena dosanya ini Gehazi menjadi penderita kusta.

Saudara-saudara, salah tanggap Naaman ini persis sama dengan kesalahan profiling kita juga di masa ini. Kadang-kadang kita menganggap bahwa Tuhan harus bekerja dengan cara yang spektakuler, sehingga cara biasa yang terjadi bukanlah cara Tuhan. Memang betul Allah bekerja dengan cara yang spektakuler, namun Allah juga bekerja dengan cara yang menurut standar kita “biasa-biasa” saja. Inilah yang membuat orang banyak bertanya mengenai keberadaan Allah ketika bencana datang.

Sekarang saya melihat banyak orang sakit. Kanker adalah penyakit yang banyak saya dengar di sekitar saya. Dr. Simatupang berkata bahwa mungkin hal ini terjadi karena sekarang semakin banyak orang yang hidup hingga lanjut usia, karena sel kanker bertumbuh dengan alami ketika seseorang mencapai usia tertentu. Tetapi justru ketika kesusahan datang, ketika penyakit datang, maka kita akan menanyakan pertolongan Allah. Di manakah Allah ketika kita susah atau sakit. Namun pernahkah kita mensyukuri keberadaan Allah ketika kita sehat? Atau pertolongan Allah dalam kehidupan sehari-hari, dalam pekerjaan anda, dalam keluarga anda, atau anda mengharapkan kehadiran Allah ketika masalah itu datang?

Saya pernah membaca bahwa ada sebuah daerah di Cina yang memberlakukan sistem pembayaran dokter yang berbeda dengan kita. Umumnya, kita membayar dokter kalau kita sakit. Di daerah tersebut, mereka membayar dokter kalau mereka sehat, dan ketika mereka sakit mereka tidak harus membayar, karena keberhasilan dokter dinilai dari kesehatan warganya. Jadi dokter dibayar kalau warganya sehat.

Umumnya kita kembali kepada Allah atau mengingat Allah ketika kita dilanda masalah. Bahkan kita berharap Allah akan memperlakukan kita berbeda karena status atau karena pencapaian kita dalam hidup kita. Nyatanya Allah bersama dengan kita setiap saat, terutama di saat kita berada dalam keadaan baik seperti sekarang. Dalam setiap saat ingatlah bahwa Allah bersama dengan kita, bahkan dalam keadaan paling normal sekalipun, yang anda pikir sebuah situasi biasa, Allah sedang menolong kita.

Inilah pesan utama hari ini, ingatlah bahwa Allah bekerja dalam hal yang biasa sekalipun. Karena itu sudah selayaknya, seperti Jenderal Naaman, kita selalu bersyukur dan memuji Allah. Amin.

Viewed 20795 times by 7262 viewers

One Comment

  1. OK sangat inspiratif pak pendeta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *