Menolong Sesama Manusia

Matius 25:31-46 

Menolong Sesama Manusia

 

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus.

Tiga minggu yang lalu saya mendapat link tentang seorang gadis kecil Yueyue yang tinggal di kota Foshan, propinsi Guandong di Cina. Gadis ini ditabrak sebuah van yang langsung meningkalkannya. Lalu lebih dari selusin orang melewati gadis cilik ini berdarah di jalan, sampai sebuah mobil lain melindas kakinya. Peristiwa ini direkam sebuah video pengawas CCTV di jalan tersebut. Dari video kita bisa melihat bahwa orang sengaja melewati gadis ini dan pura-pura tidak melihatnya sampai seorang pemulung melihatnya lalu menolongnya. Orang-orang tidak mau menolong karena mereka tidak mau terlibat dalam urusan dengan polisi dan rumah sakit, karena di Cina mereka yang menolong/melapor sebuah peristiwa wajib untuk terlibat dalam peristiwa selanjutnya yang berhubungan dengan korban, bahkan wajib membayar rumah sakit orang yang ditolongnya. Karena hal ini, orang jadi enggan menolong sang gadis kecil. Sebuah kisah yang membuat hati nurani terusik terutama terjadi di dunia masa kini. Yueyue sekarang telah meninggal dunia karena keengganan orang untuk menolongnya.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus.

Kisah yang kita baca ini berhubungan dengan kisah Yueyue. Cerita ini sebenarnya adalah kisah panjang yang merupakan jawaban Yesus atas pertanyaan murid-murid di Matius 24:3, “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dana apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?”. Setelah pertanyaan ini diajukan, Yesus menjawabnya dengan cerita yang panjang, termasuk perumpamaan mengenai kambing dan domba ini.

Pada awal pasal 25, Yesus bercerita tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Mat 25:1-13). Gadis-gadis ini ingin diundang ke sebuah resepsi pernikahan. 5 gadis yang bodoh tidak membawa minyak cadangan bagi pelitanya. Artinya mereka tidak siap. Orang Kristen juga harus siap untuk menyambut Sang Mempelai ketika Dia akhirnya datang untuk yang keduakalinya dengan segala kemuliaan-Nya dari surga.

Setelah itu, ada kisah mengenai talenta. Tiga orang hamba yang diberi talenta, tetapi satu orang hamba hanya menguburnya dan tidak menggunakannya. Dia akhirnya dihukum oleh Allah karena tidak mempergunakan talenta yang telah diberikan kepadanya. Ini berarti talenta yang ada pada kita haruslah kita kembangkan dan gunakan. Semakin besar talenta kita, semakin besar pula tanggung jawab kita untuk mengembangkannya. Tuhan akan menanyakan apakah kita sudah mempergunakan talenta tersebut atau tidak.

Bagian yang menjadi bacaan kita hari ini adalah bagian akhir dari jawaban Yesus atas pertanyaan murid-murid. Dan Yesus bercerita tentang penghakiman terakhir, di mana sang gembala akan memisahkan kambing dan dombanya. Kambing adalah mereka yang tidak mengasihi sesamanya manusia, dan domba adalah mereka yang mengasihi sesamanya manusia.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus.

Siapakah sesamaku manusia? Kita tentu masih ingat cerita penyamun dan orang samaria yang baik hati. Seorang Samaria menolong orang yang terluka. Seorang imam, orang farisi, tidak menolong orang yang dirampok itu, sementara orang Samaria yang tidak dikenal, mau menolong orang tersebut. Kalau pada kita ditanya, siapakah sesama manusia yang layak kita tolong, apakah jawaban kita? Siapakah sesamamu?

Terkadang kita juga suka memilih orang yang akan kita tolong. Ada juga orang yang menolong dengan harapan bahwa kita akan mendapatkan balasannya. Lukas 14:12-13 mengingatkan kita, “Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh, dan orang-orang buta.”

Kita menolong bukan karena mereka butuh tapi karena menurut kita mereka layak ditolong. Kalau kita menolong karena kita mengharapkan imbalannya, apakah kelebihan kita?

Siapa sebetulnya sesama kita? Mereka adalah orang-orang di sekitar kita yang lapar, haus, yang tidak memiliki tempat tinggal, yang telanjang, yang sakit, dan mereka yang dipenjara.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus.

Bukankah orang2 yang dihakimi dalam bacaan kita kali ini merasa heran dan merasa tidak pernah menolong Yesus. Mereka bahkan tidak tahu kalau mereka sedang menolong Yesus. Tetapi saudara-saudara, ketika mereka menolong orang yang paling hina, maka sebetulnya Kristuslah yang sedang mereka layani. Di para pemulung, anak jalanan, gelandangan, pada merekalah kita bisa melihat dan melayani Kristus. Melayani mereka adalah melayani Kristus.

Melayani Kristus bukan hanya dengan berdoa saja. Jangan berdoa tetapi tidak melakukan padahal kita mampu menolong. Kita hanya menjadi pendengar dan pengamat. Kita tahu banyak yang butuh pertolongan, kita sanggup menolong, tetapi kita tidak aktif, kita hanya berdoa dan memohon belas kasih Tuhan untuk menolong mereka. Saudara, melalui Firman hari ini kita diminta untuk menjadi pelaku Firman, menjadi orang yang aktif, keluar, bukan hanya berdiam diri. Kitalah yang telah diutus Tuhan untuk menolong mereka!

Yakobus 1:27, “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.”

Tolonglah mereka yang ada di sekeliling kita. Bukalah mata dan telinga. Siapa yang membutuhkan pertolongan kita, meskipun itu hanya untuk bercakap-cakap. Pakailah talenta yang ada pada dirimu untuk menolong sesamamu.

Ada contoh dua orang di dunia ini yang terkenal dengan kedermawanannya. Yang pertama Lady Diana dan yang kedua adalah Ibu Theresa. Dunia telah menjadikan keduanya sebagai lambang cinta kasih. Mereka berdua juga meninggal dalam waktu yang berdekatan, yakni berselang seminggu. Meskipun demikian keduanya juga berbeda.

 

Putri Diana                          Ibu Theresa

Istana                                    Biara

Busana mewah                  Pakaian suster sederhana

Makanan mewah             makanan seadanya

36 th,tinggi, cantik          87 tahun, tua, keriput

kaya                                       miskin – seadanya

Namun keduanya memiliki kesamaan, sama-sama suka menolong mereka yang benar-benar dalam kesusahan. Mereka menolong sesama manusia! Baik yang kaya, maupun yang miskin! Saudara, kita melihat bahwa ketidakpunyaan bukanlah alasan bahwa kita tidak bisa memberi. Memberi bukan hanya berarti sisi ekonomi belaka, tetapi bagaimana kita bisa memberikan hati kita.

Mother Teresa membangun Misionari Cinta Kasihnya, yang berpusat di Calcutta, India. Pekerjaannya adalah membantu yang termiskin dari yang miskin, dan mereka yang hendak mati agar mendapatkan sebuah akhir kehidupan yang layak, yang mungkin tidak pernah diterimanya sepanjang hidupnya. Semuanya dilakukan karena kasih, dan itu jauh lebih berharga daripada uang.

Mother Teresa, dalam buku A Simple Path mengatakan: “Cinta bukanlah merendahkan dan kemurahan hati, bukanlah soal belas kasihan, tetapi tentang cinta. Kemurahan hati dan cinta adalah sama – dengan kemurahan hati anda memberikan cinta, maka jangan hanya memberikan uang, tetapi ulurkanlah juga tangan anda. Ketika saya di London, saya pergi mengunjungi orang-orang gelandangan di mana para suster kami memiliki dapur umum. Seorang lelaki, yang tinggal di rumah kotak kardus memegang tangan saya dan berkata, ‘sudah begitu lama semenjak saya terakhir kali merasakan kehangatan tangan manusia.’ Yang penting adalah memperlakukan manusia seperti manusia. Itulah cinta.”

 

Pemberian juga bukan hanya dari jumlah, tetapi juga dari niat dan perhatian yang kita berikan. Justru persembahan janda miskin adalah yang paling berarti karena dia memberi dari ketidakpunyaannya. Demikian juga ketika Nabi Elia kelaparan, dan hanya janda miskin (1 Raja2 17:7-16) yang menolongnya dengan memberikan persediaan makanan terakhirnya.

Janganlah khawatir dalam memberi dari kekurangan kita. Allah akan mencukupkannya lagi bagi kita, apalagi kalau kita memberikan kepada orang yang lebih membutuhkan dari kita. Galatia 6:9 mengatakan, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus.

Pada akhir jaman, Kristus akan datang kembali sebagai Sang Hakim. Ketika Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya, Ia akan membagi semua bangsa ke dalam dua kelompok. Mereka yang memberi makan kepada yang lapar, memberi minum kepada yang haus, memberikan tumpangan kepada yang tidak mempunyai rumah, pakaian kepada yang telanjang, menghibur yang sakit dan mengunjungi yang dipenjara, kepada salah seorang dari saudaraku yang paling hina ini. Dan kelompok yang lain adalah mereka yang tidak memberikan memberikan makanan kepada yang lapar, yang tidak memberi minum kepada yang haus, yang tidak memberikan tumpangan kepada yang tidak mempunyai rumah, yang tidak memberikan pakaian kepada yang telanjang, yang tidak menghibur yang sakit dan yang tidak mengunjungi yang dipenjara, kepada salah seorang dari saudaraku yang paling hina ini.

Di sini kita kembali ke kisah Yueyue. Apa yang terjadi dengan lebih dari selusin orang yang berjalan melewatinya? Bagaimana dengan kita sendiri, ketika kita melihat ada yang kesusahan, atau ada kesulitan, apakah kita akan melewatinya begitu saja atau akan menolongnya? Mungkin di mulut, kita akan mengatakan pasti saya akan menolong, tapi dalam praktek hal ini ternyata tidak terlalu mudah. Pernahkah saudara berhenti untuk menolong orang yang mencari tumpangan di tengah jalan? Atau pernahkah saudara membantu orang yang mobilnya sedang mogok?

Mereka yang mengasihi sesamanya akan masuk ke dalam kehidupan yang kekal. Mereka yang tidak mengasihi sesamanya akan masuk ke dalam penderitaan kekal. Sudahkah saudara menolong sesama manusia? Sudahkah saudara mengasihi Kristus yang wajah-Nya tercermin di antara mereka yang paling hina tersebut? Mungkin ini juga waktu yang baik bagi GKIN untuk lebih mengembangkan Komisi Diakonia Marturia, terutama dalam mempersiapkan diri membantu mereka yang berada dalam posisi lebih sulit dari kita. Ingatlah, pertolongan bukan hanya kita berikan dalam bentuk materi, tapi juga dalam bentuk perhatian. Semoga Tuhan menguatkan kita menolong sesama kita, agar nama Kristus dimuliakan dari kekal sampai kekal. Amin.

 

Viewed 17188 times by 7230 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *