Umat Pilihan Allah

Ulangan 7:6-12

Umat Pilihan Allah

 

Khotbah hari ini akan jadi sedikit berbeda. Hari ini kita akan mendengar sebuah kisah cinta. Waktu saya sedang mempersiapkan khotbah ini, tadinya saya mengira ini adalah bagaimana Israel menjadi umat pilihan Allah. Tetapi sebenarnya hal ini lebih dari itu. Kisah kita hari ini adalah sebuah cerita cinta antara Allah dan Israel.

Apakah saudara bisa melihat kisah cinta dalam bacaan kita dari kitab Ulangan ini? Mungkin ada yang berpikir, “Pendeta sedang kasmaran, makanya melihat kisah cinta.” Mari kita lihat bersama cerita kita hari ini.

Ini adalah kisah cinta karena kita bisa melihat apa alasan Allah mengasihi Israel. Sebenarnya alasan cinta Allah ini hampir sama dengan alasan seseorang mencintai pasangannya. Saudara-saudara, mengapa saudara mencintai orang yang menjadi pasangan hidup saudara?

Ada sebuah pepatah yang ditulis oleh Salomo dalam kitab Amsal. Salomo mengatakan dalam Amsal 30:18-29 “Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti: jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.” Salomo tidak mengerti mengapa laki-laki bisa memilih seorang gadis, atau kita juga bisa mengatakan Salomo tidak mengerti mengapa perempuan memilih laki-laki. Cinta adalah sebuah misteri. Banyak ilmuwan yang berusaha meneliti tentang cinta, tentang sifat dan hormon, bagaimana manusia memilih pasangannya.

Burung merak betina memilih pasangannya berdasarkan indahnya ekor yang ditunjukkan oleh merak jantan. Semakin indah dan berwarna ekor jantan, semakin menarik dia di mata betina.

Singa betina memilih singa jantan yang memiliki rambut lebih tebal daripada singa lainnya.

Menurut Charles Darwin, situasi ini juga berlaku untuk manusia. Salah satu faktor yang mendasar dalam sifat manusia adalah mencari pasangan hidup untuk meneruskan garis keturunannya. Tetapi hal ini tidak 100% terbukti benar. Manusia sudah banyak berkembang dari memenuhi kebutuhan dasarnya. Manusia memiliki kemampuan untuk bertindak lebih dari apa yang Darwin katakan sebagai seleksi alam.

Menurut sebuah penelitian, perempuan lebih pemilih daripada laki-laki. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antara sel telur yang memiliki waktu terbatas dalam pembuahan yang sempurna dibandingkan sperma yang lebih banyak jumlahnya. Menurut penelitian ini, perempuan cenderung memilih pasangan yang menunjukkan seseorang yang bisa melindunginya, atau memberinya keturunan. Ini menjelaskan kenapa perempuan tertarik kepada laki-laki yang sudah memiliki anak. Perempuan juga tertarik kepada laki-laki yang tinggi dan berdada bidang karena insting dasar untuk merasa dilindungi. Tetapi, kompleksitas manusia membuat perempuan memiliki lebih banyak faktor yang diikutkan dalam seleksi untuk memilih pasangannya. Faktor yang diperhitungkan bukan hanya lagi faktor keturunan. Kita bisa melihat faktor kesuksesan, uang, kepintaran, dan yang lebih utama, kasih sayang. Intinya, pemilihan pasangan juga ditentukan atas faktor apa yang bisa kita beri dan terima.

Pada masa ini kita melihat bahwa manusia berpasangan tidak hanya untuk meneruskan garis keturunannya. Manusia juga hidup untuk saling mencintai dan saling mengasihi, dengan atau tanpa keturunan. Kita juga melihat manusia yang memilih pasangan sejenis, atau tidak menikah.

Tetapi hari ini kita tidak bicara mengenai Darwin, seleksi alam, atau bagaimana kita memilih pasangan. Tema hari ini adalah tentang kasih Allah memilih Israel. Kita lihat dalam bacaan hari ini, Allah memilih Israel bukan karena apa yang Israel miliki, melainkan apa yang Tuhan ingin berikan kepada Israel. Kisah cinta Allah dan Israel adalah kisah cinta abadi yang tidak bisa kita mengerti.

Kenapa Tuhan memilih Israel sebagai umatNya? Pertama bukan karena Israel adalah bangsa yang besar. Israel adalah sebuah suku nomaden yang tidak punya tempat tinggal. Mereka kecil karena hanya berasal dari satu garis keturunan saja.

Allah mengasihi Israel karena perjanjian yang dibuat antara Abraham dan Allah. Kesetiaan Allah ini juga sering diminta di dalam keluarga. Kesetiaan Allah terhadap Israel adalah contoh yang digunakan untuk kesetiaan suami dan isteri. Ayat Alkitab hari ini juga menyebutkan 4 kali kata kesetiaan.

Kata setia berasal dari kata Ibrani “aman”. Kata “aman” (“veilig”) dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab, yang juga memiliki akar sama dengan bahasa Ibrani. Rasa aman memiliki kedekatan dengan kata setia. Dalam bahasa aslinya, “aman” berarti “untuk membangun, mendukung, merawat seperti orangtua, percaya,. Kata aslinya mengandung arti memberi kestabilan dan keyakinan, seperti seorang bayi yang merasa nyaman di dalam pelukan orangtuanya. Kesetiaan inilah yang memberi rasa “aman.”

Kenapa kita bisa menyebut Allah sebagai yang setia? Karena Allah setia keada janjinya. (Mazmur 105:8, 42). Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan… sebab Ia ingat akan firman-Nya yang kudus, akan Abraham, hamba-Nya.” Kesetiaan Allah tetap dan abadi, bahkan ketika Abraham sudah tidak ada lagi.

Sayangnya, kesetiaan Allah tidak dibayar serupa oleh Israel. Israel sering menyeleweng dan lari dari Allah. meskipun begitu, Allah masih tetap setia. Bahkan usaha terakhir yang dilakukan Allah adalah memberikan anakNya satu-satunya kepada manusia. Ini adalah bukti kesetiaan Allah kepada orang-orang yang dikasihiNya.

Pesan apa yang bisa kita ambil dari bacaan hari ini?

Pertama, Allah memilih Israel, dan kemudian kita semua, bukan karena apa yang bisa kita tawarkan kepada Allah, melainkan karena kasih Allah semata-mata. Salomo mengatakan bahwa cinta adalah misteri. Mengapa Allah memilih Israel sebagai pasanganNya? Mengapa Allah memberikan kesetiaanNya kepada keturunan Abraham? Hukum seleksi alam tidak bisa menjawabnya, karena tidak ada yang bisa kita tawarkan kepada Allah. Namun, kita bisa mengatakan bahwa Allah mengasihi kita karena Allah memang adalah kasih. Ini adalah sebuah unconditional love.

Yang kedua yang ingin kita ihat hari ini adalah masalah kesetiaan. Kesetiaan adalah sesuatu yang sangat berharga dalam dunia ini. Kesetiaan dalam menjaga rahasia seorang sahabat, kesetiaan dalam menolong teman, kesetiaan terhadap suami atau isteri di tengah godaan dunia, atau kesetiaan terhadap Allah di dalam situasi apapun dalam hidup kita.

Kesetiaan adalah sebuah hal yang sangat berharga. Coba kita ambil contoh dalam kisah suami isteri. Ketika seseorang menjatuhkan pilihannya kepada orang yang dikasihinya, maka kesetiaan adalah sesuatu yang diharapkan dan ditawarkan. Salah satu kata adalah setia dalam suka dan duka, sakit dan sehat, kaya dan miskin, sampai maut memisahkan. Kesetiaan ini adalah kesetiaan yang melebih kasih terhadap diri sendiri. Kita menjadi bahagia ketika pasangan kita bahagia.

Tetapi dalam dunia dengan godaan, maka banyak hal yang kita bisa katakan sebagai alasan untuk tidak setia. Apa alasan yang anda berikan ketika anda tidak setia kepada pasangan anda? Yang lebih penting lagi, apa alasan yang anda berikan kepada diri anda sendiri ketika anda berlaku tidak setia, bukan hanya kepada pasangan, tapi juga terhadap janji, pekerjaan, atau komitmen anda sendiri? Alasan yang sering kita dengar untuk tidak setia adalah, “sekali ini saja”, “dia tidak akan terluka”, “dia tidak akan tahu”, “dia tidak sayang lagi padaku”, “orang baru ini lebih baik.” Alasan yang diberikan untuk membagi cinta bagi 4 isteri adalah “asal bisa berlaku adil,” di mana tidak ada satu manusiapun yang bisa berlaku adil.

Alasan apapun yang ada berikan ketika saudara tidak setia pertama kali anda berikan untuk diri anda sendiri, baru untuk orang lain. Anda berusaha membohongi diri sendiri, dan akhirnya tindak ketidaksetiaan pertama kali melukai diri anda sendiri.  Kesetiaan adalah sesuatu yang sangat berharga, dan perlu kita jaga. Dengan setia kepada orang lain, janji, pekerjaan, kita juga melindungi diri sendiri. Berlaku setia adalah penting di dalam sebuah hubungan, termasuk hubungan kita dengan Allah.

Tetapi di sini kita masuk ke dalam pesan ketiga. Ini adalah pesan yang mengatakan bahwa Allah akan membinasakan orang yang membenci Dia. Allah mengatakan bahwa “tetapi terhadap diri setiap orang dari mereka yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu.”(ayat 10) apa maksudnya hal ini? Ini adalah pesan bahwa ikatan terhadap Allah menjadi berakhir bukan ketika orang menghianati, melainkan kalau orang membenci Allah. Lalu, pesan yang jelas juga adalah bahwa Allah sendiri yang akan mengambil tindakan terhadap orang yang membencinya. Kadang-kadang ada pasangan yang lebih cemburu, lalu membalaskan

Ada orang yang menyalahgunakan ayat ini dan berpikir bahwa dia bisa mengambil jalan Allah dan menghakimi sendiri orang yang membenci Allah. Pasangan yang over-protektif bisa mengambil alih masalah dengan tangannya sendiri.

Belakangan ini saya banyak menonton serial Smallville. Ini adalah serial mengenai masa muda Clark Kent, sebelum dia menjadi Superman. Di dalam episode ini, Clark selalu mengatakan bahwa hanya dia yang bisa menyelesaikan masalah yang timbul. Dia selalu mengingatkan pacarnya, Lana Lang, untuk tidak membalas dendam kepada musuh abadi Superman, yaitu Lex Luthor. Lana  akhirnya memilih untuk membalaskan Clark dan berurusan dengan Luthor sendiri. Pada akhirnya Lana terjebak menjadi orang yang melakukan kekerasan, hanya untuk membela Clark. Pada sebuah cerita, Lana bahkan menjadi isteri Luthor untuk melindungi Clark. Ini adalah suatu hal yang justru membuat Clark terluka.

Cerita ini mungkin tidak sama dengan cerita Allah yang melakukan pembalasan, namun ini adalah contoh bagaimana orang berusaha bertindak atas nama orang yang mereka kasihi. Dalam hal agama, kita juga melihat bahwa banyak orang yang melakukan kekerasan atas nama agama. Orang membunuh atas nama Tuhan. Kekristenan juga memiliki dosa yang sama di abad pertengahan. Sekarang kita memiliki teroris yang selalu bertindak atas nama Tuhan. Karena itulah, Allah mengatakan bahwa Dia yang akan membalas sendiri dan tidak menyuruh kita untuk melakukan hal itu. Pembalasan adalah hak Allah.

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus, pesan hari ini mengajarkan kita tentang umat pilihan Allah. Allah memilih umatNya berdasarkan kasihNya, dan Allah tetap setia kepada janjiNya. Begitu besarnya kasih Allah sehingga Ia mengaruniakan anakNya yang tunggal untuk kita. Dan kasih Allah itulah yang akan kita ingat kembali melalui Perjamuan Kudus yang akan kita rayakan nanti. Kiranya kita juga bisa menghargai perjanjian ini, setia kepada Allah, sebagaimana Dia tetap setia kepada kita. Amin.

Viewed 13355 times by 4380 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *