Perjamuan Kudus Sebagai Meja Persekutuan

Khotbah Minggu

1 Korintus 11:17-34
Pada malam waktu Tuhan Yesus diserahkan, Dia mengadakan perjamuan makan terakhir dengan murid-muridNya. Dia mengambil roti, mengucap syukur atasnya, memecahkannya, lalu membagikannya. Demikian juga dengan anggur, Tuhan Yesus mengambil cawan, mengucap syukur atasnya, menuang anggur ke dalamnya, dan membagikannya.

Ketika Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang laki-laki (jadi jumlah yang diberi makan lebih dari 5000 orang karena dengan perempuan dan anak-anak), Tuhan Yesus mengambil 5 roti dan 2 ikan, mengucap syukur, dan memecah-mecahkannya, lalu membaginya.

Ketika Tuhan Yesus berjalan dengan dua murid di Emaus, setelah dia bangkit dari kubur, Cleopas dan temannya, murid Tuhan Yesus, tidak mengenaliNya. Ketika Tuhan Yesus mengambil roti, mengucap syukur atasnya, memecah-mecahkannya, lalu membaginya, barulah kedua murid itu mengenali Yesus.

Saudara-saudara, Tuhan Yesus melakukan hal ini lebih dari satu kejadian. Tradisi ini kemudian terus dilanjutkan di dalam gereja di seluruh dunia. Tradisi yang nanti juga akan kita laksanakan sesudah khotbah ini adalah sebuah perjamuan yang memiliki makna yang sangat dalam. Tuhan Yesus berkata, “Lakukanlah ini sebagai peringatan akan aku!” Hanya ritual inilah yang diminta Tuhan Yesus untuk kita lakukan, untuk mengingatNya. Apa artinya peringatan ini?

Tuhan Yesus mengambil roti, mengucap syukur atasnya, memecah-mecahkannya, lalu membagikannya.

Roti. Roti adalah lambang kehidupan. Roti bukanlah satu-satunya makanan pokok di dunia ini, tetapi itu adalah makanan utama di masa Tuhan Yesus dan para murid. Mungkin buat orang Indonesia, nasi, ubi, atau sagu adalah lambang yang lebih tepat. Roti dan perjamuan makan melambangkan kebersamaan. Dalam tradisi Yahudi, makan adalah saat yang sakral, apalagi Tuhan Yesus dan para murid merayakan makan malam Paskah. Malam itu mereka merayakan bersama pembebasan Israel dari tanah Mesir. Ini adalah makan besar, seperti tradisi thanksgiving di Amerika Serikat, di mana mereka mengundang tamu dan juga orang yang membutuhkan. Seluruh keluarga berkumpul, dan piring, gelas, dan garpu, pisau makan terbaik akan dikeluarkan dari lemari untuk acara ini.

Buat orang Belanda, kita bisa membandingkan makan malam ini dengan kerstdinner, di mana orang-orang dekat keluarga akan diundang untuk makan bersama. Buat orang Indonesia, makan malam spesial ini dilakukan berbeda-beda dalam berbagai tradisi. Di tradisi Batak, makan malam besar dilakukan pada malam tahun baru. Buat orang keturunan Chinese, makan malam Tahun Baru Cina adalah makan yang terbesar. Buat orang Betawi, makan bersama terbesar adalah waktu Lebaran.

Lalu apa artinya? Tuhan Yesus mengambil roti pada waktu perjamuan makan malam. Makan malam khusus adalah waktu yang sangat penting. Makan bersama adalah sebuah pesta kegembiraan. Anda juga menunggu sampai semua orang komplit duduk di meja, baru memulai makan bersama. Makanan dan minuman yang disajikan memang perlu, namun yang lebih penting lagi adalah perasaan nyaman bersama dengan orang-orang yang anda kasihi. Anda tidak akan mengundang orang yang tidak dikenal dalam makan malam keluarga seperti ini. Karena itu, makan malam ini dilakukan di meja bersama dengan orang-orang yang ada kasihi, dengan saudara-saudara yang anda sayangi.

Di Cina, Jepang dan Korea, anda hanya bisa melakukan bisnis ketika anda sudah saling kenal dan sudah ada di meja makan. Anda tidak akan bisa melakukan bisnis dengan mereka kalau anda belum duduk satu meja makan dengan mereka.\

Di beberapa gereja, Perjamuan Kudus dilakukan di meja, orang datang ke depan dan duduk bersama di meja, lalu menerima perjamuan bersama. Ini berarti kita semua diundang untuk datang bersama dengan saudara-saudara kita, bersama dengan orang-orang di dalam kasih. Namun, di dalam gereja, hal ini kadang-kadang sulit dilakukan. Kita juga memiliki kedongkolan, atau kemarahan terhadap saudara-saudara kita yang menurut kita bersalah kepada kita. Undangan Perjamuan mengajak kita untuk merenungkan kembali apa makna dari datang ke Meja Tuhan.

Paulus menulis surat ini kepada Jemaat di Korintus. Pada waktu itu mereka salah menangkap makna perjamuan kudus. Mereka mengira makan bersama yang dilakukan ini adalah sebuah pesta Yunani, yang juga normal dilaksanakan pada masa itu. Karena itu, orang-orang kaya dalam Jemaat tidak akan segan untuk makan lebih dulu, dan juga menghabiskan makanan tersebut tanpa menunggu yang lain. Karena itu Paulus meminta semua orang makan dulu di rumah. Pada waktu itu, mereka juga menghabiskan anggur sendiri tanpa menunggu yang lain sehingga mereka juga menjadi mabuk. Paulus memperingatkan orang untuk tidak melakukan hal ini. Tujuan makan bersama ini bukanlah mengenyangkan perut, melainkan kebersamaan dengan saudara-saudara di meja makan. Kebersamaan bersama saudara-saudara yang kita kasihi.

Tuhan Yesus mengambil roti, mengucap syukur atasnya, memecah-mecahkannya, lalu membagikannya.

Mengucap syukur. Umumnya pada waktu makan malam seperti ini anda akan mengucap syukur atas berkat yang saudara terima. Anda mengucap syukur atas apa yang terjadi pada hidup anda. Karena itu, tradisi makan bersama dilakukan dalam perayaan Tahun Baru, entah itu tahun baru Imlek, tahun baru Masehi, atau tahun baru Syawal. Dan ini juga alasan mengapa kita akan mengadakan kebaktian tutup tahun di akhir 2011 ini, untuk mengucap syukur atas semua penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita. Demikian juga kita memulai perjamuan kita dengan mengucap syukur atas berkat Tuhan atas kehidupan kita, karena Dia telah memberikan DiriNya sendiri untuk menebus dosa kita.

Tidak semua orang mengucap syukur atas apa yang terjadi dalam hidupnya. Kadang-kadang kehidupan kita mungkin terasa berat sehingga kita merasa berat untuk mengucap syukur. Atau, ada juga orang yang hidupnya terlalu enak sehingga dia lupa untuk mengucap syukur. Tuhan Yesus mengucap syukur atas makanan yang tersedia dan juga persekutuan yang ada. Tindakan Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk mengucap syukur atas apa yang telah kita peroleh.

Tuhan Yesus mengambil roti, mengucap syukur atasnya, memecah-mecahkannya, lalu membagikannya.

Bagian selanjutnya dalam tradisi ini adalah bagian memecahkan roti dan membaginya kepada semua orang yang ada di meja.

Kalau saudara pergi ke restoran Chinese, dan memesan Chinese thee, biasanya mereka akan membawa satu poci teh dan anda menuang sendiri ke cangkir anda. Kebiasaan baik yang saya amati dari jemaat kita adalah kita juga saling melayani dengan saling mengisi cangkir teman semeja kita. Kita saling berbagi. Di beberapa kultur, misalnya Indonesia, membagi makanan di atas meja bukanlah hal yang aneh. Tidak jarang orang menawarkan makanannya kepada yang lain, bukan supaya dia juga mendapat makanan dari orang lain, namun supaya orang lain bisa berbagi rasa makanan yang dipesannya. Saling berbagi juga mempererat rasa persaudaraan.

Saya pernah makan ke restoran Etiopia, untuk yang pertama kali di Amsterdam, dan mereka makan dari sebuah piring besar, di mana semua makanan: misalnya sayur, daging, ditaruh di atas roti besar seukuran piring tersebut. Lalu semua orang makan dari piring yang sama dengan saling berbagi. Di kampung saya, saya ingat dulu setiap pesta besar, kami juga makan bersama – biasanya antara 3-4 orang, per piring besar. Kami makan, seperti juga di restoran Etiopia itu, bukan dengan sendok atau garpu, melainkan dengan tangan. Jadi anda bertukar rasa tangan manusia lain yang membagi piring dengan anda. Karena itu, makan bersama hanya bisa dilakukan di antara saudara. Ada kedekatan yang lain ketika anda berbagi makanan dari piring yang sama.

Saudara-saudara,

Tuhan Yesus mengambil roti, mengucap syukur atasnya, memecah-mecahkannya, lalu membagikannya. Lalu Ia mengambil cawan, sesudah makan, dan di dalam Matius 26:26-29, Tuhan yesus mengucap sukur, lalu memberikannya kepada murid dan berkata, “Inilah darahku yang dituangkan bagi pengampunan dosa kita.”

Di dalam Perjanjian Lama, anda hanya bisa menerima pengampunan dosa setelah anda membayarnya dengan darah: biasanya darah hewan korban bakaran. Darah Yesus adalah darah Sang Domba Kudus yang cukup sekali tertuang untuk menghapus semua dosa kita. Ketika kita menerima anggur, sebagai lambang darah Kristus, kita menerima penyucian diri dari dosa.

Perjamuan Kudus adalah sebuah hal yang sangat indah dan intim, karena dia dilakukan di waktu paling penting bagi manusia, “pada waktu makan.” Kita mengadakan perjamuan makan hanya dengan rekan-rekan kita, dengan saudara-saudara, atau orang-orang yang kita kasihi. Karena itu, ketika kita maju nanti ke depan, kita maju sebagai saudara seiman, yang sama-sama telah menerima pengampunan dosa, mengingat berkat dan kehidupan Tuhan Yesus dalam kehidupan kita, dan merayakan persekutuan kita dengan yang lain.

Di dalam tradisi Protestan kita mengenal dua sakramen, baptisan dan Perjamuan Kudus. Baptisan adalah sesuatu yang personal karena kita menerimanya sebagai seorang pribadi.

Perjamuan Kudus, adalah sesuatu yang sifatnya bersama, kita melakukannya bersama sebagai saudara satu persekutuan yang sudah diampuni dosa dan saling mengasihi. Ketika anda merasakan nikmatnya perjamuan, maka anda juga merasakan nikmatnya persekutuan dengan saudara seiman. Karena itu hendaklah kita memeriksa diri kita apakah kita sudah layak maju ke meja persekutuan ini, dan saling menerima seorang saudara dengan yang lain.

Ketika kita nanti merayakan Perjamuan Kudus, ingatlah apa yang Tuhan Yesus lakukan berulang kali, dan kemudian ditiru oleh para murid dan seluruh gereja di dunia untuk mengingat Kristus.

Tuhan Yesus mengambil roti: yaitu lambang kehidupan kita, sumber kehidupan pokok. Lalu Yesus mengucap syukur atasnya: yaitu lambang untuk selalu mengucap syukur atas berkat kehidupan yang kita terima. Lalu Yesus memecah-mecahkannya dan membagikannya: yaitu lambang kebersamaan kita sebagai sebuah persekutuan. Kemudian Tuhan Yesus memberikan anggur sebagai lambang penghapusan dosa kita. Kita melakukan ini untuk mengingat apa yang telah dilakukan Yesus 2000 tahun yang lalu, dan juga merasakannya kembali dalam kehidupan kita pada ini. Marilah kita siapkan hati kita untuk melaksanakan Perjamuan Kudus. Amin.

 

Viewed 29690 times by 11690 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *