Datanglah Kamu yang Haus

Khotbah Minggu

Yohanes 7:33-38

“Datanglah kamu yang haus”

“Orang yang haus hendaklah datang kepadaKu untuk minum. Mengenai orang yang percaya kepadaKu, tertulis dalam Alkitab, “Dari dalam hatinya mengalirlah aliran-aliran air yang memberi hidup.” (Yoh. 7:37b-38)

Saudara-saudara,

Minggu ini kita memasuki masa minggu penantian sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan sebelum turunnya Roh Kudus (Pentakosta) minggu depan. Dalam bahasa Belanda, minggu ini dinamakan juga Weeszondag karena minggu ini bisa dibandingkan dengan perasaan yatim piatu di bumi. Pada saat ini, kita memperingati murid-murid Kristus yang sedang menantikan Roh Penolong. Sungguh sebuah minggu yang membuat murid-murid agak sedikit tegang dan rindu akan pimpinan Roh Penolong yang dijanjikan Yesus.

Hal menunggu ini bisa kita samakan juga seperti orang yang sedang haus. Pernahkah anda kehausan? Maksud saya dengan kehausan bukan hanya ingin minum, namun haus dengan tenggorokan yang kering, bibir yang kering, ludah yang mengering, dan susah untuk bicara lagi. Maksud saya adalah apakah anda pernah benar-benar kehausan? Apa yang anda rasakan, dan apa yang akan anda lakukan kalau anda betul-betul menginginkan sesuatu yang bisa menyelamatkan hidup anda? Tahukah anda apa yang terjadi ketika anda kehausan?

Ada tiga jenis kehausan yang saya kenal, yang mungkin saudara juga tahu.

Yang pertama adalah kehausan karena tubuh kekurangan cairan. Cirinya adalah rasa haus, lalu kelelahan yang tidak bisa dijelaskan, air mata yang berkurang,mulut kering, dan juga imsomnia. Ketika anda kekurangan 5-6% cairan tubuh anda menjadi grogi, mengantuk, jantung berdebar lebih cepat, suhu tubuh naik. Buat orang tua, rasa haus itu tidak begitu dirasakan, tetepi dehidrasi tetap berlanjut. Efeknya untuk tubuh: Cara mengatasinya: minum 2 liter air per hari..

Jenis haus yang kedua adalah “Haus Kasih Sayang”. Haus kasih sayang adalah suatu kondisi di mana seseorang merasakan kekurangan kasih sayang. Cirinya adalah: suka cari perhatian, perasaan lebih sensitif dari biasanya, tiba-tiba suka merasa sedih, merasa tidak ada yang suka pada dirinya. Yang terjadi pada orang yang haus kasih sayang adalah ketidakperdulian terhadap diri sendiri, pertumbuhan mental yang kurang baik, dan kecenderungan ingin membuktikan bahwa dirinya bisa membuat orang lain sayang kepadanya. Cara mengatasinya: Perhatikanlah siapa yang tulus menyayangi anda, dan mulai memberikan kasih sayang juga kepada orang lain.

Ketiga: Haus Rohani/Spiritual. Haus rohani adalah suatu kondisi di mana seseorang merasakan ada yang kurang pada jiwanya (kebutuhan spiritualnya). Cirinya adalah: kehilangan tujuan hidup, tidak tahu apa arti dari hidup, merasa kekosongan pada dirinya meskipun banyak hal sudah dicapai, tidak bisa menikmati hidup. Yang terjadi pada orang yang haus spiritual adalah mereka berada dalam proses pencarian dalam hidupnya, berpikiran terbuka namun tidak mudah diyakinkan, . Cara mengatasinya: datanglah kepada Yesus!

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Haus adalah salah satu bahasa simbol yang digunakan dalam Alkitab. Kalau dehidrasi air membuat seluruh fisik kita memikirkan air, maka dehidrasi spiritual menyebabkan kita mencari arti yang lebih dalam lagi dari hidup kita. Pemazmur mengungkapkannya dalam Mazmur 42:1 “Seperti rusa   yang merindukan sungai yang berair,  demikianlah jiwaku merindukan  Engkau, ya Allah.” Atau Mazmur 143:6: “Aku menadahkan tanganku  kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. ).

Jiwa yang haus dan merindukan Allah akan mencari air kehidupan yang ditawarkan Yesus.

Tuhan Yesus berkata, “Orang yang haus hendaklah datang kepadaKu untuk minum. Mengenai orang yang percaya kepadaKu, tertulis dalam Alkitab, “Dari dalam hatinya mengalirlah aliran-aliran air yang memberi hidup.” (Yoh. 7:37b-38). Waktu itu, Yesus mengucapkan ketika mereka sedang merayakan Hari Raya Pondok Daun (Imamat 23:34). Ini adalah sebuah perayaan besar bagi orang Yahudi. Pesta Pondok Daun ini adalah sebuah hari besar yang dirayakan selama 8 hari. Dalam akhir perayaan, Imam Besar akan pergi ke kolam Siloam, lalu membawa tempat air dari emas, mengambil air dari kolam tersebut dan menuangnya di altar pengurbanan di Bait Allah.  Pada saat itu, kaum imam yang lain akan meniup terompet dan orang-orang akan berteriak, “Dengan sukacita engkau mengambil (Yesaya 12:3). Mereka akan menari dan menyanyi. Tepat di akhir perayaan seperti ini, Tuhan Yesus bangkit berdiri dan mengatakan, “Orang yang haus hendaklah datang kepadaKu untuk minum.”

Tuhan Yesus menawarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa air yang berasal dari kolam Siloam. Dia mau menunjukkan bahwa DiriNya adalah jalan untuk memperoleh memperoleh air hidup. Di dalam Yohanes 4:13-14, Yesus berkata “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Ini artinya, Yesus adalah air yang hidup.

Apa artinya perkataan Yesus ini bagi kita?

Pertama, Tuhan Yesus berkata, “Orang yang haus, hendaklah datang kepadaku untuk minum.” Ini artinya, orang yang hauslah yang akan merasakan nikmatnya air hidup yang ditawarkan Yesus. Orang yang tidak hauspun tentunya memerlukan air. Maksudnya, mereka yang kekeringan akan betul-betul bersyukur untuk air hidup ini.  Seperti apa rasa haus ini?

Ada seorang murid datang kepada gurunya dan bertanya persis mengenai hal ini, “saya haus dan rindu akan Kristus dalam hidup saya, tapi saya tidak bisa menghargai apa yang bapak ajarkan kepada saya.” Sang guru mengajaknya pergi ke sebuah sungai, lalu berdiri di tempat yang agak dalam, sang guru meminta muridnya untuk memasukkan kepalanya dalam air. Lalu ketika dia memasukkan kepalanya, sang guru memegangi kepalanya. Setelah satu menit, muridnya mulai memberontak mencari udara. Setelah satu setengah menit, perlawanan muridnya semakin lemah. Akhirnya guru mengangkat kepalanya lagi dan berkata, “Ketika engkau merindukan Kristus seperti oksigen tadilah maka kamu akan betul-betul menghargai Air yang Hidup.”

Oom saya pernah bekerja sebagai kapten kapal. Ketika dia sedang berlayar ke Amerika, kapalnya dibajak orang dan mereka dipaksa untuk terjun ke laut bebas. Oom saya terapung selama 3 hari dan minum dari air hujan saja. Dia tidak suka ketika ada orang yang tidak menghargai air minum, karena dia tahu rasanya membutuhkan air.

Intinya, kita harus merindukan pengajaran Yesus seperti orang yang haus akan FirmanNya.

Kedua, kita harus percaya kepadaNya, bahwa dia bisa memuaskan dahaga kita. Banyak dari kita, terutama orang muda, berusaha menemukan hal lain untuk memuaskan dahaga kita tentang tujuan hidup. Salomo juga melakukan hal ini. Di dalam kitab Pengkhotbah, Salomo mengatakan bahwa dia mencoba menyenangkan jiwanya dengan anggur (Pengkotbah 2:2), tetapi tidak berhasil. Lalu dia mencoba memuaskan diri dengan prestasi: melakukan pekerjaan besar, mendirikan rumah, menanam kebun anggur, kebun, taman, kolam, (pengkotbah 2:4-6). Salomo juga berusaha memuaskan dirinya dengan kuasa dengan membeli budak laki dan perempuan (Pengkotbah 2:7), memuaskan diri dengan kekayaan dengan mengumpulkan emas dan perak, harta benda, bahkan banyak gundik (2:8), namun tetap tidak berhasil. Dia bahkan berpaling juga pada pengetahuan dan meminta hikmat (2:12), namun dia melihat nasib orang berhikmat dan bodoh pun sama-sama akan meninggal dunia. Karena itu dia mengatakan segala sesuatu adalah sia-sia. Pada akhirnya Salomo berkata, “Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Allah? Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan” (2:25-26a).

Intinya, Salomo menunjukkan bahwa semua hal dunia yang kita usahakan di luar Allah akan membawa kekecewaan. Kita belajar, bahwa hanya dalam Kristuslah kita akan memperoleh air hidup sejati.

Saudara-saudara terkasih dalam Kristus, kalau anda punya tanda-tanda orang yang kehausan rohani seperti yang saya bilang di awal tadi, yaitu: kehilangan tujuan hidup, tidak tahu apa arti dari hidup, merasa kekosongan pada dirinya meskipun banyak hal sudah dicapai, tidak bisa menikmati hidup; Maka Yesus adalah air yang bisa memuaskan dahagamu.  Apabila saudara tidak pernah bisa puas, seperti Salomo yang memiliki segala-galanya, berarti anda masih membutuhkan air yang hidup, yaitu Kristus,

Buat mereka yang mengenal orang-orang yang kehausan tadi, maka saudara juga perlu membawa mereka ke air yang benar, supaya mereka bisa mengambil dan memilihnya sendiri. Saudara tidak perlu memasukkan air itu ke mulut mereka, tetapi saudara hanya perlu berkata, ada air yang akan memuaskan dahaga kamu, air itu adalah Yesus. Amin.

Viewed 19409 times by 5153 viewers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *